Search

30.9.20

BERKORBAN

 

Roma 5:8 (TSI)

Tetapi Kristus mati bagi kita ketika kita masih hidup sebagai orang berdosa yang memusuhi Allah.  Dengan begitu, Allah sudah menunjukkan bahwa Dia sangat mengasihi kita.

 

Seorang public figure menyamar menjadi seorang dengan gangguan jiwa dan berjalan-jalan di pinggir jalan.  Ia ingin mengetahui bagaimana respon masyarakat atas kondisi tersebut.  Ia menyamar memakai pakaian lusuh yang kotor, wig rambut gimbal, serta make up muka dan seluruh badan agar seakan terlihat seperti nyata.  Ia mulai ber-akting berjalan di pinggir jalan dan meminta belas kasihan orang sekitar.  Setelah mengalami berbagai penolakan, akhirnya ada seorang ibu pemulung yang berbelas kasihan dengan memberikan makanan yang semula sudah ia siapkan untuk anaknya.  Ia pun ikut duduk dan menemani sang public figure ini makan.  Merasa tersentuh dengan kebaikannya, akhirnya ia membuka penyamarannya.  Singkat cerita, ia memutuskan untuk membantu ibu tersebut dengan memberikan sebagian dari yang sedang sang ibu butuhkan.

Allah pun rela “menyamar” menjadi manusia, membantu menyelesaikan masalah masyarakat sekitar, bahkan lebih dari itu, ia akhirnya mati dan bangkit untuk menebus dosa semua manusia di atas kayu salib.  Ia melakukannya karena kasihNya yang besar kepada kita dan Ia melakukannya di saat manusia masih belum menyadari dosa-dosanya.

Kasih yang sejati diuji saat orang yang kita kasihi belum melakukan hal yang baik terlebih dulu untuk kita.  Kasih yang sejati diberikan kepada orang yang bahkan tidak layak menerimanya.  Mengasihi berarti berkorban dan mau mengambil resiko jika orang yang kita kasihi tidak membalas kebaikan kita atau bahkan melakukan yang sebaliknya.  Allah, yang adalah kasih, telah menunjukkannya bagi kita, dan Ia mau agar kita melakukannya juga untuk orang lain.  Sudahkah kita mengasihi, sama seperti Yesus mengasihi?

 

Kasih yang sejati diuji saat  kita memberikannya pada orang yang sebenarnya tidak layak menerimanya.

No comments:

Post a Comment