“Bertolong-tolonglah
menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” (Galatia 6:2)
Saat Michael Jordan baru saja memulai
karirnya dan dikenal oleh masyarakat luas, ia dipilih untuk memperkuat tim
‘Chicago Bulls’, yang pada saat itu bukanlah tim yang dipandang dan sering
memenangkan pertandingan. Namun, karena
permainan basketnya yang dinilai sangat baik dan menonjol dari anggota timnya
yang lain, banyak pemain
lain yang iri akan popularitasnya. Bahkan,
saat bertanding dengan tim ‘Milwaukee Bucks’, teman satu timnya tidak mau mengoper bola dan
sengaja mengacuhkannya. Pada
akhirnya ‘Bulls’ kehilangan kesempatan playoff dan timnya menjadi kalah.
Sahabat, bahkan pemain sehebat
Michael Jordan pun butuh untuk berkolaborasi dalam sebuah tim untuk mencapai
kesuksesan. Karena sebuah tim dibentuk oleh orang-orang dengan fungsi dan peran
yang berbeda-beda sehingga dapat saling melengkapi. Tak perlu minder atau iri dengan kelebihan
orang lain, karena kita ditempatkan dengan peran yang berbeda namun untuk
tujuan yang sama. Tuhan menciptakan
manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan sesamanya dan saling
menolong. Pun kita diciptakan Tuhan
dengan keahlian yang berbeda-beda. Ia
rindu agar dengan keahlian yang berbeda-beda itulah kita boleh saling membantu
satu sama lain.
Kita perlu menyadari bahwa kita bukanlah satu-satunya orang hebat yang membawa kesuksesan pada kelompok atau atau tim kerja kita. Kita perlu belajar mendengar pendapat orang lain dan menghargainya, memberikan orang lain kesempatan untuk memimpin dan mendukung keputusan bersama yang sudah dibuat. MJ sendiri tidak merasa bahwa timnya, Chicago Bulls tidak berarti tanpa dirinya. Karena ia tahu, kesuksesan tim nya bukanlah karena kehebatannya semata-mata, namun kerja keras seluruh anggota timnya. Jadi, marilah kita belajar untuk memaksimalkan potensi yang sudah Tuhan taruh dalam hidup kita dan menjadi rendah hati untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Dengan demikian, kita bisa memuliakan nama Tuhan dan menjadi berkat di manapun Tuhan tempatkan kita.
No comments:
Post a Comment