Search

24.12.11

Religious Fashion Show

Now Jesus turned to address his disciples, along with the crowd that had gathered with them.  “The religion scholars and Pharisees are competent teachers in God’s Law.  You won’t go wrong in following their teachings on Moses.  But be careful about following them.  They talk a good line, but they don’t live it.  They don’t take it into their hearts and live it out in their behavior.  It’s all spit-and-polish veneer.

Instead of giving you God’s Law as food and drink by which you can banquet on God, they package it in bundles of rules, loading you down like pack animals.  They seem to take pleasure in watching you stagger under these loads, and wouldn’t think of lifting a finger to help.  Their lives are perpetual fashion shows, embroidered prayer shawls one day and flowery prayers the next.  They love to sit at the head table at church dinners, basking in the most prominent positions, preening in the radiance of public flattery, receiving honorary degrees, and getting called ‘Doctor’ and ‘Reverend’.  

Don’t let people do that to you, put you on a pedestal like that.  You all have a single Teacher, and you are all classmates.  Don’t set people up as experts over your life, letting them tell you what to do.  Save the authority for God, let him tell you what to do.  No one else should carry the title of ‘Father’, you heaven only one Father, and he’s in heaven.  And don’t let people maneuver you into taking charge of them.  There is only one Life-Leader for you and them – Christ.  

Do you want to stand out?  Then step down.  Be a servant.  If you puff yourself up, you’ll get the wind knocked out of you.  But if you’re content to simply be yourself, your life will count for plenty.
Mathew 23:1-12 The Message

Saya rasa ayat ini bukan hanya berlaku untuk para pendeta, ahli teologi agama, atau bahkan siswa siswi STT saja.  Ayat ini juga berlaku untuk kita para pelayan Tuhan yang sering kali berkutat di dunia “rohani”, dalam pelayanan di lingkup gereja.

Seringkali secara tidak sadar, posisi dan jabatan kita dalam pelayanan di gereja membuat status sosial kita “naik”, menjadi lebih “tinggi” dari jemaat yang sekedar datang hari Minggu untuk beribadah.  Seolah-olah kita tampak lebih “suci” dan “hebat” dalam soal kerohanian daripada mereka.  Tentu saja kita lebih banyak menghabiskan waktu di gereja dalam pelayanan kita, belum ditambah kelas khusus untuk melengkapi para pelayan dengan firman Tuhan, persekutuan-persekutuan “wajib” bagi para pelayan, pertemuan-pertemuan doa, dan juga mungkin menghadiri lebih dari 1 kali kebaktian karena kita melayani beberapa kebaktian sekaligus.  Itu membuat kita, secara pengetahuan, akan mendapatkan lebih banyak porsi daripada jemaat.

Secara tidak sadar, kita membuat jati diri yang salah di hadapan manusia.  Di gereja, orang selalu mengenal kita baik, luar biasa, pelayanan yang berapi-api, punya hubungan yang intim dengan Tuhan.  Kita selalu terlihat dan tampak “suci” dan seakan tak pernah melakukan kesalahan dan dosa.  Namun, bagaimana kehidupan kita di luar gereja?  Bagaimana kehidupan kita sehari-hari?  Apakah integritas dan nilai-nilai yang selalu kita bicarakan di dalam gereja benar-benar ada dan tertanam dan kita lakukan dalam kehidupan kita?

Dengan level kita yang tadi kita katakan “lebih tinggi” dari jemaat, masihkah kita ada di level berjuang untuk tidak melakukan dosa?  Masihkah kita ada di level berjuang untuk melakukan saat teduh kita setiap pagi?  Masihkah kita ada di level berjuang untuk mengampuni orang lain?  Jika kita memang sudah “lebih tinggi” dari mereka, seharusnya kita sudah tidak ada lagi di level itu.  Tidak perlu lagi sesi pengampunan dosa dan pemulihan luka batin karena kekecewaan.

Secara tidak sadar, kita telah menjadi orang Farisi di gereja.  Tahu dan mengerti semua hal, namun tidak menghidupi kebenaran dalam kehidupan sehari-hari.  Itu semua sia-sia, dan The Message menyebutkan bahwa itu semua hanya sebuah fashion show, memamerkan dan memakai segala sesuatu yang baik dari kehidupan kita, namun melepaskan dan meletakkannya kembali setelah fashion show tersebut berakhir, kemudian kembali memakai pakaian lama kita setelahnya.  Ketika kita memasuki “dunia rohani” kita, seringkali kita mengambil “baju terbaik” kita, dan menyembunyikan baju sehari-hari kita, jangan sampai mereka melihatnya, namun setelah “keluar” dari sana, kita kembali melepaskan baju terbaik tersebut dan kembali dengan kenyamanan “pakaian” lama kita setelah keluar dari gereja.

Ketika ada orang lain yang bertanya dan konseling kepada kita, kita dapat melontarkan berbagai macam ayat untuk menjawab setiap pertanyaan mereka.  Bahkan jika perlu “menyuruh” mereka berbuat ini dan itu seperti yang ditulis di Alkitab.  Seakan-akan kita menjadi lebih “tinggi” dari kita.  Ketika kita melakukan kesalahan, kita berusaha menutupinya dari orang-orang di lingkungan kerja sehingga mereka tidak tahu bagaimana sebenarnya kehidupan kita. 

Saudara, jika kita boleh mengenal dan mengerti tentang keselamatan dan kebenaran, itu hanyalah sebuah anugrah yang luar biasa, dan tidak semua orang mendapatkan anugrah itu.  Itu bukan hasil kekuatan kita, namun hanyalah benar-benar sebuah anugrah.  Jika saat ini kita telah mengenal kebenaran, kita harus belajar untuk menghidupi kebenaran itu dalam keseharian kita.  Janganlah menjadi orang Farisi yang ada di dalam bait Allah.

11.11.11

Ganti Status


Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
1 Petrus 2:9

Pernahkah kita membayangkan bahwa pada suatu hari seorang raja datang bertamu ke rumah kita dan mengungkapkan bahwa kita sebenarnya adalah anak kandungnya yang telah terpisah sekian tahun lamanya.  Sejak saat itu kita diberikan hak khusus untuk memasuki istana, duduk makan semeja dengan raja, dikawal saat pergi ke tempat umum, dan hak istimewa lain sebagainya.
Kehidupan kita saat itu pasti langsung berubah drastis, dari yang semula biasa-biasa saja menjadi terkenal dan disegani orang banyak.  Bukan itu saja, kehidupan ekonomi kita akan berubah, gaya hidup dan penampilan kita juga akan “naik kelas”.
Kita patut bersyukur bahwa kehidupan kita telah berubah karena kita terlebih lagi diangkat menjadi anak Raja atas dunia ini.  Kita telah menerima kasih karunia yang besar dari Allah.  Namun banyak orang Kristen seringkali lupa dan tidak menyadari kasih karunia ini sehingga mereka menggunakan hidupnya dengan sembarangan.  Itulah yang membuat mereka masih hidup dengan kehidupannya yang lama dan hidup bagi diri mereka sendiri.
Jika kita menyadari bahwa Allah telah memberikan hak istimewanya sebagai untuk kita, seharusnya kita bersikap dan berperilaku sebagaimana kita seharusnya.  Kasih karunia yang Tuhan berikan akan mengubah kehidupan kita.  Akan ada hal-hal dan kebiasaan hidup lama yang ditinggalkan, dan digantikan dengan kebiasaan yang baru.  Kita juga mendapat hak istimewa sebagai anggota kerajaan Sorga dan sebagai seorang anak Raja segala Raja.  Ketika kita mengerti hal ini, kita seharusnya tak perlu lagi kuatir akan segala permasalahan hidup dan masa depan.  Dan hidup kita pun penuh dengan kasih yang telah Allah curahkan atas hidup kita untuk memberkati setiap orang yang belum mengenal kebenaran.  Sudahkah kita menyadari “status” kita di dalam Tuhan dan memakai hak istimewa yang Allah berikan untuk memberkati sekeliling kita?

STATUS YANG ALLAH BERIKAN BUKAN HANYA SEKEDAR STATUS, TAPI SUPAYA KITA BERLAKU SESUAI DENGAN STATUS TERSEBUT.

9.11.11

Patung Marmer atau Lantai Marmer?


Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Yakobus 1: 12

Saya pernah berjalan-jalan dan memasuki sebuah mall mewah di Jakarta.  Terlihat dari interiornya yang mewah dan terdapat beberapa patung marmer yang indah yang dipajang di dalamnya.  Saya sempat mendekati sebuah patung marmer yang dipamerkan di sana dan mengaguminya dari dekat.  Juga ada beberapa pengunjung lain yang melihat bersama saya.  Ketika saya selintas melihat ke lantai, saya menyadari bahwa lantai mall tersebut juga terbuat dari marmer.  Namun, tak ada seorang pengunjung pun yang mengagumi keindahan si lantai marmer.  Kalau lantai tersebut bisa bicara, mungkin dia akan protes kepada si patung, betapa irinya si lantai bahwa tidak ada seorang pun yang mengagumi keindahan si lantai marmer, hanya diinjak-injak orang dan tidak berharga sama sekali.

Saya berpikir, mungkin si lantai dan patung tersebut berasal dari gua yang sama, namun kualitas dan nilai jual mereka menjadi berbeda karena proses yang dilakukan terhadap marmer tersebut juga berbeda.  Tentu saja proses pembuatan lantai lebih mudah dari proses pembuatan patung yang harus dipahat dengan seorang ahli pahat yang professional. 

Begitu juga dengan hidup kita.  karakter yang ada dalam hidup kita saat ini dipengaruhi oleh bagaimana kita menerima proses pembentukan karakter kita selama ini.  karakter tidak muncul dalam satu hari, ia muncul dari kebiasaan-kebiasaan yang menjadi gaya hidup kita sehari-hari.

Visi Tuhan dalam hidup kita adalah menjadikan kita SERUPA dan SEGAMBAR dengan karakter Allah.  Dan Tuhan memberikan proses pembelajaran seumur hidup untuk karakter kita SAMA seperti karakterNya.  Namun respon kita terhadap setiap proses tersebutlah yang akan sangat memengaruhi karakter dan kehidupan kita.  Proses memang menyakitkan, tapi ketika kita taat dan tekun dalam proses tersebut, kita akan memiliki karakter yang unggul seperti yang Kristus telah rancangkan atas hidup kita.  Sekarang tinggal pilih, mau jadi lantai marmer yang hanya diinjak-injak orang atau menjadi patung marmer yang keindahannya dikagumi semua orang? :)

13.9.11

Hubungan Terasa Hambar, Jenuh, Flat....? Then u must read this!


repost dari kaskus: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10094017



mungkin temen² disini banyak yang sering seperti ini:
• Hubungan gue udah ga seharmonis dulu
• Ane mulai jenuh gan dengan pacar ane
• Gimana caranya supaya hubungan ga ngebosenin?
• [Ask] hubungan terasa hambar, pertahankan atau sudahi?


sebelum ke intinya,
ane mau cerita tentang pengalaman ane.

ane mulai pacaran pas kelas 3SMA. tahun ini ane jalan anniversary ke 4.
bulan² pertama, ane mesra nya minta ampun. di sekolah ketemu, ke kantin bareng... pokoknya bener² ky penganten baru deh.

lulus SMA. masuk ke univ yang berlainan.
awal² kuliah, masi beradaptasi dengan kesibukan perkuliahan yang jauh dibanding SMA.
otomatis frekuensi ketemu jadi berkurang. dan kebetulan ane ngekost, seminggu sekali pulang.
di kampus ane banyak cewe yang bisa dibilang seger² ky cendol...
begitu juga dengan pacar ane di kampusnya (ane tau lah secara univ terkenal gitu).

dan pada saat itu lah kita berdua merasa jenuh dengan hubungan kita.
ane merasa jenuh, begitu juga dengan pacar ane.

alasan fundamentalnya apa?
1. jarang ketemu
2. yaa ada lah saat² dimana ane tebar pesona... tapi ga tau dengan pacar ane tebar pesona juga ga...

tapi kok bisa bertahan sampe sekarang?
itu dia gan... ada suatu mind setting yang terpatri di pikiran ane.

mau tau apa yang terpatri di pikiran ane? makanya baca terus sampe abis..

sangat sederhana gan.

ane saat itu berpikiran bahwa:
ane mau konsisten dengan alasan ane jadian. yaitu untuk diseriusin.
ane ga mau pacaran dibuat 'Have Fun'
karena ane beranggapan: Pacaran itu Simulasi Hidup Berumah Tangga

terkait dengan cerita ane:
jadi ane memutuskan untuk berhenti berpikiran bahwa hubungan ane udah ga harmonis.
ane berusaha untuk setia, sayangi dia, tunjukkan rasa sayang itu, dan apa reaksi pacar ane?
dia juga berhenti berpikiran kalau hubungan kita udah terasa hambar.

in other words...
pacaran itu latian kesetiaan kita sebelum membina rumah tangga.
pacaran itu latian mengatasi konflik interpersonal dan intrapersonal.

jadi, kalau kita belum bisa mengatasi konflik dalam diri sendiri atau konflik dengan orang lain, jangan harap rumah tangga bisa bertahan lama.
jadi, kalau kita belum bisa setia dengan pacar, jangan harap rumah tangga bisa bertahan lama.

dan jadi...
kalau kita masih menjadi Pengecut yang tidak berani dan tidak bisa mengatasi masalah dengan pacar kita dan masih seenaknya bilang "Eloh... Gueh... End..."
jangan harap rumah tangga bisa bahagia.

jangan membiasakan suatu kebiasaan buruk.

kenapa ane bisa berpikiran seperti itu?
ini bukan suatu hal yang spontan lahir dari penalaran ane sendiri gan.

jadi, waktu itu ane sekolah ada pelajaran Sosiologi. dikasi tugas disuru cari berita tentang hubungan keluarga dan permasalahannya
ane cari lah di tabloid² nyokap ane. ane pilih berita tentang artis yang baru menikah, besoknya cerai.

dan ane menarik kesimpulan dari tugas ane itu:
"kalau belum bisa setia, jangan harap pernikahan bisa langgeng"

dan hal itu terus terpatri di benak ane.

lo sekarang gonta ganti pacar oke itu hak lo sebagai anak muda yang masi Have Fun.
tapi apa lo ga malu kalo nanti lo gonta ganti suami/istri?

seringkali kejadian seseorang diduai atau menduai pasangannya entah disengaja atau tidak.

disengaja, misalnya, memang pengen ganti² pacar.

tanpa disengaja, misalnya, merasa nyaman dengan orang lain karena sering cerita, curhat, minta pendapat, eh akhirnya demen...
sering lho ane ketemu kasus begini. ga usah jauh². di H2H sini juga banyak kasus bgitu
dan ane terus ikutin perkembangan kasus seperti itu, ternyata ujung²nya:
"Elooh... Gueh... End~"

itu semua bisa terjadi karena (salah satu alasannya) jenuh dengan pacar. betul ga? betul dong...
dan semua itu juga bisa terjadi karena kita selalu mikir "rumput tetangga lebih hijau"

tapi balik lagi aja deh agan² dan sista² semua... ane tetep memiliki mind-set
kalau ga bisa setia sama satu orang, ya ga usah merit
yaa... walaupun ane tau anak muda jaman sekarang masi Have Fun dan selalu mikir "ah gue merit masih lama..."

tapi inget gan n sist... yang namanya kebiasaan yang dianggap Enak itu sulit diubah. sulit dihilangkan.
contoh konkret aja deh. orang kebiasaan merokok, sulit untuk berhenti.
niat buat berhenti sih ada. tapi begitu ngeliat warung dikid aja langsung deh "bang... keteng 3"
ga jadi berhenti deh... tiba² mampus aja...

sama aja... kebiasaan 'hinggap' sana sini juga susah hilang...
apalagi kalau udah ketemu yang dianggep wuidiiih... ganteng... cantik... sexy...


Lalu bagaimana supaya Kita bisa berpikir dan meng-set mind kita seperti demikian?
dengan harapan kita tidak akan pernah merasakan kehambaran dalam hubungan.

ane ga akan bilang "makanya berpikiran seperti ane diatas".
pemikiran orang bisa beda². cara orang pun berbeda satu sama lain.
so.. ane cuma bisa kasi tips hal² apa saja yang bisa dengan mudah semua orang bisa lakukan.
jadi tips ini bersifat eksak. bukan abstrak. dan bersifat universal. bukan partikular.

1. Let it Flow... biarkan hubungan mu berjalan dengan apa adanya.
jangan menambahi aturan² yang tidak penting yang hanya membuat kamu/pasangan kamu merasa tidak nyaman.
akhirnya kamu jadi termakan oleh aturan kamu sendiri.
contohnya...
1. BBM harus cepat dibalas.
2. telponan 3x 1jam sehari
3. sebelum pergi, laporan dulu pergi kemana, sama siapa, pulang jam berapa.
4. dll

2. Ingat lah... bagaimana perasaan kamu saat kamu mengutarakan cinta kamu.
atau bagaimana perasaan kamu saat kamu menerima cinta dari pacar kamu.
senang dan berbunga² kan?
jangan jadi penebang pohon yang kamu tanam sendiri.
jangan menghancurkan perasaan yang kamu munculkan sendiri.
KECUALI kamu memang tidak beda dengan hewan yang suka kimpoi sana sini.

3. Komunikasi itu BUKAN hal terpenting dalam pacaran.
pasti sering denger: "pacaran yang penting adalah kepercayaan dan komunikasi"
tapi yang terpenting bukan itu. melainkan Kedewasaan.
bersikaplah dewasa. kamu bukan anak kecil yang maunya diajak main terus kan?
tunjukkan rasa sayang kamu dengan cara yang dewasa.

bokap ane dokter. kadang suka tugas piket di UGD. pergi malam, pulang pagi.
tapi nyokap ane ga pernah nyariin. tiap kali bokap mau pergi, nyokap ane cuma sediain kotak makan, baju ganti, sama kopi 1termos kecil. taro di tas, tasnya taro di mobil. slesai.
bokap kalo mao pergi cuma bilang "ma... pergi ya. kunci pintu."
nyokap jawab "ya... ati²."
udah. ga ada embel² apa² lagi.
ga ada tuh bilang "jangan lupa BBM yah... kalo lagi nganggur telpon..."
atau "nanti papih BBM dibales yang cepet ya..."

semakin sering berkomunikasi, semakin besar peluang suatu Konflik Muncul dalam komunikasi itu

4. Do not make any excuses to fulfill your selfishness.
Alasan dibuat untuk mendukung argumen yang bertanggung jawab.

"aku minta putus abisnya udah bosen sama hubungan kita..."
itu bukan argumen. tapi itu keegoisan.

instead of:

"hubungan kita membosankan karena kamu sama sekali ga perhatian lagi sama aku. gimana supaya tetep bisa bertahan nih?"
itu adalah alasan yang mendukung argumen. argumen yang baik adalah argumen yang bertanggung jawab.
argumen yang bertanggung jawab adalah argumen yang tidak 'lepas tangan'
melainkan mempertahankan status quo hingga mendapatkan solusi.

5. Bicarakan Masalah secara Dewasa.
berargumen lah yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Bicaralah sesuai dengan permasalahan. jangan memunculkan masalah baru dalam pembicaraan itu.
Masalah muncul untuk dibicarakan dan diselesaikan.
BUKAN untuk dipendam, dikembangkan, dan kemudian dijadikan alasan penyebab kehambaran
terlebih dijadikan alasan untuk menyudahi hubungan.

6. Jangan sekali-kali mengatur hidup orang lain sekalipun itu pacar kamu.
kamu belum menjadi siapa-siapa.
jadi... jangan cari masalah yang kamu sendiri tidak inginkan

7. Biarkan pacar kamu menjalani rutinitas dan kepentingannya sehari-hari tanpa gangguan.
dia bukan Baby Sitter kamu yang harus 24jam stand by buat kamu,
kamu juga bukan Baby yang setiap saat ingin selalu ditemani, diajak main, digantiin diapers nya.
KECUALI kalau kamu memang mau dianggap seperti itu.

kalo ada tambahan dari agan², silahkan.

seperti biasa, sebelum mengakhiri thread ini ane ingin berbagi sebuat Quote sederhana:
"Love is Beautiful. but Love in Family, is not as beautiful as Mona Lisa"

25.8.11

Tetap Memikul Beban


“sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.”
2 Tesalonika 2:13b

Seorang bapak kuli bangunan sedang berjalan mengangkut batu kali untuk dijadikan fondasi sebuah bangunan yang terletak sekitar beberapa kilometer dari kali tersebut.  Kemudian lewatlah sebuah mobil pengangkut brangkal yang kosong dalam perjalanan si bapak tersebut.  Melihat beratnya beban batu yang harus dipikulnya, sang supir menawarkan tumpangan kepada bapak tersebut untuk naik di atas mobil bak terbuka yang ia kemudikan.  Si bapak setuju, lalu kemudian menaiki mobil tersebut hingga sampai tempat kerjanya.
Ketika sampai di tempat kerja si bapak, sang supir kaget ketika melihat bapak tersebut tetap memanggul batunya di atas mobil baknya sepanjang perjalanan.  Pikirnya, lalu apa gunanya dia menawarkan tumpangan dengan maksud meringankan beban si bapak kuli tersebut?
Banyak orang Kristen yang telah mengenal Tuhan juga seperti bapak tadi.  Keselamatan itu telah diberikan kepada kita, orang-orang yang telah dipilihNya sejak semula.  Kebebasan atas dosa dan kehidupan masa lalu telah diberikan kepada kita.  Kita adalah orang-orang yang merdeka.  Namun seberapa sering kita tetap memanggul beban kekecewaan akan masa lalu dan kekuatiran kita akan masa depan kita?  Hal-hal tersebut membuat kita tidak dapat menikmati kasih dan membagikan kasih Allah kepada orang lain.  Betapa seharusnya kita bersyukur karena kita adalah orang-orang terpilih, tidak semua orang menerima anugrah ini.  Bagaimana cara kita mensyukurinya?  Mari hidup dalam kasih karunia yang telah Allah berikan pada kita, serta membagikan kasih itu kepada orang lain di sekeliling kita.
Kita telah menerima anugrah keselamatan secara Cuma-Cuma.  Maukah kita juga membagikannya kepada orang lain dengan Cuma-Cuma tanpa mengharapkan perlakuan balik dari orang lain?

TUHAN MEMBERIKAN KITA KEBEBASAN DAN KESELAMATAN SUPAYA KITA DAPAT MEMBAGIKAN KASIH ALLAH KEPADA ORANG LAIN.

Tahu Jalan Ceritanya

Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
1 Yoh 4: 19

          Apa jadinya jika ketika kita berkenalan dengan seseorang yang belum pernah kita kenal sebelumnya, ada sebuah informasi lengkap yang kita dapatkan mengenai semua karakter dan kebiasaan jelek orang tersebut.  Selain itu kita juga dapat mengetahui kejadian apa yang akan terjadi dengan hubungan kita dengannya di masa depan.  Kira-kira, apakah kita akan tetap menjalin hubungan dengan orang tersebut dengan mengabaikan semua asumsi dan pikiran negatif kita tentang orang tersebut?  Apakah kita tetap dapat mengasihi dan berhubungan dengannya tanpa menjaga jarak?
Suatu hari, saya pernah melontarkan pertanyaan ini dalam hati: “Ketika Tuhan menciptakan manusia, pernahkah ia berpikir bahwa suatu saat manusia ciptaanNya akan mengecewakan dan mengkhianatiNya?”  Saya yakin, sebenarnya Tuhan sudah mengetahui peristiwa-peristiwa kejatuhan manusia di dalam dosa.  Namun, apa yang membuat Tuhan tetap menciptakan manusia?
Saya yakin karena kasihNya yang begitu besar atas manusia, sehingga Ia tetap mengasihi dan menerima kita, walaupun kita berkali-kali telah gagal.  Ketika Dia mengasihi kita, ia juga siap untuk mengampuni kita.  Itulah kasih yang Allah tunjukkan bagi kita untuk kita teladani.  Tuhan juga mau kita mengasihi sesama kita seperti kasih yang telah ditunjukkanNya untuk kita: walaupun kita belum mengenal Dia dan masih berdosa, dan memberikan kesempatan kepada kita setiap hari untuk melakukan yang terbaik, dan memberikan pengampunan lagi saat kita gagal, dan melupakan serta tidak mengingat lagi dosa yang sudah kita lakukan di masa lalu. 
Kita adalah orang-orang yang telah diampuni dan menerima kasih karunia.  Apakah kita juga sudah menjadi orang yang mengampuni dan memberikan "kasih karunia" untuk orang lain yang bersalah pada kita?

KETIKA KITA SIAP MENGASIHI, KITA HARUS SIAP UNTUK MENGAMPUNI.

1.7.11

Wajib Militer


Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
2 Timotius 2:4 

Di beberapa Negara seperti Korea Selatan, Singapura, Israel, dan Negara lainnya, setiap pemuda yang berusia sekitar 18-27 tahun diharuskan mengikuti wajib militer (National Service,-red), sekurang-kurangnya dua tahun, untuk mengabdi pada Negara.  Mereka, tak terkecuali orang kaya, selebritis, atau pejabat sekalipun, diberikan pelatihan militer dan dipersiapkan untuk siap angkat senjata dan berperang jika suatu saat diperlukan untuk membela negaranya. 
Dalam kamp pelatihan, tentu saja para pemuda dikondisikan dalam keadaan yang tertekan dan kekurangan.  Ia tidak dapat melakukan kehendaknya sendiri dengan bebas, namun ia harus melaksanakan seluruh komando dari komandannya dengan taat.  Dalam pelatihan tersebut, gelar dan jabatan social tidaklah berlaku.  Mereka semua sederajat, seorang tentara yang taat dan tunduk pada perintah atasannya.
Seringkali kehidupan Kekristenan kita terlalu nyaman.  Kita melayani Tuhan, namun tak jarang dari kita yang masih hidup dengan kemauan dan kehendaknya sendiri.  Hidup dalam kerajaan Allah berarti hidup dalam pemerintahan Allah.  Bukan lagi kepentingan kita yang diutamakan, tapi kepentingan Tuhan.  Bukan lagi impian hidup kita yang menjadi prioritas utama, tapi keinginan Tuhan yang terjadi dalam hidup kita.  Jika kerinduan Tuhan adalah jiwa-jiwa bagi kerjaan Allah, itulah “benteng musuh” yang harus kita rebut dalam “peperangan rohani” kita.
Apa yang menjadi prioritas kita hari-hari ini?  Masihkah kita berdoa hanya untuk diri kita sendiri?  Hiduplah dalam panggilanNya lewat apa yang kita kerjakan dan lakukan.  Di manapun Tuhan tempatkan kita, di situlah “ladang peperangan” kita. Mari “berperang” bagi kerajaan Allah.

HIDUP DALAM KERAJAAN ALLAH BERARTI HIDUP DALAM PEMERINTAHAN ALLAH.

21.5.11

Lessons From Abigail

Saya baru mengenal tentang kehidupan Abigail beberapa bulan belakangan ini.  Dan saya benar-benar terkagum-kagum akan karakternya yang lemah lembut dan penuh hikmat Allah.  Bagi saya, Abigail adalah sosok wanita bijak yang seharusnya menjadi teladan bagi setiap wanita kepunyaan Allah.

Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb.


Abigail adalah istri dari seorang pengusaha domba di Moan, Nabal.  Seperti yang diceritakan dalam 1 Samuel 25, Nabal sangatlah kaya, memiliki banyak sekali domba dan gembala upahan untuk memelihara dan mengurus domba-dombanya.  Namun, sayang, Nabal adalah seorang yang bodoh (seperti arti namanya), kasar dan jahat kelakuanya.  Walau begitu, Abigail tetap menghormati suaminya dan menjadi wanita yang bijaksana.  Itulah yang membuat dia menjadi "cantik", bukan saja secara fisik (saya sangat percaya, dia juga menjaga dan memelihara penampilan fisiknya), tapi juga cantik secara karakter dan hatinya.  Ia juga disebut bijaksana.  Apa yang bisa kita teladani dari seorang Abigail?


KEPUTUSAN YANG TEPAT DAN CEPAT

Lalu segeralah Abigail mengambil dua ratus roti, dua buyung anggur, lima domba yang telah diolah, lima sukat bertih gandum, seratus buah kue kismis dan dua ratus kue ara, dimuatnyalah semuanya ke atas keledai, lalu berkata kepada bujang-bujangnya: "Berjalanlah mendahului aku; aku segera menyusul kamu."


Segera setelah salah seorang pegawainya memberi tahu mengenai penolakan Nabal terhadap orang-orang suruhan Daud, ia adalah seorang wanita yang dapat memakai kepekaannya untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat.  Di saat berada dalam sebuah situasi yang tidak tepat, tidak kita inginkan atau harapkan, seringkali wanita mengungkapkan ekspresi spontan seperti menangis, ketakutan, berteriak histeris, bingung, atau menyesal, namun tanpa ada keputusan satupun yang diambil.  Mari belajar dari Abigail.  Ia tau bahwa situasi tersebut akan menjadi sebuah masalah jika ia tidak cepat mengambil keputusan.  Ia tau bahwa ia tidak dapat mengubah apa yang sudah terjadi, namun ia dapat mengubah apa yang belum terjadi supaya yang lebih buruk tidak terjadi.  Di saat seperti ini, kita membutuhkan kepekaan yang sudah Tuhan taruh dalam diri setiap wanita untuk meminta hikmat Allah atas hidup kita, yang akan memberi kita kebijaksanaan (wisdom) untuk mengambil keputusan yang tepat di tengah situasi yang tidak tepat.


TAHU SAAT YANG TEPAT UNTUK BERBICARA

Tetapi Nabal, suaminya, tidaklah diberitahunya.


Abigail tau, jika ia mengungkapkan rencananya kepada suaminya pada saat yang tidak tepat, ia akan menggagalkan rencananya sendiri.  Abigail tidak bermaksud untuk menyembunyikan sesuatu dan berlaku tidak jujur pada suaminya, karena di ayat terakhir kita bisa melihat bahwa akhirnya Abigail menceritakan segala sesuatu kepada suaminya, namun ia hanya menyimpan ceritanya untuk saat yang tepat.

Amsal 25:11  Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.


Wanita yang bijaksana mempertimbangkan setiap ucapan yang dikeluarkan dari mulutnya, ia tau apakah sebuah perkara perlu diceritakan atau tidak, kepada siapa saja ia perlu menceritakan perkara tersebut, dan kapan waktu yang tepat untuk menceritakannya.  Wanita yang bijak dapat menahan lidah dan mulutnya untuk berkata-kata dengan hikmat Allah, dengan kalimat yang tepat, pada orang yang tepat, dan pada waktu yang tepat.



MENGHORMATI ORANG PILIHAN ALLAH

Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah.  Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.


Pada saat kisah itu terjadi, Daud belumlah menjadi raja atas Israel, ia bukanlah seorang yang terkenal sampai seantero Israel.  Pekerjaannya saat itu adalah memberikan perlindungan sukarela kepada setiap kawanan gembala untuk menjaga domba-domba dari bahaya binatang buas dan para perampok yang hendak mencelakai kawanan tersebut, bersama dengan orang-orang pelarian lain yang senasib dengan dia.  (Saat itu, ia sedang bersembunyi dari Saul, karena Saul ingin membunuh dia).  Namun begitu, Abigail tetap menghormati Daud dengan menyambut Daud dan sujud menyembah kepada Daud, dan memanggil Daud dengan sebutan "Tuanku", yang seharusnya hanya ditujukan pada seorang Raja.


MEMPERKATAKAN KEBENARAN

Oleh sebab itu, tuanku, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu yang dicegah TUHAN dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan, biarlah menjadi sama seperti Nabal musuhmu dan orang yang bermaksud jahat terhadap tuanku!  Jika sekiranya ada seorang bangkit mengejar engkau dan ingin mencabut nyawamu, maka nyawa tuanku akan terbungkus dalam bungkusan tempat orang-orang hidup pada TUHAN, Allahmu, tetapi nyawa para musuhmu akan diumbankan-Nya dari dalam salang umban.  Apabila TUHAN melakukan kepada tuanku sesuai dengan segala kebaikan yang difirmankan-Nya kepadamu dan menunjuk engkau menjadi raja atas Israel, maka tak usahlah tuanku bersusah hati dan menyesal karena menumpahkan darah tanpa alasan, dan karena tuanku bertindak sendiri dalam mencari keadilan."


Seorang wanita yang bijak adalah wanita yang berfungsi sebagaimana Allah menciptakannya, sebagai seorang penolong bagi orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekelilingnya.  Abigail telah melakukan perannya, ia mencegah Daud untuk melakukan kejahatan di hadapan Tuhan dan mengingatkannya untuk tetap berada dalam jalan yang benar untuk meraih janji Tuhan yang sedang ia nanti-nantikan, yaitu menjadi raja atas Israel.  Seringkali kita ada dan ditemptakan Tuhan dalam situasi yang tidak mengenakkan dan tidak kita inginkan, bertemu dengan orang-orang yang menyebalkan dan menyakiti kita, karena untuk itulah kita ada di sana.  Tuhan menaruh kita di tengah mereka, untuk menjadi penolong mereka menemukan janji Allah dalam kehidupannya.  


JUJUR DAN TERBUKA


Nabal riang gembira dan mabuk sekali. Sebab itu tidaklah diceriterakan perempuan itu sepatah katapun kepadanya, sampai fajar menyingsing.  Tetapi pada waktu pagi, ketika sudah hilang mabuk Nabal itu, diceriterakanlah kepadanya oleh isterinya segala perkara itu.


Walaupun Nabal adalah seorang bebal dan tidak mengerti kebenaran, Abigail dapat bersikap sebagaimana wanita kepunyaan Allah seharusnya bersikap.  Ia tetap menghormati suaminya, tidak memandangnya rendah dan tetap menghargainya sebagai kepala dalam kehidupan rumah tangganya.  Kejujuran yang nampak dalam kisah ini membuat kita belajar bahwa walaupun orang-orang di sekeliling kita tidak mengerti kebenaran, namun bukanlah menjadi alasan untuk kita tidak menghormati dan menghargai mereka.  Justru dengan sikap seperti itulah, Allah ingin kita menginspirasi dunia dengan melakukan sesuatu yang berbeda di mata dunia.  


Allah ingin setiap wanita ciptaanNya menampilkan sesuatu keistimewaan yang telah Tuhan taruh dalam hidupnya untuk mewarnai dan menginspirasi dunia lewat keunikan hidupnya.  Itulah yang membuat wanita kepunyaan Allah menjadi istimewa dan berfungsi sebagaimana ia seharusnya berfungsi.  Percayalah, bahwa ada sebuah tujuan khusus yang Allah siapkan untuk setiap wanita yang diciptakanNya.  Ada suatu keunikan dan kelebihan yang Tuhan taruh dalam diri wanita untuk ditonjolkan kepada dunia.

Kecantikan seperti inilah yang Tuhan mau ada di dalam diri setiap wanita.  Kecantikan batiniah, yang tersembunyi dengan perhiasan abadi: roh yang lemah lembut dan tentram.


1 Petrus 3:4  tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

2.5.11

Menulis Sampai Mati

Kalau ditanya senjata apa yang paling mematikan di seluruh dunia, namun tanpa mengeluarkan suara sama sekali?  Saya jawab: tulisan.  Banyak orang menganggap sebuah tulisan hanya sederetan kata-kata yang jenuh dan membosankan.  Tapi buat saya, sebuah tulisan yang ditulis dengan hati memiliki kekuatan yang sangat luar biasa.  Apalagi tulisan yang ditulis dengan hikmat Allah, adalah tulisan yang dapat mengubahkan hidup dan pola pikir seseorang.

Kalau bicara soal mengubah dunia, itu harus dimulai dari mengubah seseorang terlebih dahulu.  Karena dunia ini diisi dengan berbagai macam orang dan karakternya yang berbeda-beda.  Dan jika bicara mengubah seseorang, adalah bicara soal pola pikir seseorang.  Karena pola pikirlah yang menggerakkan kehidupan seseorang.

Mungkin saya adalah salah satu di antara sejuta orang yang suka menulis.  Bahkan banyak penulis yang bisa menulis jauh lebih baik dari saya.  Banyak penulis best seller yang sudah terkenal dan meraup banyak keuntungan dari buku yang ditulisnya.  Banyak pula yang menjadikannya profesi untuk menghidupi keluarganya.

Seberapapun kecilnya bakat dan talenta yang Tuhan berikan dalam hidup saya mengenai hal tulis menulis, saya yakin bahwa Tuhan telah menaruhnya dalam hidup saya untuk sebuah tujuan.  Karena Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang tanpa kelebihan.  Dan Tuhan tidak akan pernah menciptakan seseorang dengan kelebihan, namun tanpa sebuah tujuan.

Saya mengerti bahwa kehidupan saya di dunia ini bukan semata hanya tentang diri saya sendiri.  Itu sebabnya Tuhan tidak menciptakan saya di planet lain, tapi di sebuah planet bernama bumi, di mana bukan hanya saya sendiri, namun ada orang lain di sekitar saya.

Saya sadar, ada kelebihan (walaupun kecil) yang dapat saya bagikan untuk menginspirasi dunia lewat kata-kata.  Supaya setidaknya, selama saya hidup di dunia ini, saya sudah bisa berguna bagi kehidupan orang lain.

Bagi saya, dunia saya adalah dunia kata-kata.  Hidup saya adalah tentang tulisan demi tulisan inspirasi dan pengalaman hidup saya.  Menulis adalah semangat hidup saya.  Dan saya tidak akan pernah berhenti menulis sampai saya menutup mata.

26.4.11

Lupa (LAGI) Puasa


"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
Matius 6:33


Ada cerita yang cukup menggelikan jika diingat-ingat.  Hari itu saya sedang berpuasa rutin setiap minggu.  Waktu itu saya masih duduk di bangku SMA.  Saat itu, tidak ada satupun dari teman-teman sekelas saya yang berpuasa seperti saya.  Saya memulai puasa saya di malam hari hingga siang hari saatnya makan siang sepulang sekolah.  Saat istirahat sekolah jam setengah sepuluh pagi, semua orang pergi ke kantin, namun saya menahan diri saya karena saya sedang berpuasa.  Godaan dari teman-teman yang menyantap bekal nya tidak terlalu mengganggu saya karena saya meneguhkan hati dan berusaha menyibukkan diri dengan aktivitas lain yang bisa saya lakukan saat itu, hingga jam istirahat berakhir.  Dan kegiatan belajar mengajar kembali berjalan lagi, sampai ada satu pelajaran yang membuat saya bosan karena sang guru hanya berceramah tanpa henti, membahas salah satu bagian bab dalam buku cetak kami.  Seorang teman kemudian menawarkan permen supaya saya tidak mengantuk.  Dan dengan cepat tanpa pikir panjang, saya memakan permen tersebut.  saat itu saya masih belum sadar, dan baru tersadar saat saya sudah menyelesaikan puasa saya di siang hari.

Secara aturan, seharusnya puasa tersebut dihitung tidak sah.  Namun saya percaya, Tuhan lebih melihat hati kita ketimbang segala macam aturan dan tata cara nya.  Pantangan makan hanyalah sebuah “latihan” dan symbol kita untuk memerangi keinginan daging dan kehendak kita untuk mencari tahu kehendak Tuhan dalam hidup kita.  Karena dalam kekristenan, puasa bukanlah berarti apa-apa jika tidak disertai doa.  Oleh karena itu disebutlah doa DAN puasa.  Karena esensi dari puasa itu sendiri adalah mencari wajah Tuhan dan kehendakNya dalam kehidupan kita, dengan merendahkan diri di hadapan-Nya agar terjadi rekonsiliasi atau pendamaian dengan Tuhan.

Seringkali orang Kristen berpikir berpuasa adalah salah satu cara untuk “membujuk” Tuhan untuk mengabulkan keinginan kita, sehingga walaupun menurut kita keadaannya sudah tidak memungkinkan, tapi ada mujizat yang terjadi dalam waktu cepat.  Kita berpuasa ketika keadaan ekonomi kita sedang terpuruk, atau ketika nilai-nilai pelajaran kita terancam, atau ketika keluarga kita sedang mengalami masalah.  Itu memang baik, namun motivasinya bukan supaya kita mendapatkan apa yang kita inginkan.  Tapi tujuannya hanyalah untuk mendengarkan suara Tuhan, apa yang Ia mau kita lakukan.

Mujizat bukanlah selalu apa yang kita inginkan terjadi dan harapan kita terkabul.  Mujizat adalah suatu keadaan yang tidak memungkinkan dalan jalan keluar yang seakan-seakan sudah buntu, namun Tuhan bukakan jalan, yang walaupun mungkin tidak sesuai dengan keinginan kita, tapi pasti yang terbaik yang Tuhan sediakan untuk kita.

puasa YANG dilakukan dengan motivasi yang benar MENDATANGKAN MUJIZAT.
 see also: Puasa

Quality Time


Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!  Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.  Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (Mazmur 133:1-3)

Malam hari adalah waktu yang selalu saya nantikan setiap hari.  Karena di saat itulah kami sekeluarga selalu berkumpul dan bercengkrama bersama.  Walaupun Nampak suatu rutinitas yang simple dan terkesan tidak begitu special, namun saya percaya bahwa waktu-waktu itulah yang tetap menyatukan keluarga kami sampai hari ini.  walaupun setiap anggota keluarga memiliki kesibukannya masing-masing dengan usaha, pekerjaan, tugas kuliah, dan sekolah masing-masing, namun kami selalu menyempatkan diri kami untuk berkumpul di meja makan setiap malam.  Mama biasanya menyediakan makanan kecil untuk kami santap sambil berkumpul dan bercerita.  Biasanya makanan yang disajikan adalah makanan kesukaan kami sehingga dengan semangat kami segera “menyerbu” meja makan.   Ternyata trik inilah yang mempertahankan tradisi keluarga kami dalam tetap menjaga keharmonisan keluarga kami.

Setiap kesibukan anggota keluarga seharusnya bukanlah menjadi alasan untuk tetap menjaga keharmonisan sebuah rumah tangga.  Justru kehancuran rumah tangga bukanlah disebabkan oleh hal-hal besar.  Toh, kalaupun itu hal besar, pasti berawal dari hal-hal sepele seperti masalah waktu dan komunikasi yang kurang.  Tuhan kita adalah Tuhan yang peduli dengan hubungan.  Bukan hanya hubungan dengan Tuhan yang perlu kita jaga.  Bahkan pelayanan kita yang terutama adalah keluarga kita sendiri.  Dan hubungan berbicara sesuatu yang terus menerus dan perlu dijaga dan dibangun setiap hari.  Masing-masing anggota keluarga bertanggung jawab dengan keharmonisan rumah tangga.  Bukan hanya suami dan istri, namun juga orang tua dan anak-anak dan kakak dan adik.

Seharusnya menjadi teladan yang pertama-tama dimulai dari keluarga.  Mempraktekkan kasih pertama-tama dimulai dari keluarga.  Sukses yang pertama-tama dimulai dari kesuksesan menjalin hubungan yang harmonis dalam keluarga.  Ketika kita berhasil dalam keluarga kita, Tuhan akan membuat kita berhasil dalam segala sesuatu yang kita kerjakan (Mzm 133:1-3).

RELATIONSHIP AND LOVE ARE STARTED FROM HOME

4.4.11

Do The God's Work


.DO THE GOD’S WORK.

Banyak anak-anak muda yang tidak mengerti untuk apa mereka hidup di dunia ini.  Apakah kamu salah satunya?  J

Anak muda yang tidak tau untuk apa dia diciptakan akan menghabiskan masa mudanya dengan sia-sia.  Setiap kita yang uda tau kebenaran harus tau, untuk apa kita diciptakan. 

YOH 14:12 – Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu.  Sebab aku pergi kepada Bapa.

Ternyata kita diciptakan untuk melakukan PEKERJAAN BAPA.  Bahkan pekerjaan yang lebih besar dari itu.  Wow!  Sekarang, apa itu pekerjaan Bapa?

1 YOH 3:8 – Untuk inilah Anak Allah menyatakan diriNya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan iblis itu.

LUK 4:18-19  -- Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.

Intinya, pekerjaan Bapa adalah MEMBINASAKAN PERBUATAN IBLIS (1 YOH 3: 8).  Menurut LUK 4:18-19, pekerjaan Bapa dibagi dalam 5 hal: Pemberitaan injil, Kesembuhan luka batin, Kesembuhan jasmani (dari sakit penyakit dan kutuk), Pelepasan (dari roh jahat atau perbudakan dosa), dan Pemberitaan tahun rahmat Tuhan (kerajaan Allah).

EMANG KITA MAMPU?  GIMANA CARANYA?
YOH 14:13-14 -- dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.  Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.

Ya! Tuhan uda janji akan perlengkapi kita untuk melakukannya. Ada 3 modal utama yang harus kita punya:
1.       Keintiman dengan Bapa
Jelas, semakin kita kenal baik sama Tuhan, kita punya hubungan yang intim sama Bapa, kita akan semakin tau apa yang jadi isi hatiNya dan apa yang Dia mau kita lakukan untuk orang lain.
2.       Urapan Roh Kudus
Yesus melakukan pekerjaan Bapa dan bikin banyak mujizat SETELAH Roh Kudus turun atasNya.  Itu sebabnya kita ga menemukan cerita mujizat yang Dia lakukan di alkitab SEBELUM Ia diurapi Roh Kudus.
3.       Teladan Bapa
Kita butuh teladan Bapa supaya kita tau bagaimana caranya melakukan pekerjaan Bapa.  Dari mana kita bisa liat pekerjaan-pekerjaan Bapa?  Melalui firman Tuhan kita bisa tau bagaimana Yesus melakukannya.

Wow!  Apa kamu merasa bangga?  Kamu telah dipilih untuk melakukan sebuah misi besar:  menyelamatkan dunia ini?  Dan kamu dimampukan Tuhan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari yang Bapa lakukan.  So, what’s now?  Prepare yourself, we are gonna doing something BIG for the honor of Kingdom of God!

10.3.11

Love, First.

“Sekalipun aku mempunyai karunia (roh)…., tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.”
1 Kor 13: 2

Dalam tim kerja saya di kantor, dapat ditemukan berbagai macam tipe orang yang berbeda-beda. Ada yang bertempramen keras, ada yang berkemampuan sosialisasi cukup tinggi, ada yang memiliki kemampuan negosiasi cukup baik, ada pula yang sangat fokus dengan apa yang dikerjakannya. Seringkali terjadi perbedaan pendapat di antara kami karena perbedaan dan kekurangan yang kami miliki. Namun ketika kami belajar menerima dan mengasihi keberadaan tim kami dengan segala kekurangannya, kami saling melengkapi sehingga kami bisa menyelasaikan setiap project yang kami tangani.

Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, Paulus pun memberikan ilustrasi yang hampir serupa mengenai karunia Roh yang berbeda-beda. Tidak ada satupun yang dapat menganggap yang lain lebih penting atau kurang penting dari dirinya, karena mereka saling melengkapi.

Jika kita perhatikan pasal 12, Paulus memberikan ilustrasi dan menyebutkan macam-macam karunia yang ada. Sementara di pasal 13, Paulus sengaja “menyelipkan” nilai-nilai tentang kasih di antaranya, baru kemudian di pasal 14 berjudul, “Sekali lagi tentang karunia Roh”. Satu hal yang dapat kita pelajari di sini adalah, karunia Roh adalah karunia yang Tuhan berikan (berbeda-beda) kepada setiap orang yang ditujukan untuk membangun jemaat (14:4). Jadi karunia Roh bukanlah untuk kepentingan dan kehebatan kita sendiri, tapi untuk memperlengkapi kita melayani orang lain. Jadi untuk memperoleh karunia Roh, di mana dengan kata lain untuk melayani orang lain dengan karunia Roh kita, kita pertama-tama haruslah memiliki belas KASIHan terhadap orang lain. (13:1) Apa akibatnya jika kita tidak memiliki kasih dalam hati kita? Akhirnya karunia Roh itu hanyalah kita gunakan untuk kepentingan kita sendiri , menganggap karunia yang kita miliki lebih “hebat” dari orang lain, dan kita tidak menganggap karunia tersebut sebagai pemberian Tuhan yang istimewa, di mana ada tanggung jawab kita kepada Tuhan di dalamnya. Jadi, bagaimana cara untuk mengobarkan karunia Roh dalam hidup kita? Tidaklah lain adalah dengan terus mengobarkan kasih dalam hati kita, seperti yang tercatat dalam 1Kor 14:4-8.

Tim Inti atau Tim Cadangan?


“Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.”

1 Kor 12”: 7

Pernah melihat pertandingan sepak bola di televisi? Ketika sebuah tim bermain, tim tersebut terbagi menjadi dua: tim inti dan tim cadangan. Tim inti diberikan kepercayaan untuk bermain terlebih dahulu dalam sebuah babak pertandingan. Namun apakah ini berarti tim cadangan tidak memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pertandingan tersebut? Tentu tidak. Bayangkan sebuah tim bermain tanpa tim cadangan. Ketika ada salah seorang pemain cedera, formasi tim menjadi tidak lengkap, dan ini merupakan titik lemah yang akan terus menerus diincar lawan.

Ketika kita mendapatkan karunia Roh dari Tuhan, ada satu hal yang kita ingat: bahwa “kemampuan” yang kita dapatkan tersebut bisa suatu saat Tuhan ambil daripada kita, ketika kita sudah tidak lagi memakai karunia itu dengan baik sesuai dengan yang Tuhan inginkan. Oleh karena itu, ketika Tuhan masih memercayakan karunia itu kepada kita, marilah kita pergunakan karunia itu dengan baik. Bukan untuk kepentingan dan kehebatan kita sendiri, namun untuk membangun jemaat atau orang lain.

Karunia Roh adalah suatu karunia yang Tuhan berikan kepada setiap kita secara gratis dan Cuma-Cuma, namun tidak semurah dan serendah itu karunia yang Tuhan berikan. Pernahkah kita berpikir, untuk apa Tuhan memberikan karunia-karunia Roh yang kita miliki dalam hidup kita? Tidakkah Tuhan memiliki sebuah tujuan khusus? Setiap karunia yang Tuhan taruh dalam hidup kita adalah sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan atas kehidupan kita, yang harus kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Mari kita memakai setiap pemberian Tuhan tersebut dengan baik, karena kita tidak selamanya ada dalam pertandingan. Mungkin ada kalanya kita harus “rela” ketika Tuhan “memindahkan” karunia itu ke dalam hidup orang lain ketika kita tidak memakainya sesuai dengan tujuan Tuhan.

2.3.11

Di Balik Keegoisan Anak-anak

 
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
1 Petrus 5:7


Seorang anak kecil di depan saya sedang merengek-rengek pada ibu nya minta dibelikan mainan yang dia inginkan waktu saya sedang mengantri hendak membayar barang belanjaan saya di kasir sebuah toko perbelanjaan.  Anak kecil itu menarik-narik tas ibu nya sambil merengek-rengek untuk menarik perhatian sang Ibu.  Dia berusaha melakukan segala cara untuk mendapatkan mainan itu.  Namun si Ibu menolak karena harganya yang lumayan mahal dan saya pikir mungkin ada keperluan dan kebutuhan lain yang harus dia penuhi daripada mainan itu.  Walaupun begitu, ia terus merengek-rengek tidak mau tahu, yang penting ia mendapatkan mainan itu.

Saya berpikir, mengapa anak kecil begitu egois.  Saya mengerti apa yang Ibu ini pikirkan.  Mungkin masih banyak keperluan yang lebih penting, bukan karena si Ibu kejam tidak mau membelikannya untuk anaknya.  Namun saya mengerti mengapa anak itu begitu seolah-olah egois hanya memikirkan keinginannya.  Saya pun pernah menjadi anak-anak sehingga saya mengerti.
Waktu saya masih kecil, saya menghabiskan waktu saya setiap hari dengan begitu bahagia.  Lari ke sana kemari, bermain dengan teman-teman, dan meminta ini dan itu.  anak-anak tidak pernah bertanya apa yang akan saya kerjakan besok, apakah uang sekolah saya bulan ini sudah dibayar atau belum, apa saya punya uang untuk jajan di sekolah besok, dan lain sebagainya.  Ia tidak pernah kuatir akan hari esok, karena ia tau bahwa orang tuanya selalu menjaganya dan menjamin kehidupannya.

Di balik keegoisan mereka, saya belajar sesuatu yang sangat berharga.  Seharusnya, status kita sebagai anak-nya Tuhan membuat kita percaya akan tangan pemeliharaan Bapa kita di surga.  Namun seringkali kekuatiran kita mendominasi kehidupan kita sehingga kita takut untuk melangkah dan menghadapi masa depan.  Kekuatiran memang wajar pernah dialami setiap manusia, karena ia tidak pernah tahu apa yang terjadi akan hari esok.  Namun sikap selanjutnya lebih penting, apakah kita tetap menyimpan kekuatiran itu dalam pikiran kita dan membuat kekuatiran kita itu berkembang sehingga kita takut mengambil resiko dan mengambil peluang dan kesempatan?  Ataukah kita menyimpan kekuatiran tersebut dalam tangan Tuhan dan belajar memercayaiNya seperti janda Sarfat yang percaya bahwa minyak dalam buli-bulinya tidak akan pernah habis.  

Hidup dalam kekuatiran memiliki banyak efek yang negatif: menjadi pesimis dalam hidup, takut mengambil resiko maupun peluang yang ada, selalu mengeluh dan tidak pernah mengucap syukur.  Mari belajar menjadi janda Sarfat yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan, bahwa hidupnya dan seisi keluarganya dipelihara oleh Tuhan.  Mari belajar mengucap syukur untuk setiap pencapaian keuangan yang bahkan sebenarnya belum kita capai. Mengucap syukur adalah bukti iman percaya kita kepada Allah.  Ketika mengucap syukur dalam segala keadaan, kita sedang mendeklarasikan Allah berdaulat atas hidup kita apapun keadaannya.