Search

23.9.07

Menjaga Kesehatan Itu Penting

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Roma 12:1.

Menjaga kesehatan tubuh adalah sesuatu hal yang terkadang dianggap sepele dan tidak penting. Namun jika kita mengetahui kebenaran Firman Tuhan bahwa tubuh kita adalah bait Allah yang harus kita jaga, kita pasti akan menjaga kesehatan tubuh kita untuk kemuliaan Tuhan.

Seringkali kita hidup seenaknya, dengan pola hidup dan pola makan yang tidak teratur. Secara tidak sadar, pola hidup seperti itu akan menimbulkan sebuah kebiasaan buruk yang dapat mengancam kesehatan kita.
Kalau kita rindu untuk dipakai Tuhan dan menjadi alatNya, menjaga kesehatan dengan pola hidup yang teratur adalah hal yang seharusnya kita lakukan. Karena bagaimana kita bisa menjadi berkat bagi sesama jika kita lemah dan sakit-sakitan?

Roma 12:1 dalam versi The Message berkata “Bawalah kehidupan sehari-harimu, yakni tidur, makan, pergi bekerja, dan berjalan-jalan, dan letakkan itu di hadapan Allah sebagai sebuah persembahan.” Paulus pun menyadari bahwa menjalani pola hidup yang teratur pun adalah sebuah persembahan yang hidup dan berkenan di hadapan Tuhan, dan itulah yang disebutkan Paulus tentang ibadah yang sejati.Menjaga kesehatan adalah suatu hal yang kelihatannya sepele. Namun marilah kita belajar dari hal-hal kecil untuk menjaga kesehatan kita. Marilah kita menyadari bahwa tubuh ini adalah bait Allah yang harus kita jaga dengan baik. Mulailah dengan melakukan istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, dan pola makan yang sehat.

Bersahabat Dengan Tuhan

Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Markus: 1:35

Saya memiliki seorang sahabat yang paling dekat dengan saya. Saya mulai bersahabat dengannya ketika saya masih duduk di bangku SMA kelas 1. Awalnya, saya mengenalnya karena saya sekelas dengannya dan kami sering ngobrol sehingga hubungan kami sangat dekat dan saya benar-benar mengenalnya, saya sering membantu masalah-masalahnya dan bahkan mengenal keluarganya.

Sekarang kami sudah kuliah dan kami kuliah di tempat yang berbeda. Saya tetap di Bandung, sementara dia meneruskan kuliahnya di Australia. Namun, persahabatan kami tidak putus karena perbedaan jarak. Kami berkomitmen untuk tetap menjaga persahabatan kami. Kami masih sering kirim e-mail dan menceritakan kegiatan dan masalah kami dan saling menguatkan satu sama lain. Setahun sekali dia pulang ke Bandung, dan kami selalu menyempatkan waktu di tengah kesibukan kami masing-masing untuk tetap menghabiskan waktu bersama dan berbagi cerita dan pengalaman hidup kami.

Saya juga kembali ingat dengan hubungan saya dengan Tuhan. Saya memiliki begitu banyak kesibukan dalam keseharian saya yang membuat saya seringkali tidak memiliki waktu dengan Tuhan. Namun saya selalu diingatkan kembali bahwa untuk membangun hubungan dengan Tuhan dan mengenal kehendak Tuhan dalam kehidupan kita, kita harus memiliki suatu waktu khusus denganNya, tidak cukup hanya menghadiri kebaktian setiap hari Minggu saja. Karena pengenalan akan Tuhan dibangun saat kita merenungkan firmanNya setiap hari.

Yesus memberi teladan bagaimana di tengah kesibukan pelayananNya, ia masih menyempatkan diriNya untuk memiliki waktu khusus dengan Bapa sebelum ia memulai pelayananNya. Sahabat NK, bagaimanakah persahabatan Anda denganNya? Apakah Anda masih menjaga hubungan Anda dengan Tuhan di tengah kesibukan Anda?

2.8.07

Soal Denominasi

Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Yohanes 17:20-21


Tuhan, kenapa sih banyak denominasi Kristen di dunia ini? Bukankah Tuhan menghendaki adanya kesatuan? Mengapa masing-masing denominasi malah sibuk dengan doktrin nya sendiri, bukankah jika semua denominasi bersatu, menjadi satu kesatuan yang utuh, yang memiliki visi dan tujuan dan pandangan yang sama, akan lebih banyak jiwa yang dimenangkan bagi Kristus? Bukankah jika hanya satu denominasi, tidak ada lagi perpecahan dalam gereja, perselisihan antar sesama orang percaya? Tuhan, aku pikir, sebelum transformasi dunia, khususnya Indonesia terjadi, akan kah lebih baik jika transformasi gereja dulu yang terjadi? Aku yakin jika seluruh gereja bersatu, dengan satu pengajaran, satu visi, satu tujuan, satu pandangan, akan lebih-lebih banyak jiwa yang dimenangkan.. Tuhan, jika ini memang kehendakMu, akankah suatu saat nanti seluruh denominasi yang ada itu akan melebur menjadi hanya satu denominasi? Dan mereka semua memiliki visi yang sama yaitu hanya memenangkan jiwa bagi kerajaan Allah?

1.7.07

Ceritakan!

Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
Matius 9:31


Dulu, saya punya pandangan yang keliru tentang mujizat. Saya pikir mujizat hanya terjadi pada orang-orang yang berkekurangan. Orang yang buta melihat, yang lumpuh berjalan, yang kurang mampu jadi berkecukupan, dan lain-lain.
Tapi Tuhan membuka mata saya untuk melihat seberapa luasnya arti mujizat itu sebenarnya. Mujizat bisa saja terjadi dalam kuliah, dalam pekerjaan, dalam rumah tangga, bahkan dalam pergaulan kita.
Ketika kita bertemu seseorang yang tidak kita sangka-sangka sebelumnya, dan ternyata dia menjadi seseorang yang dimenangkan oleh Kristus lewat kehidupan kita, itu mujizat.
Mujizat tidak perlu sebuah peristiwa yang spektakuler dan luar biasa. Karena yang luar biasa itu adalah Allah kita, bukan mujizatnya itu sendiri. Mujizat itu adalah sebuah pengalaman pribadi yang nyata bersama Tuhan, di mana Tuhan menyatakan kuasaNya atas hidup kita.
Jadi, ceritakan setiap mujizat-mujizat ‘kecil’ yang Allah lakukan dalam hidup kita. Bagikanlah itu kepada orang lain, sehingga bisa menjadi kesaksian bagi setiap orang yang mendengarnya. Karena itulah sebabnya Allah memberikan mujizat-mujizat itu dalam kehidupan Anda. Ingatlah bahwa kesaksian kita akan menguatkan mereka untuk terus bertumbuh dalam Tuhan.

Ampuni, Lupakan, Doakan!

Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Lukas 23:34a

Seorang teman saya baru saja mengalami satu perselisihan dengan teman saya yang lain. Namun, akhirnya dia mengakui bahwa dia telah mengampuni ‘musuh’nya. Keesokan harinya ketika kami berdua sedang berjalan-jalan, dia melihat ‘musuh’nya berjalan ke arah kami. Dengan segera dia menarik saya untuk berballik dan berjalan melalui jalan yang lain. “Saya memang sudah mengampuninya, tapi males kalau ketemu dia. Saya jadi kepikiran lagi. Lebih baik saya menghindar saja.”, ujarnya.
Banyak dari kita yang mungkin dapat mengucapkan kata-kata pengampunan bagi seseorang yang telah menyakiti hati kita. Namun, berapa banyak di antara kita yang benar-benar mengampuninya? Karena untuk mengampuni seseorang tidak semudah mengucapkan kata-kata pengampunan baginya.
Mengampuni berarti melupakan apa yang pernah diperbuat oleh orang yang telah menyakiti kita, memberikan kesempatan kedua dan kepercayaan kembali kepadanya, serta mendoakannya dengan tulus. Mengampuni adalah tindakan aktif, bukan sekedar tindakan pasif dengan mengucapkan bahwa kita sudah mengampuninya. Artinya, ketika kita telah mengampuni seseorang, lakukan sebuah tindakan aktif : datangi dia dan minta maaf. Peluk dia dan berikan kasih yang telah Tuhan tunjukkan kepada kita lewat pengorbananNya di kayu salib. Karena kita telah diampuni, untuk mengampuni orang lain juga.Lihat teladan Yesus ketika Dia berada di atas kayu salib dan mendoakan orang-orang yang telah menyalibkanNya. Bagaimana jika Anda di posisi Yesus saat itu, dengan perlakuan mereka seperti itu? Akankah Anda berbuat sama seperti yang Yesus lakukan?

Akrobat Sirkus

Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." Maka meleklah mata mereka.
Matius 9:28b-30a

Seorang pemain akrobat sirkus ingin menunjukkan atraksinya dengan bersepeda di atas seutas tali yang membentang di udara. Dia meminta seorang sukarelawan untuk duduk di belakang sepeda yang dikendarainya. Tak ada satupun yang berani. Namun tiba-tiba seorang anak kecil berdiri dan mengacungkan tangannya, “Saya mau.”.
Semua penonton dengan kagum memuji keberanian sang anak. Akhirnya sang pemain akrobat berhasil melewati seutas tali dengan sepedanya bersama sang anak kecil tadi. Setelah diketahui, ternyata anak kecil tadi adalah anak si pemain akrobat sirkus.
Lihatlah betapa besar kepercayaan sang anak terhadap ayahnya. Ia benar-benar menggantungkan hidupnya kepada sang ayah di atas sepeda itu. Ia tidak terlalu pusing soal kemampuan ayahnya. Karena dia percaya ayahnya akan melewati tali itu dengan mudah.Bagaimana dengan kita? Mari kita belajar seperti anak kecil tadi, belajar tidak meragukan kemampuanNya untuk memberikan jalan keluar bagi segala masalah kita.
Percayalah bahwa Tuhan lebih besar dari segala masalah kita.
Dan kita akan melihat kemenangan demi kemenangan yang kita alami dalam seluruh aspek kehidupan kita. Karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan Allah kita.

27.6.07

Taat Cuma Kalo Ada Yang Liat

Iklan tersebut di atas cukup menggelitik saya ketika saya menontonnya di televisi. Iklan tersebut menceritakan tentang seseorang yang melanggar peraturan lalu lintas karena tidak ada polisi yang mengawasinya. Banyak dari kita pun seperti itu. Kita hanya menaati peraturan ketika ada ‘pengawas’nya. Namun ketika ‘pengawas’nya tidak ada, apakah kita masih menaatinya?

Begitu pula dalam hal pekerjaan. Banyak dari kita yang pura-pura sibuk mengerjakan tugas kantor ketika bos kita lewat di depan kita? Setelah itu, mata kita mungkin menatap monitor komputer. Namun siapa yang tahu kalau kita sedang asik browsing internet atau main games komputer?

Iklan tersebut di atas mengingatkan kita untuk kembali melihat diri kita sendiri, seberapa besar nilai integritas yang kita miliki dalam pekerjaan yang kita tekuni. Integritas adalah sebuah nilai sikap yang kita miliki untuk berlaku jujur dan sebenar-benarnya ketika tak ada satupun orang yang melihat perbuatan kita. Integritas berbicara soal bagaimana kita melakukan hal yang sama seperti yang pernah kita ucapkan dan menjadi pandangan hidup kita.
Kita sebagai orang percaya seharusnya memiliki pandangan dan prinsip hidup yang berbeda. Dan seharusnya pula kita memiliki nilai integritas yang tinggi dalam pekerjaan sehingga kita dapat dipercaya oleh rekan-rekan kerja dan kita bisa menjadi dampak dan berkat untuk orang lain di lingkungan kerja. Untuk memiliki integritas yang tinggi, kita harus memiliki excellent spirit dalam pekerjaan kita. Marilah kita lakukan yang terbaik dalam pekerjaan kita dengan takut akan Tuhan dan jadilah berkat dalam ladang pekerjaan kita.

Padang Gurun Kehidupan

Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.
Yakobus 1:4

Pernah Anda berjalan melewati satu padang pasir yang gersang di siang hari yang terik? Jika Anda menjawab “belum” pun, saya yakin, setidaknya Anda punya bayangan bagaimana rasanya, bukan?
Di sanalah Allah membentuk bangsa pilihanNya, Israel, selama 40 tahun. Dapatkah Anda bayangkan bagaimana rasanya harus berjalan kaki melewati padang gurun selama 40 tahun untuk sampai ke tanah perjanjian yang bahkan belum pernah Anda ketahui?
Selama di padang gurun, banyak telah dialami oleh bangsa Israel. Kelaparan, serangan musuh, kekeringan, penyakit, dan berbagai masalah lainnya. Tuhan mengizinkan semua itu terjadi, karena Tuhan ingin membentuk karakter mereka, sehingga mereka bertumbuh.Kita juga memiliki padang gurun kehidupan kita masing-masing. Seperti bangsa Israel, terkadang kita mengeluh mengapa kita harus menempuh padang gurun tersebut, terkadang kita berkata, “Tuhan, tolong keluarkan saya dari padang gurun!”. Tapi Tuhan tidak pernah tergesa-gesa, Dia selalu tepat waktu dan tidak pernah terlambat memberikan jalan keluar. Saya selalu berdoa, “Tuhan, saya tidak memintaMu agar masalah saya cepat selesai. Tapi selama saya mengalaminya, saya ingin belajar dan mendapatkan sesuatu, sehingga masalah yang Kau izinkan terjadi tidak berlalu begitu saja dan menjadi sia-sia. Saya ingin karakter saya dibentuk, karena saya menganggapnya sebagai satu proses selangkah lagi menuju kedewasaan.”