Search

26.4.11

Lupa (LAGI) Puasa


"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
Matius 6:33


Ada cerita yang cukup menggelikan jika diingat-ingat.  Hari itu saya sedang berpuasa rutin setiap minggu.  Waktu itu saya masih duduk di bangku SMA.  Saat itu, tidak ada satupun dari teman-teman sekelas saya yang berpuasa seperti saya.  Saya memulai puasa saya di malam hari hingga siang hari saatnya makan siang sepulang sekolah.  Saat istirahat sekolah jam setengah sepuluh pagi, semua orang pergi ke kantin, namun saya menahan diri saya karena saya sedang berpuasa.  Godaan dari teman-teman yang menyantap bekal nya tidak terlalu mengganggu saya karena saya meneguhkan hati dan berusaha menyibukkan diri dengan aktivitas lain yang bisa saya lakukan saat itu, hingga jam istirahat berakhir.  Dan kegiatan belajar mengajar kembali berjalan lagi, sampai ada satu pelajaran yang membuat saya bosan karena sang guru hanya berceramah tanpa henti, membahas salah satu bagian bab dalam buku cetak kami.  Seorang teman kemudian menawarkan permen supaya saya tidak mengantuk.  Dan dengan cepat tanpa pikir panjang, saya memakan permen tersebut.  saat itu saya masih belum sadar, dan baru tersadar saat saya sudah menyelesaikan puasa saya di siang hari.

Secara aturan, seharusnya puasa tersebut dihitung tidak sah.  Namun saya percaya, Tuhan lebih melihat hati kita ketimbang segala macam aturan dan tata cara nya.  Pantangan makan hanyalah sebuah “latihan” dan symbol kita untuk memerangi keinginan daging dan kehendak kita untuk mencari tahu kehendak Tuhan dalam hidup kita.  Karena dalam kekristenan, puasa bukanlah berarti apa-apa jika tidak disertai doa.  Oleh karena itu disebutlah doa DAN puasa.  Karena esensi dari puasa itu sendiri adalah mencari wajah Tuhan dan kehendakNya dalam kehidupan kita, dengan merendahkan diri di hadapan-Nya agar terjadi rekonsiliasi atau pendamaian dengan Tuhan.

Seringkali orang Kristen berpikir berpuasa adalah salah satu cara untuk “membujuk” Tuhan untuk mengabulkan keinginan kita, sehingga walaupun menurut kita keadaannya sudah tidak memungkinkan, tapi ada mujizat yang terjadi dalam waktu cepat.  Kita berpuasa ketika keadaan ekonomi kita sedang terpuruk, atau ketika nilai-nilai pelajaran kita terancam, atau ketika keluarga kita sedang mengalami masalah.  Itu memang baik, namun motivasinya bukan supaya kita mendapatkan apa yang kita inginkan.  Tapi tujuannya hanyalah untuk mendengarkan suara Tuhan, apa yang Ia mau kita lakukan.

Mujizat bukanlah selalu apa yang kita inginkan terjadi dan harapan kita terkabul.  Mujizat adalah suatu keadaan yang tidak memungkinkan dalan jalan keluar yang seakan-seakan sudah buntu, namun Tuhan bukakan jalan, yang walaupun mungkin tidak sesuai dengan keinginan kita, tapi pasti yang terbaik yang Tuhan sediakan untuk kita.

puasa YANG dilakukan dengan motivasi yang benar MENDATANGKAN MUJIZAT.
 see also: Puasa

No comments:

Post a Comment