Search

30.9.20

TIMBUL SEPERTI EMAS

 “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” (Ayub 23:10 TB)

 

Seorang teman bercerita mengenai pengalaman hidupnya pada saat ia menjadi seorang Ibu.  Saat melahirkan, ia baru mengetahui bahwa anak yang dialaminya mengalami kondisi down syndrome, suatu kelainan genetik yang terjadi ketika sebuah sel janin memiliki tambahan kromosom 21 saat terjadinya prose pembelahan di dalam kandungan. Hal ini akan mengakibatkan terjadi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental pada seorang anak saat lahir.  Saat itu, hatinya sebagai seorang Ibu hancur berkeping-keping dan bahkan sempat menolak anak tersebut.  Ia meninggalkan bayinya di rumah sakit untuk beberapa hari dan bersikeras untuk tidak menengoknya.  Ia marah pada Tuhan dan tidak dapat menerima kenyataan tersebut.  Namun, Roh Kudus berbicara sangat kuat di hatinya sehingga akhirnya ia mau menerima kondisi anaknya dan mengasihinya tanpa syarat hingga hari ini anaknya telah beranjak remaja.

Sahabat, tidak semua kejadian dalam hidup kita berjalan mulus seperti yang kita rencanakan dan pikirkan.  Bahkan, sebaliknya, Tuhan sepertinya “sengaja” memberi proses hidup berupa masalah untuk membentuk dan menguji karakter kita sehingga kita semakin serupa denganNya.  Saat masalah datang, ingatlah bahwa Tuhan sedang melatih kekuatan iman dan kapasitas hati kita menjadi semakin kuat dan semakin besar. 

Perasaan kecewa, marah, sedih, sakit hati, dan perasaan lainnya adalah hal yang wajar selama kita masih memiliki jiwa, pikiran, dan perasaan.  Namun, perbedaannya adalah bagaimana agar kita tidak terbawa arus perasaan kita berlarut-larut dan membiarkan hati kita dipimpin oleh perasaan kita.  Mari kita responi setiap masalah yang terjadi dengan benar.   Mintalah Tuhan memulihkan perasaan dan hati kita.  Jangan biarkan perasaan kita menguasai kita.  Sebaliknya, biarlah Roh yang berdaulat atas setiap proses hidup kita sehingga timbul seperti emas dan berkenan di hadapanNya.

KEBAIKAN YANG MENULAR

 “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untukmelayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Matius 20:28 (TB)

               

Seorang teman pernah berinisiatif melakukan sebuah aktivitas sosial yang cukup menarik. ia berkomitmen untuk melakukan minimal sebuah kebaikan kepada orang lain setiap hari.  Saat saya tanya apa yang mendasarinya melakukan gerakan seperti itu, ia menjawab, bahwa ia juga telah menerima berbagai macam kebaikan dalam hidupnya setiap hari, dan ia ingin agar kebaikan tersebut dapat ia lakukan juga kepada orang lain.  Ia rindu menularkan kebaikan yang ia berikan agar orang lain juga dapat melakukannya untuk orang-orang yang mereka jumpai.  Ia percaya, dengan gerakan kecil dan sepele yang ia lakukan mulai dari dirinya sendiri, akan menjadi sebuah impact yang besar dan mengubah dunia.

 

Sahabat, kita telah menerima anugrah keselamatan Cuma-Cuma dari Tuhan.  Bahkan, Ia telah memberikan nyawaNya sendiri untuk menjadi tebusan dosa bagi kita.  Kebaikan itulah juga yang seharusnya mendasari kita untuk membagikannya juga kepada orang lain.  Yesus rindu agar kebaikanNya yang kita rasakan dapat dialami juga oleh orang lain.  Oleh karena itulah kita dipanggil.  Bukan hanya untuk menerima anugrah dan kasih yang Cuma-Cuma, namun juga menjadi perpanjangan tanganNya untuk menjadi kesaksian hidup dan membawa kemuliaan bagi namaNya.

 

Kebaikan apa yang bisa kita berikan bagi orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekeliling kita?  Materi? Tenaga? Waktu? Pikiran? Kontribusi kita?  Mari kita menjadi kesaksian hidup yang nyata di mana Tuhan tempatkan kita, sehingga kita bukan hanya menjadi contoh dan teladan, namun juga menjadi perpanjangan tangan Allah dan memuliakan namaNya. 

JAGO KANDANG

 

1 Petrus 2:12 (TB)

Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

 

Dengan perkembangan dunia saat ini, saya merasa penting untuk mengikutsertakan anak saya dalam kelas kursus bahasa Inggris.  Ia cukup tampil percaya diri ketika berada di lingkungan kursus yang mengharuskannya berbicara dalam bahasa Inggris.  Namun, saat dua rekan bisnis saya dari Amerika datang berkunjung, ia merasa tidak percaya diri untuk berbicara dengan mereka.  Akhirnya, saya berikan ia pengertian, bahwa selama ini ia belajar untuk pada akhirnya ia dapat berbicara dengan mereka.  Percuma saja jika ia hanya berani berbicara di tempat kursus saja, namun tidak percaya diri untuk berbicara di dunia “sesungguhnya”.

 

Lewat kejadian tersebut, tiba-tiba Tuhan mengingatkan saya juga, bahwa seringkali, kita juga hanya “jago kandang” di gereja.  Terlihat baik, kudus, dan suci di depan rekan-rekan seiman, namun saat kembali ke market place, apakah dengan integritas yang sama kita memperlihatkan kehidupan sehari-hari kita? 

 

Komunitas seiman adalah tempat kursus kita, di mana kita dilatih dan belajar memiliki karakter Kristus, supaya bisa kita terapkan _di luar gereja_ , bukan hanya di dalam gereja.  Percuma saja jika kita hanya terlihat suci di gereja, karena tujuan kita adalah menjadi garam dan terang bagi dunia sehingga mereka dapat melihat rasa dan cahaya kita, serta merefleksikan kemuliaan Tuhan atas hidup kita. 

 

GEREJA ITU SEKOLAH KITA, BUKAN PANGGUNG KITA.

FIND YOUR SUPPORT GROUP

 

1 Tesalonika 5:11 (TB)

Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu sepertiyang memang kamu lakukan.

 

Di Amerika Serikat, kita akan banyak sekali menjumpai kelompok kecil yang disebut support group , yang memfasilitasi para peserta yang mengalami kecanduan terhadap suatu kebiasaan buruk, mengidap suatu penyakit, atau menghadapi masalah sosial yang mengganggu kesehatan mental mereka.  Mereka akan dengan sukarela datang dalam kelompok tersebut, walaupun mereka tidak mengenal satu sama lain.  Mereka juga tidak segan untuk membagi pengalaman dan pengakuan mereka serta berjanji untuk saling mendukung satu sama lain.  Mereka sadar, saat mereka dalam kondisi “lemah” dan “sakit”, mereka tidak dapat berjuang sendirian.  Mereka butuh orang lain untuk menolong mereka untuk “sembuh”.

 

Sejak awal Tuhan menciptakan manusia, Ia memang mendesain manusia sebagai makhluk sosial yang butuh orang lain untuk menolong mereka.  Seperti Adam yang membutuhkan Hawa sebagai penolong hidupnya, kita juga tidak dapat bertumbuh sendirian.  Kita butuh orang lain untuk menyemangati saat kita lemah, menolong saat kita jatuh, menegur saat kita salah, membimbing saat kita hilang arah, dan menjaga kita tetap berada di jalur yang benar dan sesuai kehendak Allah.  Tuhan juga rindu agar kita dapat belajar mengasihi sesama kita dengan saling membantu dan menguatkan satu sama lain. 

 

Komunitas yang tepat tidaklah selalu menjadi komunitas yang sempurna.  Namun, justru Tuhan memakai ketidaksempurnaan tersebut untuk membuat kita semakin bertumbuh.   Sudahkah Saudara menemukan komunitas yang tepat bagi pertumbuhan rohani Saudara? 

 

Tertanam dalam tanah yang baik akan menghasilkan pertumbuhan yang sempurna.

MC CHURCH

 

Kolose 2:7 (TB)

Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

 

Belakangan ini, muncul sebuah fenomena bernama Mc Church, di mana gereja dianggap sebagai sebuah restoran cepat saji yang menyuguhkan berbagai macam menu pengajaran dan tata cara ibadah yang dikemas dengan menarik.  Dengan fenommena ini, jemaat yang hadir dapat berpindah-pindah gereja setiap minggunya tanpa ada ikatan komitmen untuk tertanam pada gereja tersebut.  Mereka sudah cukup puas bisa menunaikan kewajiban mingguan mereka mengikuti kebaktian selama kurang lebih dua jam dan mendengarkan kotbah.  Tidak ada yang memantau berapa kali mereka bolos mengikuti ibadah minggu, atau seberapa kudus hidup mereka dari hari ke hari.  Tidak ada yang mendorong mereka untuk tergabung dalam komsel dan kelas pengajaran, maupun terlibat dalam pelayanan.

 

Kita dipanggil sebagai bagian dari tubuh Kristus untuk saling melengkapi satu sama lain.  Dan setiap anggota tubuh Kristus harus bersekutu bersama secara terus menerus dalam sebuah komunitas gereja lokal.  Orang Kristen yang selalu berpindah-pindah gereja tidak akan mengalami pertumbuhan dalam imannya, sebagaimana sebuah tanaman yang tidak tertanam dengan baik pada sebuah media, ataupun yang tertanam namun sering dicabut dan dipindah-pindah terus menerus.  Pertumbuhan iman kita terjadi saat kita tertanam, bersekutu, dan berinteraksi secara terus menerus dengan sebuah komunitas.

 

Tidak ada satu pun gereja yang sempurna di dunia ini, karena gereja terdiri dari manusia yang juga tidak sempurna.  Namun, Tuhan tahu komunitas yang paling tepat untuk membangun iman kita sehingga rencanaNya dalam hidup kita bisa tergenapi, dan janji-janjiNya dapat kita nikmati sesuai kehendakNya. 

 

Pertumbuhan iman kita terjadi saat kita tertanam, bersekutu, dan berinteraksi secara terus menerus dengan sebuah komunitas.

PELATIH TERBAIK

 

Efesus 4:22-24 (TB)

Yaitu bahwa kamu, … harus menangggalkan manusia lama, … supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, … di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

 

Dalam film Karate Kid , dikisahkan seorang anak bernama Dre Parker yang berguru kungfu pada seorang pria bernama Mr. Han dengan metode latihan yang tidak biasa.  Pada awalnya, Dre hanya disuruh untuk menggantungkan jaket yang dipakainya di gantungan berulang kali. Dre merasa gerakan tersebut tidak hanya membosankan tetapi juga menjengkelkan.  Bukan seperti ini latihan kungfu yang ia bayangkan dalam pikirannya.  Tetapi akhirnya ia menyadarai bahwa gerakan tersebut adalah salah satu gerakan dasar untuk menahan serangan pukulan atau tendangan dari musuhnya.

 

Pernahkah Saudara merasa diperhadapkan dengan sebuah masalah yang sama berulang-ulang tanpa Saudara mengerti mengapa?  Sama seperti Mr. Han, Tuhan adalah pelatih hidup kita yang luar biasa.  Iya mengerti benar di area mana pola pikir kita perlu dibentuk dan karakter kita perlu diasah sehingga kita memiliki pikiran Kristus dan karakter yang serupa dengan gambarNya.  Begitulah cara Tuhan mendidik anak-anakNya. 

 

Tuhan rindu membawa kita kepada tingkat kedewasaan yang lebih tinggi lagi.  Oleh karena itu, Tuhan telah menyiapkan kurikulum yang tepat untuk pelajaran hidup yang harus kita hadapi.  Satu hal yang pasti, Ia yang menciptakan kita, tahu persis kapasitas hidup kita.  Ia tidak akan membiarkan kita menghadapi sesuatu yang melebihi batas kekuatan kita.  Dan tentu saja, pelatih kita akan selalu berada di sebelah kita untuk mendampingi dan memberikan semangat untuk terus maju dan tidak menyerah.

 

TUHAN PUNYA KURIKULUM TERBAIK UNTUK PROSES HIDUP KITA.

MAU KE MANA?

 

Matius 7: 22-23a (TB)

Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!

 

“Mau ke mana?” tanya sang driver saat seorang perempuan muda masuk ke dalam sebuah taksi. Perempuan tersebut tampak kacau dengan mimik muka dan perasaan yang campur aduk.  “Ke mana aja terserah Bapak.” Lalu ia tenggelam dalam dunianya sendiri, merenung sambil menangis. Sang driver yang kebingungan, akhirnya hanya membawa perempuan tersebut berputar-putar keliling kompleks tanpa tujuan yang jelas.

 

Sama seperti ilustrasi di atas, saat kita tidak tahu tujuan hidup kita, kita tidak akan pernah bertumbuh dan bergerak maju.   Mungkin saja kita terlihat sibuk dengan banyak kegiatan.  Namun sesungguhnya, kita sedang hanya berputar-putar di titik yang sama.  Pernahkah kita berpikir, kemajuan kualitas aspek hidup seperti apa yang sudah kita raih dalam beberapa tahun terakhir ini?  Memiliki segudang kesibukan belum tentu sama dengan menjadi produktif dan bertumbuh.  Mari kita renungkan, apakah semua kesibukan yang kita lakukan hari-hari ini layak dilakukan demi pertumbuhan rohani kita?

 

Seringkali Iblis memanipulasi kita untuk sibuk melakukan hal-hal “baik” sehingga kita lupa akan hal yang paling esensi yang seharusnya kita lakukan untuk pertumbuhan roh kita.  Tuhan mau kita mengalami kemajuan, terutama dalam hubungan kita dengan Tuhan.  Pertumbuhan tidak bisa terjadi dalam satu malam, perlu langkah demi langkah dari sebuah tindakan konsisten sehingga kita ada di titik selanjutnya yang semakin mendekat pada sebuah tujuan yang ingin kita raih.  Sudah di titik manakah kita saat ini dalam fase pertumbuhan kita? 

 

TUJUAN HIDUP MENGARAHKAN KITA UNTUK TETAP PRODUKTIF DALAM JALUR KESUKSESAN

 

 

SENJATA YANG TEPAT

 

Kolose 3:23 (TB)

Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenal hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

 

Biasanya, seorang yang memiliki hobi dan ketertarikan di bidang musik, ia akan melibatkan hobi musiknya tersebut ke dalam semua aspek kehidupannya.  Misalnya, saat ia jatuh cinta kepada seseorang, ia akan menuangkan rasa cintanya lewat lagu yang ia ciptakan sendiri untuk kekasihnya.  Atau seorang yang hobi di bidang seni lukis, ia akan membuat sebuah karya yang indah sebagai hadiah untuk seseorang yang dekat dengannya.  Ada yang hobinya di bidang olahraga, ia pasti memiliki komunitas tersendiri dengan sesama rekan yang juga menekuni hobi tersebut.

 

Sebagai bentuk rasa kasih dan ucapan syukur kita kepada Tuhan, kita juga bisa memakai hobi kita bagi kemuliaan nama Tuhan.  Kita bisa memakai hobi kita untuk memperkenalkan Injil kepada orang-orang sekitar kita yang mungkin belum pernah mengenalnya.  Terkadang, sulit rasanya untuk berpikir apa yang bisa kita lakukan untuk memberitakan Injil.  Kita merasa kita tidak pandai berkata-kata, terlalu takut untuk memulai pembicaraan, dan lain sebagainya.  Namun, hobi adalah sesuatu yang kita sukai, dan kita dapat memakainya untuk memperkenalkan Injil bagi orang lain, dengan cara yang kita kuasai.

 

Kita bisa mulai dari apa yang ada pada kita.  Saya percaya, apapun yang Tuhan taruh dalam hidup kita, bisa kita pakai untuk memenuhi panggilan utama kita sebagai muridNya, yaitu memberitakan Injil, bagi kemuliaan namanya.  Karena Tuhan pasti memperlengkapi kita dengan senjata yang tepat untuk menjalankan panggilan hidup sebagai pewarta Injil Kerajaan Sorga.

 

Tuhan pasti memperlengkapi kita dengan senjata yang tepat untuk menjalankan panggilan hidup sebagai pewarta Injil Kerajaan Sorga.

BROSUR KESELAMATAN

 

Efesus 2:10 (TB)

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.  Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

 

Ada seorang Ibu paruh baya yang bekerja sebagai kasir di sebuah toko swalayan.  Ia mengalami kebaikan Tuhan secara nyata dalam hidupnya, dan ia rindu agar orang lain yang belum mengenal kebenaran juga dapat diselamatkan seperti dirinya.  Ia kemudian berpikir, bagaimana cara untuk melakukan penginjilan, sementara ia tidak mungkin meninggalkan pekerjaan yang menjadi sumber penghasilannya selama ini untuk menghidupi keluarganya.  Akhirnya, ia memutuskan untuk mencetak sebuah brosur mengenai kesaksian hidupnya dan mengajak orang yang membaca brosur tersebut untuk menerima kebenaran Injil seperti yang sudah ia terima sebelumnya.  Brosur tersebut ia simpan di meja kasirnya, dan setiap orang yang ia layani, ia selipkan brosur tersebut ke dalam kantong belanjaannya.

 

Kita tidak perlu menjadi penginjil penuh waktu untuk memberitakan kebaikan dan kebenaran firman Allah.  Karena  Amanat agung yang Tuhan sampaikan bukan hanya milik para penginjil penuh waktu, namun untuk semua orang percaya.  Itu artinya, Tuhan juga mau kita bisa menjadi pewarta kebenaran Allah lewat hal apapun yang kita kerjakan.  Saat Tuhan menempatkan kita di sebuah sekolah, tempat bekerja, atau bisnis tertentu, percayalah Tuhan pasti punya alasan dan rencanaNya.  Bahkan orang-orang yang kita temui di sana adalah orang-orang yang Tuhan percayakan untuk kita kelola dengan baik sehingga mereka boleh mengenal kebenaran.

 

Sudah seberapa berpengaruhkah Saudara di lingkungan sekolah maupun tempat bekerja Saudara saat ini?  Teladan hidup apakah yang sudah Saudara tunjukkan sehingga mereka melihat kebaikan dan kasih Allah dalam hidup kita?  Berapa banyak Injil kerajaan Allah yang Saudara beritakan untuk mereka yang belum mengenal kebenaran?

 

TUHAN PUNYA ALASAN UNTUK ORANG YANG KAU TEMUI DI MARKET PLACE MU HARI INI

KESAN PERTAMA

 

2 Korintus 3:14, 16 (TB) 

Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka,… Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.

 

Pernahkah Saudara berjumpa dengan orang yang memiliki kesan pertama yang menyeramkan, galak, sinis, jutek, atau beberapa hal lain yang serupa?  Namun, setelah mengobrol dan mengenalnya lebih jauh, sebenarnya orang tersebut adalah orang yang mengasikkan dan jauh dari kesanpertama yang semula kita pikirkan.

 

Begitu pula bagi orang yang belum mengenal Tuhan.  Mereka memiliki berbagai pandangan yang keliru mengenai kehidupan.   Sehingga hidup mereka hampa, tidak berarti, dan tanpa tujuan.  Mereka sekedar menjalani kehidupan mereka tanpa mengetahui untuk apa mereka ada di dunia ini.  Namun, setelah Tuhan membuka hati mereka bagi Injil, terjadi perubahan pola pikir mengenai bagaimana cara mereka memandang tentang Tuhan dan janjiNya bagi kehidupan mereka.

 

Kita, yang telah diselamatkan terlebih dahulu, dipanggil untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk mengubah cara pandang mereka tentang kehidupan.  Dengan terlebih dahulu menjadi contoh nyata bagi kehidupan mereka, mereka akan melihat ada sesuatu yang berbeda yang dimiliki oleh orang yang sudah mengenal kebenaran.  Hingga saatnya Tuhan menyentuh hati mereka untuk menerima keselamatan, mereka akan mengenal ternyata ada satu pribadi yang mampu mengubah kehidupannya menjadi lebih berarti dan bermakna, dan hidup dalam janjiNya sesuai kehendak Tuhan.

 

PERJUMPAAN PRIBADI DENGAN TUHAN AKAN MENGUBAH CARA PANDANG SESEORANG MENGENAI KEHIDUPANNYA

AGEN KERAJAAN ALLAH

 

Yohanes 21:17 (TB)

Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” … Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.

 

Pernahkah Saudara membayangkan apa jadinya jika Tuhan Yesus tidak turun ke dunia dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan dosa manusia.  Mungkin kita akan menjalani hari-hari tanpa tujuan dan bingung untuk apa kita dilahirkan lalu kemudian dipanggil pulang.  Bersyukurlah bahwa saat ini kita sudah mengenal keselamatan.  Tuhan rindu agar kita dapat menjadi anakNya dan menerima semua janjiNya dalam hidup kita.

 

Sebegitu rindu juga Tuhan agar orang-orang di sekeliling kita yang belum menerima keselamatan dapat mengenalnya lewat hidup kita.  Ia begitu menganggap penting arti keselamatan karena Ia sangat mengasihi manusia yang diciptakanNya.  Ia rela menjadi sama seperti makhluk ciptaanNya agar dapat menyelamatkan mereka.  Bahkan setelah ia bangkit dari kematian dan menampakkan diri kepada murid-muridNya, ia menunjukkan betapa pentingnya jiwa-jiwa kepada Petrus dan memberinya tugas untuk menggembalakan domba-dombaNya yang masih terhilang.

 

Kita, yang telah mengenal keselamatan, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai agen Kerajaan Allah untuk menyebarkan berita keselamatan bagi mereka yang belum percaya.  Ia rindu agar kita dapat mengenal hati Tuhan dan memiliki kerinduan yang sama seperti yang Ia miliki untuk mengasihi jiwa-jiwa.  Dimanapun kita ditempatakan, bertindaklah sebagai agen perubahan Kerajaan Allah untuk meyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang bagi kemuliaanNya.

 

TUHAN INGIN AGAR KITA MENGENAL HATI TUHAN DAN MEMILIKI KERINDUAN YANG SAMA BAGI JIWA-JIWA

 

FRIENDSHIP, FIGURE, COMMITMENT

 

1 Korintus 9:27 (TB)

Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

 

Dulu, di benak saya, kata “memberitakan Injil” adalah sesuatu yang menakutkan.  Yang ada di pikiran saya adalah mendatangi orang-orang yang belum mengenal Tuhan kemudian membagikan kebenaran berita Injil kepada mereka.  Muncul banyak ketakutan di benak saya.  Bagaimana nanti kalau dianggap orang aneh, ditolak, dan disangka kristenisasi.  Bagaimana nanti kalau mereka menghindari saya?  Lagipula, saya tidak pintar melobi orang dan memulai pembicaraan dengan orang tak dikenal.

 

Syukurlah akhirnya saya sadar bahwa ternyata pemikiran saya terlalu sempit.  Ternyata cara ter”mudah” untuk memberitakan Injil bisa dimulai dari teladan hidup kita.  Kita juga perlu membangun hubungan yang berkualitas dengan mereka.  Saat mereka terbuka, kita akan mengenal hidup mereka lebih dalam, mendoakan mereka dan menanamkan nilai-nilai firman Allahalam hidupnya.

 

Saya percaya, dimanapun Tuhan tempatkan kita, itu karena suatu alasan dan sesuai kehendak Allah atas hidup kita maupun hidup orang lain di sekeliling kita.  Dan sebagai pekerja Kerajaan Allah, Tuhan rindu kita dapat menabur dan menginvestasikan nilai-nilai kerjaan Allah di dalam hidup mereka.  Hingga waktunya Tuhan tiba, Ia akan menyentuh hati mereka sehingga mau terbuka untuk menerima keselamatan.  Tugas kita adalah membangun hubungan, menjadi teladan hidup dengan nilai-nilai kebenaran firman Allah, dan berkomitmen untuk tetap setia hingga waktu Tuhan tiba.

 

CARA TERMUDAH MEMBERITAKAN INJIL: FRIENDSHIP, FIGURE, COMMITMENT

DIRHAM YANG HILANG

 

Lukas 15:10 (TB)

Aku berkata kepadamu: Demikian juga aka nada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.

 

Suatu hari, seorang petani baru saja selesai membajak sawahnya.  Di tengah teriknya matahari siang itu, ia menghela nafas panjangnya kelelahan setelah bekerja sejak pagi hari tadi.  Bulir-bulir keringat yang menetes di pelipisnya diusapnya dengan punggung tangan yang kotor penuh tanah dan lumpur. Tak sengaja, cincin pernikahan yang ia pakai ikut terlepas dan jatuh ke dalam genangan tanah yang baru saja ia bajak.  Tak pikir panjang, dengan muka panik, ia langsung mengaduk-aduk tanah dengan tangannya dan mencari cincin itu sampai ketemu.  Karena baginya, cincin itu sangat berarti dan penting bagi hidupnya.  Setelah hampir lima menit ia mencari, akhirnya ia berhasil menemukannya.  Dan raut wajah lelahnya langsung hilang berganti sumringah bahagia.

 

Seperti itulah sukacita seisi sorga saat ada satu jiwa lagi yang diselamatkan.  Tuhan sangat mengasihi jiwa-jiwa karena mereka begitu penting dan berharga di mataNya.  Ia rindu agar semua manusia dapat diselamatkan dan hidup dalam kekekalan bersama Allah.  Sama seperti perumpamaan dalam Lukas 15: 8-9, Tuhan mengumpamakan diriNya seperti seorang perempuan yang kehilangan satu dari sepuluh dirham yang ia miliki. 

               

Di sekeliling kita, mungkin kita dapat melihat dirham-dirhamnya Tuhan yang masih terhilang.  Marilah kita berdoa bagi kehidupannya, agar Tuhan dapat menjamah hatiNya, dan lewat kehidupan kita, mereka juga dapat mengenal keselamatan.

 

SUKACITA TUHAN YANG TERBESAR ADALAH MELIHAT SATU JIWA LAGI DISELAMATKAN.

 

MEMPERKATAKAN IMAN

 

“Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.” 2 Korintus 4:13b (TB)

 

Sebuah gedung pertunjukan yang megah dan mewah akan terlihat sebagai gedung besar yang biasa saja jika setiap lampu yang sudah dipasang di titik nya belum menyala.  Ruangan tersebut akan terlihat gelap dan tidak ada satupun orang yang menyangka bahwa ruangan tersebut sebenarnya adalah gedung pertunjukan yang megah dan mewah.  Namun, ketika semua lampu dinyalakan dan ditambah dengan adanya lighting khusus dengan efek-efek yang indah pada area panggung, semua orang pasti setuju bahwa ruangan tersebut akan terlihat sangat mewah.

Sama seperti hidup kita, saat kita lahir baru, Tuhan telah memberikan kita benih iman yang seharusnya bisa dilihat orang lewat setiap kesaksian hidup kita.  Masalahnya, seberapa banyak dari kita yang menyadari, bahwa iman yang Tuhan berikan perlu kita kembangan dan pertumbuhan itu akan membawa perubahan hidup kita dari hari ke hari.  Seperti iman tanpa perbuatan adalah mati, kita perlu memperkatakan iman kita dalam setiap masalah dan tantangan yang sedang kita hadapi.  Tuhan rindu agar kita bukan saja percaya di dalam hati, namun juga berani untuk mengklaim setiap janji dan firman yang kita terima, sebagai bukti percaya kita.

Sama seperti gedung pertunjukan yang bukan saja menerangi dirinya sendiri, namun memberikan manfaat yang “memberkati” kehidupan semua orang yang melihatnya.  Begitu juga kita, kuasa perkataan dalam kesaksian dan doa-doa kita bukan saja mengubah kehidupan kita, namun juga memberkati orang-orang yang melihat kehidupan kita.  Sahabat, di saat kita mengalami masa-masa sulit dalam hidup kita, marilah kita percaya dan memperkatakan iman kita supaya bukan saja kita yang dikuatkan, tapi juga orang lain juga bisa dibangun lewat kuasa perkataan kita.

KASIH YANG MEMELIHARA

 

“Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.” Mazmur 37:25-26 (TB)

 

Pernahkah kita berada dalam masa-masa terendah dalam hidup kita, di mana kita memiliki banyak pikiran mengenai berbagai masalah kehidupan yang menghimpit kita hari ke hari?  Seakan-akan masalah datang bertubi-tubi namun kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan dan bagaimana jalan keluarnya?  Saya pernah mengalaminya beberapa tahun yang lalu.  Seakan-akan hari depan saya menjadi gelap, dan saya tidak berani berpikir apa yang akan terjadi esok hari.  Tidak ada lagi semangat hidup dan saya sudah hampir menyerah.

Namun, tiba-tiba Tuhan membawa saya pada masa sekarang.  Ternyata masalah yang dulu saya anggap sedemikian rumit terselesaikan juga oleh campur tangan Tuhan.  Dan saya masih berdiri tegak hingga hari ini.  Jika dipikir kembali, saya tidak pernah berpikir bahwa saya masih bisa berdiri di titik ini.  Secara akal manusia nampaknya mustahil.  Namun, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.  Ia menyelesaikan setiap masalah yang ada satu persatu dengan cara yang terbaik, dan pertolonganNya tidak pernah terlambat bagi kita.

Dalam kondisi dan situasi apapun dalam hidup kita, percayalah bahwa pemeliharaan Bapa atas hidup kita sempurna dan lebih dari cukup bagi kita.  Bahkan dikatakan dalam Mazmur 37:25-26, kita malah akan berkelebihan dan memberi untuk orang lain. Datanglah kepadaNya dan nantikanlah janjiNya tergenapi dalam hidup kita.  Karena semua yang terjadi dalam hidup kita pada akhirnya akan membawa kemuliaan bagi namaNya.


FULL OF SURPRISE

 

Mamur 16:11 (TB)

Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

 

Bagi seorang pemikir yang well-organized seperti saya, menghadapi suatu kondisi yang terjadi di luar dugaan adalah sebuah kejadian yang menakutkan dan paling ingin dihindari.  Apalagi jika kondisi tersebut adalah kondisi yang tidak baik dan tidak sesuai dengan rencana.  Saya bisa tiba-tiba panik, marah pada diri sendiri, kehilangan sukacita, dan perasaan saya langsung berubah 180 derajat.  Namun, itu dulu.  Setelah saya mengenal kebenaran, saya belajar untuk lebih menguasai perasaan saya dan belajar untuk beradaptasi pada perubahan dengan lebih baik.

 

Hidup kita memang penuh ketidakpastian dan penuh dengan kejutan.  Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan.  Namun satu hal yang pasti, Tuhan memegang masa depan kita.  Pengharapan itulah yang kita miliki.  Meskipun kita berada di dalam suatu kondisi yang tidak mengenakkan, percayalah Tuhan tetap menggandeng tangan kita.  Yang Tuhan inginkan adalah agar kita tidak kehilangan sukacita kita, karena Ialah pengendali hidup kita.  Bersukacitalah bukan karena kita berada dalam kondisi yang baik-baik saja, namun bersukacitalah bahwa kita berjalan bersama dengan Tuhan dalam segala kondisi dan apapun yang terjadi.

DALAM HADIRAT TUHAN ADA SUKACITA YANG MELIMPAH, MESKIPUN KITA ADA DI TENGAH BADAI

DOSA YANG TERBUNGKUS CANTIK

 

Galatia 5:16 (TB)

Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

 

Dalam sebuah iklan komersial sebuah produk susu kemasan untuk anak-anak, dilakukan uji coba kepada  beberapa orang anak untuk mengetahui seberapa tahan mereka untuk tidak mencoba produk susu mereka.  Satu demi satu, anak-anak tersebut ditempatkan di sebuah ruangan kosong, hanya ada meja dan kursi di dalamnya.  Mereka diajak untuk duduk, dan tak lama kemudian, produk susu dengan kemasan menarik tersebut ditaruh di atas meja di depan mereka.  Setiap dari mereka dihitung waktunya hingga akhirnya mereka tidak tahan untuk mengambil dan mengkonsumsi minuman tersebut.  Tentu saja dengan tingkah polos mereka, pada akhirnya tidak ada satupun yang tahan untuk tidak menyentuh produk tersebut lebih dari lima menit.

Iklan ini mengingatkan tentang cara yang sama yang Iblis lakukan kepada kita untuk menyuguhkan nikmatnya dosa dan kedagingan di depan mata kita dan menggoda kita setiap hari.  Dan tentu saja, dosa tersebut dikemas dalam kemasan menarik dan menggiurkan yang berbeda-beda setiap harinya.  Bahkan, dikemas dalam sebuah aktivitas rohani dan pola pikir alkitabiah yang menipu.  Kelihatannya baik, namun tidak sesuai kehendak Tuhan.

Saat kita diselamatkan, roh kitalah yang diubahkan menjadi baru.  Namun, kedagingan kita perlu diperbaharui dari hari ke hari dengan pola pikir yang benar dan displin rohani yang kuat.  Menjadi manusia baru tidaklah terjadi dalam semalam, perlu “puasa” untuk menahan dan tidak memberi makan daging, namun roh kita.  Bukan apa yang kita mau, namun apa yang Tuhan mau.

 

DOA DAN PUASA ADALAH LATIHAN UNTUK MEMATIKAN DAGING DAN MEMBERI MAKAN ROH KITA.

24/7

 

Yohanes 15:4a (TB)

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.

 

Bagi yang sudah memiliki pasangan, pasti ingat bagaimana intens-nya Saudara dengan pasangan di awal-awal menjalin hubungan baru. Dalam setiap kegiatan apapun, nama dan bayangan wajah tentang pasangan Saudara pasti selalu ada di dalam pikiran.  Dan untuk setiap kesempatan, Saudara selalu memberi kabar mengenai aktivitas yang sedang dilakukan.  Dan tentu saja, komunikasi yang terjalin dari pagi tidak pernah terputus hingga malam tiba.

 

Begitu juga hubungan kita dengan Tuhan.  Ia rindu untuk memiliki seluruh aspek kehidupan kita.  Bukan hanya terbatas 2 jam ibadah di gereja atau komsel.  Bukan juga hanya terbatas pada jam doa harian kita.  Ia menginginkan lebih dari itu.  Ia ingin hadir dan menyertai kita  dalam setiap apa yang kita lakukan dan kerjakan.  Kita perlu membawa hubungan kita dengan Tuhan ke dalam aktivitas harian kita, sehingga dalam situasi dan aktivitas apapun, kita memiliki hubungan yang selalu terkoneksi dengan Tuhan tanpa terputus.

 

Dalam Yohanes 15:4 versi FAYH, dikatakan “Berusahalah untuk _hidup_ di dalam Aku dan biarlah Aku _hidup_ di dalam kalian.”  Kita perlu tinggal dan hidup di dalam persekutuan kita dengan Tuhan.  Artinya kita menjaga agar hubungan itu hidup, bertumbuh, dan tidak menjadi stagnan kemudian mati.  Kita perlu menjaga komunikasi kita dengan Tuhan setiap saat, dalam kegiatan apapun yang kita lakukan.  Dengan menempatkan Tuhan yang seolah-olah hadir secara nyata dalam setiap kegiatan kita, kita akan memiliki integritas yang baik, mengambil setiap keputusan dengan bijaksana, dan damai sejahtera akan selalu menyertai setiap langkah kita.

 

TINGGAL DI DALAM HADIRATNYA MEMAMPUKAN KITA UNTUK SENANTIASA TERKONEKSI DENGAN TUHAN.

 

NO SECRET

 

Mazmur 25:14 (TB)

TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.

 

Setiap dari kita pasti memiliki minimal satu orang sahabat atau orang terdekat yang dapat kita percayai.  Dengan orang tersebut, kita merasa aman dan nyaman untuk bercerita segala hal, termasuk hal-hal yang tidak dapat kita bagikan kepada orang lain.  Begitu pula Tuhan, saat kita memiliki hubungan yang intim denganNya, Tuhan memberitahukan janjiNya bagi kita.  (Psalm 25:14 (KJV):  Rahasia Tuhan bersama dengan orang-orang yang takut akan Dia, dan Dia akan menunjukkan kepada mereka perjanjianNya.)

Nuh adalah salah satu orang di Alkitab yang disebut bergaul karib dengan Tuhan.  Kita dapat melihat sedekat apa hubungan Nuh dengan Tuhan di Kejadian 6:13, saat Tuhan memberitahukan rahasiaNya kepada Nuh mengenai rencanaNya untuk menghancurkan bumi.  Ia pun meminta Nuh untuk membuat sebuah bahtera besar karena Ia ingin menyelamatkan Nuh dan keluarganya dari air bah. Dan Nuh menaatinya karena ia percaya.  Padahal, belum ada tanda apapun yang Tuhan berikan pada Nuh sehingga ia yakin akan keputusannya.  Dan air bah baru datang sekitar 100 tahun kemudian.  Namun Nuh percaya, karena Ia mengenal siapa Allahnya.

Seberapa dekat hubungan kita dengan Tuhan tercermin dari seberapa banyak janji dan rencanaNya yang di klaim dengan iman dalam hidup kita .  Tuhan ingin bergaul karib dengan kita, karena Ia rindu agar kita dapat mengenal pribadiNya lebih lagi dan memercayai setiap janjiNya.  Karena semakin dalam kita mengenal Tuhan, semakin besar iman kita akan dibentuk.

 

Seberapa dekat hubungan kita dengan Tuhan tercermin dari seberapa banyak janji dan rencana-Nya yang di klaim dengan iman dalam hidup kita

YANG MUDA YANG BERJAYA

 

Daniel 6:10a (TB)

Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.

 

Saat Ayah saya divonis mengalami sakit jantung, ia berada di puncak kejayaannya, umur 37 tahun, , memiliki pabrik dengan ribuan karyawan, dan lingkup penjualan produknya yang berskala nasional.  Ia merasa dirinya heba.  Tanpa Tuhan, ia bisa mencapai semua kesuksesannya seorang diri.  Ia tidak mengakui adanya Tuhan.  Tuhan adalah dirinya sendiri.  Namun, sejak divonis sakit jantung tersebut, ia sadar bahwa ada yang lebih berkuasa dari dirinya.  Singkat cerita ia bertobat dan menyerahkan hidupnya dan melayani Tuhan hingga hari ini.

 

Adalah Daniel, yang termasuk dalam jajaran orang pilihan Raja Nebukadnezar untuk bekerja baginya di istana, saat ia menyerang kerajaan Yehuda di Yerusalem.  Tentu bukan sembarang orang yang dipilihnya.  Ia harus orang muda yang berasal dari keturunan raja dan kaum bangsawan, berpenampilan sempurna, bijaksana, dan berwawasan luas.  Namun begitu, Daniel tidak menjadi sombong dan memegahkan dirinya.  Ia tahu bahwa segala kelebihannya adalah karunia dari Tuhan.  Ia tetap mencari wajah Tuhan dan diam di hadiratNya menjadi sebuah kebiasaan yang ia lakukan setiap hari.  Hasilnya, Tuhan memakainya secara luar biasa bagi kemuliaanNya.

 

Seringkali, kita lupa bahwa setiap pemberian yang baik adalah dari Tuhan.  Entah itu berupa keluarga yang lengkap dan harmonis, kebutuhan sehari-hari yang tercukupi, bakat atau talenta yang kita miliki, atau kondisi keuangan yang lebih dari cukup.  Sudahkah kita mensyukurinya?  Dan apakah kita tetap menjadikan Tuhan sebagai pusat dalam hidup kita?  Tuhan rindu, bahwa segala pemberian yang baik dari Tuhan, tidak membawa kita menjadi sombong dan menjauh dari Tuhan, namun sebaliknya Ia rindu agar kita dapat tetap bersekutu  denganNya, karena Ia adalah pribadi yang peduli akan hubungan.

 

MERASA HEBAT ADALAH AWAL DARI KEJATUHAN, SEBALIKNYA, ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN TIDAK AKAN PERNAH DIBIARKAN JATUH TERGELETAK.

SEHAT JIWA

 

Markus 12:31 (TB)

Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia 5  seperti dirimu sendiri. n  Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

 

Dalam sepuluh tahun terakhir, WHO mengumumkan bahwa tingkat depresi di dunia telah meningkat sebesar 18%.  Sekitar 300 juta orang penduduk di dunia mengalami masalah pada kesehatan mental mereka.  Dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan serta perubahan gaya hidup dan pola pikir seseorang, tingkat depresi semakin menjadi masalah serius.  Di Indonesia sendiri, isu penolakan terhadap bullying dan body shaming , serta diresmikannya UU ITE mulai semakin diangkat ke permukaan sebagai tanda kepedulian terhadap pentingnya kesehatan mental seseorang. 

Sama pentingnya dengan kesehatan fisik, Tuhan juga ingin kita peduli dengan kesehatan mental kita.  Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri.  Itu artinya, Tuhan ingin agar kita juga mengasihi diri kita sendiri, sebelum kita dapat belajar mengasihi orang lain.  Tanpa disadari, kita mencurahkan seluruh tenaga, pikiran, dan waktu kita untuk orang lain dan hal-hal yang menjadi tanggung jawab kita (pelayanan, pekerjaan, keluarga, dll), hingga kita lupa untuk meluangkan waktu bagi diri kita sendiri.  Bahkan Tuhan Yesus pun meluangkan waktu bagi dirinya sendiri untuk beristirahat dan berkomunikasi dengan Bapa.  Ia tidak melayani dan menyembuhkan semua orang di bait Allah, Ia bahkan mungkin melewatkan sebuah kota untuk dikunjungi karena Ia harus berkotbah di tempat lain. 

Pada akhirnya, kesehatan jiwa kita akan memengaruhi semua aspek dalam kehidupan kita.  Oleh karena itu, mari kita belajar untuk merawat dan menjaga pikiran kita tetap sehat dan positif.  Lakukan hal-hal yang kita sukai, hargai diri sendiri atas setiap kerja keras yang telah kita lakukan untuk orang lain, hidup dalam komunitas yang membangun, serta miliki waktu khusus untuk bersekutu denganNya.

 

Tuhan ingin agar kita mengasihi diri sendiri, sebelum kita mengasihi orang lain

MULUTMU HARIMAUMU

 

Filipi 4:8 (TB)

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

 

Beberapa hari yang lalu, Korea Selatan kembali dihebohkan dengan peristiwa bunuh diri yang dilakukan oleh seorang aktris K-pop terkenal bernama Sulli.  Semasa hidupnya menjadi aktris, ia selalu disorot dan dinilai kontroversial karena melakukan hal-hal yang dianggap melanggar norma sosial dan kesopanan yang masih cukup dijunjung tinggi di negara tersebut.  Apapun yang dilakukannya selalu dikritik dan dihujat dengan kata-kata yang menyakiti hatinya sehingga ia mengalami depresi berat dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya minggu lalu. 

 

Saat membaca berita ini, saya kembali diingatkan mengenai betapa berkuasanya setiap perkataan yang kita ucapkan dan keluar dari mulut kita.  Lidah memang tidak bertulang.  Kita bisa mengucapkan segala sesuatu yang kita inginkan tanpa pikir panjang dan dengan mudahnya dapat menyakiti orang lain tanpa kita sadari.  Oleh karena itu, kita perlu menjaga ucapan kita agar apa yang keluar dari mulut kita adalah perkataan yang penuh kasih dan membangun orang lain, bukan perkataan yang menghakimi dan menjatuhkan mereka.

 

Apa yang keluar dari mulut kita mencerminkan apa yang ada dalam hati dan pikiran kita.  Jika hati dan pikiran kita negatif, apa yang keluar dari mulut kitapun menjadi negatif.  Begitu pula sebaliknya.  Amsal 4:23 berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Marilah kita jaga hati dan pikiran kita dengan Firman Tuhan, sehingga apa yang keluar dari mulut kita secara otomatis adalah perkataan yang positif, membangun, dan penuh kasih terhadap semua orang.

 

PERKATAAN KITA MENCERMINKAN HATI DAN PIKIRAN KITA. PERKATAAN PENUH KASIH BERASAL DARI HATI YANG PENUH KASIH.

GULMA

 

Galatia 5:24 (TB)

Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

 

Gulma adalah sejenis tumbuhan liar yang tumbuh begitu saja di antara lahan pertanian yang sedang diproduksi.  Ia berasal dari spesies liar yang telah berkembang sejak timbulnya area pertanian tesebut.  Kehadirannya tentu saja tidak diinginkan karena dapat menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi, baik secara kuantitas maupun kualitas.  Perlu strategi khusus yang dilakukan para petani untuk mengendalikan pertumbuhan gulma, karena ia tumbuh begitu saja setiap hari dan secara rutin para petani harus membersihkan tanaman produksinya dari serangan gulma.

Dalam diri manusia juga terdapat “gulma” yang dapat mengganggu kualitas pertumbuhan kasih kita terhadap Tuhan dan sesama.  Gulma tersebut adalah kedagingan, yaitu ego kita.  Wajar bahwa kita memiliki ego, karena kita diciptakan Tuhan dengan tubuh kedagingan yang memiliki jiwa.  Namun, bukan berarti ego atau kedagingan kita dapat menguasai seluruh tubuh, jiwa, dan roh kita.

Setelah menerima kebenaran, kita telah menawan seluruh kedagingan kita supaya Tuhan saja yang berkuasa atas tubuh, jiwa, dan roh kita.  Artinya, kita perlu belajar menundukkan diri pada Roh yang diam di dalam kita sehingga kita dapat menguasai ego kita.  Untuk dapat mengasihi dan mengampuni sesama, kita perlu melepas segala ego dan “harga diri” kita dan taat pada penundukan Roh yang ada di dalam kita.  Begitu juga dalam konflik kita dengan sesama.  Merasa menjadi yang paling benar dan tidak menjadi pendengar yang baik adalah ciri-ciri bahwa ego kita masih berkuasa dalam hati kita.  Marilah kita belajar untuk melepaskan ego kita setiap hari dan menyerahkan diri pada penundukan Roh yang berkuasa dalam hati kita.  Mintalah Roh Kudus untuk menguasai perasaan, pikiran, perkataan, dan perbuatan kita senantiasa.

Merasa menjadi yang paling benar dan tidak menjadi pendengar yang baik adalah ciri-ciri bahwa ego kita masih berkuasa dalam hati kita

 

KEBENARAN YANG MENGUBAHKAN

 

Roma 5:18 (TB)

Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.

 

Saat kecil, orang tua saya selalu mendidik anak-anaknya untuk memiliki nilai-nilai hidup yang baik, dimulai dari hal-hal kecil yang perlu dijadikan kebiasaan baik.  Contohnya: cara sikat gigi yang benar, cara merapikan kamar, tata karma saat makan, dan lain sebagainya.  Beberapa kali kami membandel, namun, Mama selalu mengkoreksi dan memaksa kami untuk disiplin melakukan kebiasaan baik tersebut walaupun sepele.  Sekarang, sejak menjadi orang tua, saya sadar bahwa yang Mama lakukan saat itu bukanlah kejam ataupun tanpa tujuan.  Saya bersyukur apa yang mereka ajarkan membuat saya memiliki nilai-nilai baik yang bisa saya turunkan untuk anak-anak saya.  Saya tahu, apa yang Mama lakukan saat itu, karena Mama mengasihi kami.

Begitu pula dengan apa yang Tuhan lakukan bagi kita.  Sebelum mengenal kebenaran, hidup kita mungkin tak berarti dan tanpa arah tujuan.  Namun sejak Yesus tinggal dalam hati kita, segala teguran berupa masalah dan proses hidup yang harus kita jalani semata-mata Tuhan izinkan terjadi karena Ia mengasihi kita.  Bukan untuk menjerumuskan kita, namun untuk membawa kita naik ke tingkat kedewasaan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Bagi Tuhan, sangatlah mudah untuk mengabulkan semua permintaan kita, menyelesaikan semua masalah kita, dan mengubah kondisi kehidupan kita yang tidak menyenangkan saat ini.  Namun, yang Tuhan inginkan adalah agar kita mengenal dan mengerti kebenaran yang ada dalam Kristus, karena Ia sangat mengasihi kita.

 

KASIH MEMAMPUKAN KITA UNTUK MENYAMPAIKAN KEBENARAN YANG AKAN MENGUBAH KEHIDUPAN KITA.

BERKORBAN

 

Roma 5:8 (TSI)

Tetapi Kristus mati bagi kita ketika kita masih hidup sebagai orang berdosa yang memusuhi Allah.  Dengan begitu, Allah sudah menunjukkan bahwa Dia sangat mengasihi kita.

 

Seorang public figure menyamar menjadi seorang dengan gangguan jiwa dan berjalan-jalan di pinggir jalan.  Ia ingin mengetahui bagaimana respon masyarakat atas kondisi tersebut.  Ia menyamar memakai pakaian lusuh yang kotor, wig rambut gimbal, serta make up muka dan seluruh badan agar seakan terlihat seperti nyata.  Ia mulai ber-akting berjalan di pinggir jalan dan meminta belas kasihan orang sekitar.  Setelah mengalami berbagai penolakan, akhirnya ada seorang ibu pemulung yang berbelas kasihan dengan memberikan makanan yang semula sudah ia siapkan untuk anaknya.  Ia pun ikut duduk dan menemani sang public figure ini makan.  Merasa tersentuh dengan kebaikannya, akhirnya ia membuka penyamarannya.  Singkat cerita, ia memutuskan untuk membantu ibu tersebut dengan memberikan sebagian dari yang sedang sang ibu butuhkan.

Allah pun rela “menyamar” menjadi manusia, membantu menyelesaikan masalah masyarakat sekitar, bahkan lebih dari itu, ia akhirnya mati dan bangkit untuk menebus dosa semua manusia di atas kayu salib.  Ia melakukannya karena kasihNya yang besar kepada kita dan Ia melakukannya di saat manusia masih belum menyadari dosa-dosanya.

Kasih yang sejati diuji saat orang yang kita kasihi belum melakukan hal yang baik terlebih dulu untuk kita.  Kasih yang sejati diberikan kepada orang yang bahkan tidak layak menerimanya.  Mengasihi berarti berkorban dan mau mengambil resiko jika orang yang kita kasihi tidak membalas kebaikan kita atau bahkan melakukan yang sebaliknya.  Allah, yang adalah kasih, telah menunjukkannya bagi kita, dan Ia mau agar kita melakukannya juga untuk orang lain.  Sudahkah kita mengasihi, sama seperti Yesus mengasihi?

 

Kasih yang sejati diuji saat  kita memberikannya pada orang yang sebenarnya tidak layak menerimanya.

PEREMPUAN YANG TIDAK LAYAK

 

“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Roma 5:8

 

Pagi itu, saat Yesus sedang mengajar orang banyak di Bait Allah, tiba-tiba sekumpulan orang Farisi dan ahli Taurat masuk ke dalam sambil membawa seorang perempuan ke hadapanNya.  Semua orang memandangnya dengan penuh penghakiman.  Mereka membeberkan apa yang telah diperbuat perempuan ini lalu mereka meminta Yesus untuk memberikan pendapat.  Namun apa yang Yesus katakan membuat semua orang tercengang: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Perempuan tersebut menangis sejadi-jadinya di kaki Yesus atas pengampunan yang telah ia terima.  Dan sejak saat itulah, kasih Yesus mengubah kehidupannya untuk selamanya.

Sesungguhnya, bukan mujizat Tuhanlah yang mengubahkan kehidupan kita, melainkan kasihNya yang tanpa syarat atas hidup kita.  Ia rindu untuk mengasihi kita tanpa syarat.  Bahkan saat kita merasa hidup kita kacau dan hati kita hancur.  Saat kita merasa kotor dan tidak layak.  Ia tetap mengasihi kita dan rindu agar kita menerima kasihNya dalam hidup kita.  Karena kasihNya lah yang akan mengubah kehidupan kita menjadi berarti dan berpengharapan.  Sama seperti apa yang Ia telah lakukan pada perempuan yang berzinah, demikian pula Ia ingin mengubah kehidupan kita.

Ini adalah waktu yang terbaik bagi kita untuk mensyukuri lagi atas kasih yang besar, yang telah Ia berikan bagi kita.  Terimalah kasih yang sempurna dari Bapa, yang melayakkan kita untuk menjadi anakNya dan menjadi ahli waris kerajaan Sorga.  Dan biarlah kasihNya tinggal dalam kita, sehingga lewat kasih Bapa yang ada dalam hidup kita, bisa juga mengubahkan kehidupan orang lain yang belum mengenalNya.


SIRKUS KEHIDUPAN

 “Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN.  Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para lawannya.” Mazmur 112:7-8

 

Seorang pemain sirkus sedang mempertontonkan aksinya berjalan di atas seutas tali pipih di ketinggian.  Semua penonton bertepuk tangan dengan riuh mengagumi aksi keberaniannya.  Bukan hanya berjalan, ia juga mulai menaiki sepeda sambil melintasi titik yang satu ke titik yang lain di atas tali tersebut.  Setelah aksi tersebut, tiba-tiba ia meminta salah satu simpatisan dari penonton untuk menjadi bagian dalam aksinya, menaiki pundaknya dan melintasi tali menggunakan sepeda.  Sontak suasana menjadi hening dan tidak ada satupun penonton yang bersedia menjadi volunteer.  Tiba-tiba seorang anak kecil mengacungkan tangannya dan berdiri maju ke depan.  Semua mata penonton mengikuti langkahnya mendekati panggung sambil berpikir mengapa anak kecil tersebut begitu berani menjadi volunteer.  Ternyata, usut punya usut, anak kecil tersebut adalah anak dari sang pemain sirkus tersebut.

Sahabat, tak jarang hidup kita pun diperhadapkan dengan begitu banyak ketidakpastian yang membuat kita takut dan ragu untuk melangkah.  Bagaimana kalau nanti gagal?  Bagaimana jika jatuh?  Apa yang terjadi kalau jalannya buntu?  Apa yang terjadi kalau keputusan yang saya ambil salah?  Namun, sama seperti anak sang pemain sirkus tersebut, kita memiliki Bapa di Sorga yang menguasai segala ketakutan dan ketidakpastian dalam hidup kita.  Keyakinan dan iman itulah yang kita pegang teguh, bahwa Ia pasti memiliki segala solusi yang kita butuhkan, dan Ia menuntun kita kepada janji dan masa depan terbaik yang penuh harapan.

Hidup kita memang penuh ketidakpastian.  Tapi kita tahu, Tuhan memegang hari esok kita.  Itulah yang menjadi kekuatan kita.  Bahkan dalam lembah kekelaman, kita tidak akan takut bahaya karena kita tahu Tuhan bersama dengan kita dan Ia tidak akan membiarkan kita jatuh.  Dengan keyakinan itu, kita akan menjalani hidup kita dengan pengharapan yang penuh, karena kita tahu, Tuhan selalu menggenggam tangan kita.

TEMPAT BELAJAR

 

 Kisah Para Rasul 2:46-47 (TB)

Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.  ….. Dan mereka disukai semua orang.  Dan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

 

Saat Papa baru saja mengenal Tuhan, seorang teman mengajaknya menghadiri pertemuan kelompok sel.  Beberapa bulan kemudian, ia mulai diberi kepercayaan untuk memimpin doa.  Awalnya ia menolak karena merasa tidak dapat berdoa.  Namun karena terus dimotivasi, akhirnya Papa mau.   Saat yang paling menegangkan akhirnya tiba.  Semua mata tertutup untuk bersiap berdoa, lalu Papa diam-diam membuka kertas contekannya dan membacakan kata-kata doanya dengan terbata-bata.  Hari itu, tidak ada yang tahu bahwa doa yang ia ucapkan sudah disiapkannya dari seminggu sebelumnya.  itulah pengalaman Papa pertama berdoa di depan orang lain.

Saat ini, karena ketaatannya akan panggilan Tuhan, Papa dipercaya Tuhan untuk berkotbah dan memberikan pengalaman hidupnya bagi banyak orang.  Papa adalah salah satu dari sekian banyak orang yang belajar dan bertumbuh dalam komunitas kelompok sel.   Percayalah, komunitas kelompok sel yang saat ini kita miliki adalah komunitas yang terbaik yang sudah Tuhan siapkan untuk kita.  Karena komunitas inilah yang menjadi wadah yang Tuhan pakai untuk membentuk dan membangun bukan hanya aspek kerohanian kita, namun juga berbagai aspek lainnya dalam hidup kita.

Sudahkah Anda memiliki komunitas yang menjadi tempat Anda untuk bertumbuh?  Karena pertumbuhan hidup kita berlangsung setiap hari, kita perlu komunitas yang solid dan kuat yang dapat membantu kita untuk bertumbuh lewat setiap kejadian yang kita alami setiap hari.  Tidak ada komunitas yang sempurna, namun Allah pasti menyediakan yang terbaik dan paling tepat untuk membentuk dan membangun kehidupan kita. 

 

KOMUNITAS YANG MEMBANGUN MENENTUKAN KUALITAS PERTUMBUHAN HIDUP ANDA.

 

SEKOLAH IMAN

 

Pertanyaan paling umum yang kita sering temukan di kalangan ibu-ibu yang baru memiliki anak adalah: “Udah berapa bulan umurnya sekarang? Udah bisa apa aja?” Ya, walaupun fase pertumbuhan setiap bayi berbeda-beda, namun yang pasti, dari hari ke hari, fisik, kemampuan bicara, berpikir, dan berkata-kata mereka menjadi semakin baik dan sempurna seperti seharusnya.  Biasanya, dengan semangat yang menggebu-gebu,  ibu-ibu tersebut akan menceritakan pertumbuhan anak mereka masing-masing.

Bercermin pada diri sendiri, saya termenung ketika hati saya mengajukan pertanyaan yang sama: “Sudah berapa tahun jadi Kristen?  Sudah belajar apa saja?”  Pertanyaan ini membuat saya flash back apa saja yang sudah terjadi sejak saya lahir baru hingga saat ini.  Sudah 14 tahun berlalu.  Apa saja yang sudah saya pelajari?  Apakah saya bertumbuh layaknya seperti seorang remaja?

Yang paling berjasa dalam pertumbuhan rohani dan iman saya adalah komunitas di mana saya bertumbuh.  Saya mendapatkan banyak sekali pengajaran yang benar tentang kekristenan dan bukan itu saja, gereja menjadi sekolah iman saya.  Saya banyak belajar bukan saja tentang teori kekristenan, tapi gereja juga menjadi tempat praktek di mana karakter saya dibentuk bersama orang-orang di dalamnya.  Bagaimana dengan Saudara?  Sudahkah Saudara memiliki komunitas yang tepat untuk Saudara bertumbuh di dalam pengenalan akan Tuhan?  Sudahkah Saudara mengikuti setiap pengajaran yang disediakan sebagai fasilitas pertumbuhan rohani Saudara? Bersyukurlah untuk komunitas yang kita miliki, karena Tuhan memakai komunitas tersebut untuk mendidik dan mendewasakan kita.

 

GEREJA ADALAH SEKOLAH IMAN DI MANA KITA BELAJAR TEORI TENTANG KEKRISTENAN DAN JUGA TEMPAT PRAKTEK DI MANA KARAKTER KITA DIBENTUK

AYAM ATAU BABI?

 

Kolose 2:7 (TB)

Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

 

Ada sebuah cerita fabel yang cukup terkenal mengenai persahabatan babi dan ayam.  Suatu hari, ayam berkata, “Hei babi, bagaimana jika kita membuka sebuah restoran?”  Si babi menjawab, “Hmm… apa yang mau kita jual?” Dengan cepat ayam menjawab, “Bagaimana jika ham dan telur?” Lalu babi pun menolak keberatan, “Oh, tidak terimakasih, kamu hanya perlu bertelur untuk menyediakannya, tapi aku harus dikorbankan.”

Cerita ini memberi kita pandangan mengenai dua tipe orang yang ada di dalam sebuah komunitas: kelompok ayam, yang sekedar berpartisipasi; dan kelompok babi, yang berkomitmen.  Untuk berpartisipasi, seseorang tidak perlu mengorbankan seluruh aspek hidupnya, mungkin hanya sebagian kecil dari waktu, tenaga, dan usahanya.  Namun untuk berkomitmen, ia akan selalu berusaha memberikan yang terbaik, bahkan seluruh aspek hidupnya. 

Sobat ICC, untuk sebuah tanaman dapat tumbuh dan berbuah, sebuah benih perlu mati dan tertanam dan berakar di dalam tanah.  Begitu pula dengan kita.  Saat kita rindu untuk semakin bertumbuh di dalam Tuhan, kita perlu berkomitmen dan tertanam dalam sebuah komunitas.  Mungkin ada masalah yang tidak menyenangkan bagi kita dan Tuhan izinkan terjadi.  Namun percayalah, Tuhan sedang membentuk kita untuk bertumbuh dan berbuah lebih lebat.  Karena tidak ada komunitas yang sempurna.  Tapi yakinlah di mana Tuhan “menanam” kita, itulah tempat yang tempat untuk pertumbuhan iman kita. Mari kita responi setiap proses pembentukan Tuhan dengan sikap hati yang benar, agar kita dapat bertumbuh maksimal dan semakin serupa dengan Tuhan.

 

DI BALIK SEBUAH TANAMAN YANG BERBUAH LEBAT, ADA BENIH YANG BERKOMITMEN UNTUK MAU MATI DAN TERTANAM DI DALAM TANAH.

PELAYANAN YANG SESUNGGUHNYA

 

Kejadian 41:38 TB

Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?”

 

Suatu hari saat saya sedang beraktivitas di sebuah tempat umum, tanpa sengaja saya mendengar pembicaraan yang terlontar dari seorang Bapak yang sedang berbincang dengan temannya.  “Cari pegawai mah mending ga usah yang Kristen lah, ribet.  Bentar-bentar izin ke gereja lah, pelayanan ini lah, itu lah.  Dateng kantor telat terus, gaji pengen gede. Kerjaan juga ga bagus-bagus amat, malah suka kasbon minjemin duit.”

Agak miris memang mendengarnya.  Namun kenyataannya, memang kualitas hidup kita yang sesungguhnya bukan dilihat saat kita di dalam gedung gereja, tetapi di _market place_ kita, ladang pelayanan kita yang sesungguhnya.  Banyak orang Kristen yang “menjaga” sikap hidupnya hanya saat ia bersama dengan komunitas orang percaya.  Namun, dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari, sayangnya karakter mereka yang sesungguhnya tidak mencerminkan karakter Kristus.

Sobat ICC, pelayanan kita yang sesungguhnya adalah saat kita menarik jiwa-jiwa datang kepada Tuhan di luar gereja , dengan integritas dan sikap hidup kita yang excellent di market place.  Itulah langkah awal yang dapat membuat  orang lain tertarik untuk mengenal siapa itu Kristus.  Barulah setelah itu, kita memiliki akses untuk menceritakan Kristus dan memperkenalkan keselamatan kepada mereka yang belum percaya.  Oleh karena itu, marilah kita sama-sama belajar untuk menjaga integritas hidup kita dan menjadi excellent di manapun Tuhan tempatkan kita, agar nama Tuhan dimuliakan dan banyak jiwa-jiwa yang mengenal Kristus lewat hidup kita.

 

PELAYANAN KITA YANG SESUNGGUHNYA BUKANLAH DI DALAM GEREJA, TETAPI DI MARKET PLACE KITA MASING-MASING.

AGEN RAHASIA SORGA

 

Efesus 2:10 TB

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.  ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

 

Kebanyakan film Hollywood menceritakan tentang sebuah kehidupan yang terjadi di masa depan, di mana teknologi menjadi semakin canggih dan manusia dapat menciptakan manusia “buatan”-nya sendiri, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dunia pada masa tersebut.  Ia dipersiapkan dan dikarantina, demi sebuah misi khusus yang dianggap mulia, yaitu menyelamatkan dunia dari kepunahan karena kejahatan atau wabah virus jahat yang mematikan. 

Kita adalah manusia buatannya Allah.  Sejak ada di dalam kandungan ibu kita, kita sudah dipilih dan dipersiapkan Allah untuk sebuah misi khusus yang luar biasa bagi dunia ini.  Kita, yang memiliki identitas rohani berbeda dengan dunia, “dipisahkan” Tuhan dan diutus di dalam dunia kita masing-masing, melaksanakan sebuah misi penyelamatan dunia seperti yang Allah rindukan.  Kita bukanlah berasal dari dunia ini.  Namun, ironisnya, tanpa kita sadari, seringkali kita malah berusaha beradaptasi untuk berbaur, memiliki nilai-nilai hidup dan menjadi sama seperti dunia ini.

Sebagai tubuh Kristus yang sudah dipanggil keluar, kita perlu menyatakan perbedaan tentang bagaimana cara kita hidup di tengah dunia yang telah kehilangan nilai-nilainya.  Tuhan memilih kita untuk menjadi berbeda dan mewarnai dunia ini dengan nilai-nilai kebenaran Kerajaan  Sorga.  Bahkan, ada kalanya kita perlu _stand alone_ untuk memertahankan nilai-nilai dan integritas hidup kita. Kita perlu menjadi contoh nyata dalam menghidupi setiap nilai kebenaran firman Allah, sehingga kita menjadi berdampak di manapun Tuhan menempatkan kita.  Karena untuk itulah kita dipanggil, untuk berfungsi di tengah-tengah dunia. 

 

KITA ADALAH AGEN KHUSUSNYA TUHAN DARI SORGA, BUKAN DARI DUNIA.  DAN TUHAN MEMANGGIL KITA UNTUK MENJADI BERBEDA.

 

KARYA SENI-NYA ALLAH

 

Roma 5:3-5 (TB)  Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.  Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

 

Sebelum membuat sebuah karya seni patung, seorang pemahat pasti sudah memiliki desain dan rancangan yang dipikirkannya secara detail.  Setelah itu, ia akan menuangkan ide desainnya ke medium yang ia pilih untuk karyanya.  Lalu, proses mengikis bahan dengan teknik ukir/pahat pun dilakukan sedikit demi sedikit sampai menyerupai bentuk yang diinginkan.  Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena setiap bagian dibentuk dengan sangat detail sehingga membentuk sebuah karya seni yang indah.

Berbicara soal karakter, dalam Alkitab, kata karakter memakai kata dari bahasa Yunani yang berarti alat ukir atau pemahat.  Jadi, membangun karakter adalah proses mengikis hati dengan mengukir atau memahat nilai-nilai dan prinsip kebenaran firman Allah sesuai dengan kehendak pemilik hidup kita, yaitu Tuhan.  Untuk menjadi sebuah karya Allah yang indah dan dipakai untuk kemuliaanNya, karakter dan hati kita perlu dibentuk sesuai rancangan Allah yang sudah Ia persiapkan sebelumnya untuk hidup kita. 

Oleh karena itu, kita perlu mematikan ego kita dan menyerahkan alat pahat tersebut ke dalam tangan Tuhan.  Kita perlu mengizinkan Tuhan untuk memahat setiap kebiasaan dan karakter buruk yang ada dalam hidup kita.  Walaupun proses memahat dan mengukir nilai-nilai kebenaran firman Allah membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan proses yang menyakitkan kedagingan kita, namun pada akhirnya, kita akan menjadi karya indahNya Allah dan menjadi kesaksian hidup bagi orang lain di sekitar kita.  Be patient in the process. Percayalah, Tuhan memberikan kita kekuatan untuk melalui setiap proses yang Tuhan berikan. 

 

KITA ADALAH KARYA SENI INDAH ALLAH YANG DICIPTAKAN UNTUK KEMULIAAN NAMANYA

BUKAN TONG SAMPAH

 

Kolose 3:9-10 (TB) karena kamu telah meninggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

 

Pernahkah kita berpikir, apa saja yang masuk ke dalam pikiran kita sepanjang hari?  Input seperti apa yang terekam masuk ke dalam pikiran kita? Begitu bangun pagi, saat kita melihat handphone dan mengakses internet, kita akan disuguhkan berbagai banyak informasi, baik itu positif maupun negatif.  Saat kita berada dalam komunitas dan _market place_ kita, perkataan dan informasi dari orang lain pun akan masuk ke dalam pikiran kita.  Hingga saat malam tiba, saat kita bersantai di depan televisi, kita bisa melihat berbagai berita mengenai kondisi dunia saat ini. 

Dengan semakin terbukanya dunia media digital untuk berekspresi, kita perlu semakin hati-hati dengan apa yang masuk ke dalam otak dan pikiran kita.  Karena tindakan kita bersumber dari pikiran dan tindakan tersebut bisa berubah menjadi karakter kita, kita harus bisa memilah mana informasi yang berguna dan mana informasi yang bisa dianggap sampah dan tidak membangun.   Pepatah Cina kuno mengatakan: Menabur pikiran akan menuai tindakan, menabur tindakan akan menuai kebiasaan, menabur kebiasaan akan menuai karakter, menabur karakter akan menuai takdir/nasib.

Sama halnya bahwa tindakan kita bersumber dari pikiran, maka begitu juga proses terjadinya perubahan karakter dalam hidup kita.  Semuanya berasal dari pola pikir kita.  Oleh karena itu, kita perlu memperbaharui pikiran kita terus menerus dengan pikiran Kristus sehingga terjadi _metanoia_ (perubahan pola pikir) yang membawa kita kepada pertobatan setiap hari.  Itulah yang menjadi dasar mengapa kita perlu merenungkan firman setiap hari, bahkan sebelum kita memulai hari kita dan mengisi pikiran kita dengan berbagai banyak hal.  Sehingga kita memiliki pagar yang kokoh untuk membentengi pikiran kita dari berbagai hal negatif yang masuk dalam pikiran kita.  Jadi, sudahkah kita memperbaharui pikiran kita dengan nilai-nilai kebenaran Allah yang kita miliki hari ini?

PERUBAHAN KARAKTER DIMULAI DARI PERUBAHAN POLA PIKIR YANG DIPERBAHARUI TERUS MENERUS

 

IJAZAH KARAKTER

 

Yakobus 5:11 (TB) Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Aub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

 

“Ah, pada akhirnya mah ilmu kuliah ga ada yang kepake.”  Pernah dengar kata-kata seperti ini?  Ya, seringkali, dalam dunia nyata, kita tidak dapat mengaplikasikan seratus persen setiap ilmu yang kita dapat pada saat sekolah dulu dengan mudah.  Lalu, apakah sekolah menjadi tidak penting?  Setidaknya menurut saya, saat kita lulus sekolah, ada pelajaran karakter yang kita dapatkan.  Walaupun tidak tertulis secara eksplisit di ijazah kita, namun ternyata hal ini jauh lebih penting dari kemampuan akademis yang kita miliki.

 

Saat sekolah, banyak hal tentang karakter yang tanpa sadar kita pelajari.  Kita belajar tentang kerja keras, pantang menyerah, berkomunikasi, bekerja sama dalam tim, cara bernegosiasi yang baik, tunduk pada otoritas di atas kita, sopan santun, _public speaking_ , menjadi kreatif, bagaimana harus bersikap saat berada di bawah tekanan, dan lain sebagainya.  Hal-hal seperti ini yang membuat kita tetap bertahan saat menghadapi masalah maupun kesulitan yang kita temukan di dunia nyata.   Ditambah dengan hikmat dan pengenalan kita akan nilai-nilai firman Tuhan, hal tersebut akan membawa karakter kita menjadi semakin serupa dengan Kristus. 

 

Kemampuan dan ilmu akademis bersifat dinamis.  Kita tidak berhenti belajar pada saat lulus sekolah.  Ada berbagai penelitian dan penemuan yang baru yang bisa kita pelajari kapanpun dan di manapun dengan mudah.  Namun, butuh waktu dan proses untuk membangun sebuah karakter.  Ia tidak dapat dipelajari dalam semalam, namun ia perlu dibentuk bahkan mungkin bertahun-tahun.  Oleh karena itu, hargailah setiap proses kehidupan yang kita jalani, karena itulah yang akan membentuk karakter kita seperti Kristus dan menguatkan kita untuk dapat menghadapi setiap masalah yang terjadi. 

 

KEMAMPUAN DAPAT MEMBAWA KITA KE PUNCAK KESUKSESAN, NAMUN KARAKTERLAH YANG MEMBUATNYA BERTAHAN.

GYM ROHANI

 

Kolose 3:9-10 (TB) karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

 

Setelah bertahun-tahun hidup dalam gaya hidup yang salah, seorang pria akhirnya menyadari bahwa ia harus menghentikan kebiasaan buruknya, yaitu pola makan yang kurang baik.  Ia memutuskan untuk pergi ke _gym_ dan mulai berlatih dengan sangat keras.  Mula-mula ia menjalani diet ketat dan berhasil memangkas berat badannya hingga 20 kilogram.  Ia juga mulai menguatkan dan membentuk otot-ototnya sehingga badannya bukan saja fit namun juga berotot bak binaragawan.  Tidak ada hari yang ia lewatkan tanpa pola makan yang teratur dan latihan fisik yang disiplin, sehingga dalam beberapa tahun kemudian, ia berhasil mengikuti kejuaraan binaragawan internasional dan meraih juara tiga.

 

Sama halnya ketika kita lahir baru dan mengenal Kristus.  Kita menanggalkan zona nyaman kita: dosa kita, kebiasaan buruk , komunitas yang tidak membangun, pekerjaan yang tidak sesuai kehendak Tuhan, dan lain sebagainya.  Di satu sisi yang lain, kita perlu mulai menggantinya dengan hal-hal baru yang akan membuat kita merasa asing, tidak nyaman, dan penuh pengorbanan.  Namun, pada akhirnya kebiasaan-kebiasaan baru tersebut akan membentuk karakter manusia baru kita di dalam Tuhan.

 

Berapa banyak di antara kita yang mengharapkan untuk menjadi lebih sabar?  Lebih dalam mengenal Tuhan?  Mengasihi orang lain lebih lagi?  Mampu menguasai diri dengan baik? Kita perlu bertekun dalam kebiasaan-kebiasaan baik yang kita lakukan dan terus memperbaharui diri dengan setiap firman yang kita baca dan renungkan.  Pula, Tuhan mungkin mengizinkan kita untuk mengalami setiap ujian dan proses karakter  lewat masalah-masalah yang kita hadapi.  Percayalah, semuanya itu akan membentuk otot-otot rohani kita menjadi semakin kuat dan menjadikan kita pribadi yang berkenan di hadapanNya. 

 

MANUSIA LAMA MEMBUAT KITA NYAMAN, NAMUN MANUSIA BARU MEMBUAT KITA KUAT

AWAS ADA POLISI!

 

Bahan bacaan:

Roma 10:17 (TB) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

 

“Awas loh, kalo nakal nanti ditangkep bapak polisi!” Siapa yang semasa kecil pernah menjadi korban “cuci otak” semacam ini? Ya, sepertinya orang tua tidak pernah kehabisan akal untuk melakukan segala cara agar anaknya dapat duduk manis dan menuruti segala nasihat mereka.  Walaupun dirasa kurang bijaksana, namun cara ini ternyata cukup ampuh, termasuk untuk saya secara pribadi.  Hampir sepuluh tahun, otak saya sepertinya didoktrin bahwa polisi itu kejam dan menakutkan.  Baru setelah besar, saya mengerti, bahwa hal itu hanyalah salah satu cara yang orang tua lakukan untuk membuat saya menjadi anak baik dan tidak nakal. 

 

Pada konteks yang berbeda, begitu pulalah cara iman kita dibangun menjadi semakin kuat hari demi hari.  Dikatakan dalam Roma 10:17, bahwa iman timbul dari pendengaran oleh firman Kristus.  Saat kita mendengar dan merenungkan firman secara terus menerus, perlahan tapi pasti, tanpa kita sadari, pikiran kita akan dipenuhi oleh firman yang akan mengubah pola pikir kita  dan iman kita menjadi semakin kuat.  Oleh sebab itu, Tuhan katakan bahwa kita perlu merenungkan dan membicarakan firman secara berulang-ulang sehingga firman tersebut menjadi keyakinan dan terbentuk dalam pola pikir kita.  Dengan iman yang kuat, kita bisa mengalahkan segala masalah dan pencobaan yang datang dari si jahat

 

Berapa banyak dari kita yang hari-hari ini ada dalam masa-masa depresi, ketakutan, cemas, panik, atau kebingungan dengan segala ketidakpastian masa depan kita?  Mari kita bangun kembali iman kita, penuhi pikiran kita dengan firman Kristus, dan klaim setiap janji Tuhan yang terdapat di dalamnya.  Percayalah bahwa iman kita mengalahkan dunia, dan kita akan keluar sebagai pemenang. –JN –

 

APA YANG MEMENUHI PIKIRANMU? BERITA DAN PIKIRAN NEGATIF? ATAU IMAN DAN JANJI-JANJI TUHAN?

UNDER CONTROL

 “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.” (Kisah Para Rasul 4:31)

 

Pernahkah Saudara melihat orang yang berada dalam pengaruh alhokol ataupun obat-obatan terlarang?  Secara fisik, kita dapat mengenalinya dengan gaya berjalannya yang sempoyongan, pula secara mental dan jiwa, alkohol maupun obat-obatan terlarang tersebut mengontrol perasaan, pikiran, dan tindakannya menjadi di luar kendali atau kesadaran normalnya.  Caranya berbicara tidak karuan dan ia akan cenderung menjadi lebih sensitif dan emosional.  Sesudah pengaruh alkohol dan obatnya hilang, ia akan lupa dan tidak menyadari apa yang telah ia katakan dan perbuat sebelumnya.

Begitu pula saat kita dipenuhi oleh Roh Kudus.  Dalam konteks positif, Roh Kudus akan memampukan kita untuk melakukan hal-hal yang di luar kemampuan kita, karena Ia yang memberikan kekuatan dan keberanian untuk melakukan kehendak Tuhan demi kemuliaanNya.  Jadi, segala yang kita lakukan, bukanlah karena kehebatan kita dan karena kehendak kita, namun karena Roh Kudus yang memampukan kita melakukannya.  Hal inilah yang dialami oleh para Rasul pada saat Roh Kudus memenuhi mereka.  Dengan berani mereka memberitakan Injil dan ribuan orang yang akhirnya menjadi jemaat mula-mula, percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya.

Yesus berjanji bahwa Ia akan memberikan Roh Kudus untuk diam secara permanen dalam diri setiap orang percaya untuk menjadi penolong bagi kita melakukan kehendak Bapa.  Ia rindu dalam hidup keseharian kita, kita senantiasa dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga Ia mengontrol seluruh pikiran, perasaan, dan perbuatan kita sesuai dengan kehendakNya.  Untuk itu, kita perlu terus menerus diperbaharui oleh Firman Tuhan dan memiliki hati yang taat untuk hidup kudus sesuai FirmanNya.  Mintalah Roh Kudus untuk terus tinggal dalam hati kita dan memenuhi seluruh aspek kehidupan kita.  Sehingga kita dapat dipakai Tuhan untuk menggenapi kehendakNya dan menyatakan kemuliaan namaNya dalam seluruh kehidupan kita.