Search

30.9.20

AKU DULU

 

 Matius 20:26 & 2 (TB)

Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.

 

Saya banyak belajar bagaimana seharusnya saya melayani dari anak sulung saya.  Seringkali, anak sulung saya terpaksa harus mengalah dari adiknya yang masih kecil saat mereka memperebutkan mainan dan barang apapun yang mereka ingin miliki.  Sang adik selalu berkata “Aku dulu.”  Dalam setiap kesempatan, saya memang mengajarkan si bungsu untuk belajar menghormati kakaknya yang lebih tua, namun karena ia masih kecil dan belum mengerti, seringkali akhirnya sang Kakak lah yang lebih banyak mengalah.  Dan saya tahu persis, ia rela mengalah karena ia menyayangi adiknya.

 

Bagi dunia, konsep “pelayanan” bukanlah konsep yang populer.  Mereka cenderung memiliki mentalitas “aku dulu” dan “layani saya”.  Dalam banyak hal, kita sering menjumpai orang-orang yang ingin mendapatkan pelayanan yang terbaik ketimbang menjadi pelayan itu sendiri dan melayani kebutuhan orang lain.  Bahkan murid-murid Yesus pun berdebat mengenai siapa yang layak menerima kedudukan yang terkemuka. 

 

Bagi Yesus, penting sekali agar kita dapat benar-benar memiliki hati seorang pelayan.  Tuhan Yesus sendiri mencontohkan bagaimana Ia melayani murid-muridNya dengan membasuh kaki mereka.  Karena kasih, kita memberi hidup kita untuk melayani.  Oleh karena itu, kita perlu melepaskan ego dan status sosial kita untuk memenuhi keinginan Tuhan, bukan keinginan kita.  Karena kehendak Tuhanlah yang terutama, bukan kehendak kita. – JN –

 

Kehendak Tuhan yang terutama, bukan kehendak kita.

No comments:

Post a Comment