Search

23.8.10

Puasa

Apakah artinya puasa?
Puasa artinya mencari hadirat Tuhan dengan merendahkan diri di hadapan-Nya agar terjadi rekonsiliasi atau pendamaian dengan Tuhan.

Jika Tuhan berkenan mengadakan perdamaian bagi kita, maka saat itulah Ia akan mendengarkan, menjawab dan melepaskan kita dari persoalan yang menimpa kita. Jadi, puasa bukanlah suatu ritual keagamaan yang ditujukan untuk mendapatkan berkat tertentu. Karena banyak orang berpikir jika dia berpuasa sekian lama maka doanya akan terkabul. Berkat dan pertolongan Tuhan itu mengikuti puasa yang dilakukan dengan motivasi yang benar, sebagaimana Yesus berkata:

* Matius 6:33,
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
zêteite de prôton tên basileian tou theou kai tên dikaiosunên autou kai tauta panta prostethêsetai humin
Jadi, tujuan puasa adalah mencari hadirat Tuhan, merendahkan diri dan memohon ampun dan pemulihan dari Tuhan. Hal ini juga jelas terlihat pada Imamat 16:29-31, "Inilah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni pada bulan yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu. Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan Tuhan. Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."
Puasa merupakan hal yang wajib dilakukan oleh bangsa Israel karena diatur dalam Hari Raya Pendamaian (Hari Grafirat, Imamat 16:29-31) di atas. Tetapi, sekalipun puasa termasuk dalam perayaan keagamaan bangsa Israel, bukan berarti umat Perjanjian Baru tidak perlu lagi melakukannya. Puasa, sama halnya seperti membaca firman dan berdoa, sekalipun ada di dalam tata upacara keagamaan bangsa Israel, bukan berarti membaca firman dan berdoa tidak perlu lagi dilakukan oleh umat Perjanjian Baru.
Umat Perjanjian Baru tetap perlu untuk membaca firman Tuhan dan berdoa, demikian juga dengan berpuasa. Di dalam Matius pasal 6, Tuhan Yesus mensejajarkan hal berpuasa dengan hal memberi sedekah dan hal berdoa. Dengan demikian puasa juga dapat dilakukan secara pribadi maupun secara bersama-sama, sebagaimana halnya berdoa.

Bagaimanakah cara berpuasa yang benar?
Karena puasa adalah persoalan mencari hadirat Tuhan dengan merendahkan diri di hadapan-Nya agar terjadi rekonsiliasi atau pendamaian dengan Tuhan, maka bukan metode puasa yang terutama di sini, tetapi sikap hatilah yang menjadi hal yang terutama untuk dibenahi. Oleh karena itulah, Alkitab tidak menjelaskan secara rinci apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan, apa yang boleh dimakan atau yang tidak boleh dimakan, apa yang boleh diminum atau yang tidak boleh diminum ketika kita berpuasa. Sekalipun kata puasa yang dalam bahasa Yunaninyanêsteia ialah berpantang atau menahan nafsu dari makan dan minum, tetapi aturan tentang berpantang makan dan minum itu sendiri tidak dijelaskan secara rinci.

Puasa Musa
Sekalipun tidak disebutkan sebagai puasa, ketika Musa menghadap Tuhan di gunung Sinai, ia tidak makan dan tidak minum sama sekali selama 40 hari 40 malam. Umumnya para ahli Alkitab mengatakan bahwa puasa Musa ini adalah suatu pengecualian karena ia langsung berhadapan dengan Tuhan.
* Keluaran 34:28,
"Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman."
VAYEHÏ-SYÂM {dan ia ada di sana} 'IM-YEHOVÂH {dengan TUHAN} 'AREBÂ'ÏM {empat puluh} YÕM {hari} VE'AREBÂ'ÏM {dan empat puluh} LAYELÂH {malam} LEKHEM {roti} LO' {tidak} 'ÂKHAL {ia makan} ÛMAYIM {dan air} LO' {tidak} SYÂTÂH {ia minum} VAYIKHETOV {dan ia menulis} 'AL-HALUKHOT {atas loh-loh batu} 'ÊT DIVERÊY {perkataan-perkataan} HABERÏT {perjanjian itu} 'ASERET {sepuluh} HADEVÂRÏM {firman itu}

Puasa Hari Raya Pendamaian
Pada Hari Raya Pendamaian (YÕM KIPUR), orang-orang Israel diwajibkan berpuasa dari matahari terbenam hingga matahari terbenam. Tidak dengan jelas dikatakan bahwa meeka tidak boleh makan dan tidak boleh minum, yang jelas dikatakan adalah: merendahkan diri, berpuasa, tidak boleh bekerja dan mempersembahkan korban kepada Tuhan.
* Imamat 23:32,
"Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu."
SYABAT {Sabat} SYABÂTÕN {perhentian} HÛ' {ia} LÂKHEM {kepada kalian} VE'INÏTEM {dan kalian harus merendahkan} 'ET-NAFESYOTÊYKHEM {jiwa-jiwa kalian} BETISYE'ÂH {pada sembilan} LAKHODESY {kepada bulan} BÂ'EREV {pada petang} MÊ'EREV {dari petang} 'AD-'EREV {hingga petang} TISYEBETÛ {kalian harus merayakan} SYABATEKHEM {sabat kalian}

Note:
kamu harus merendahkan diri dan berpuasa, VE'INÏTEM 'ET-NAFSYOTÊYKHEM, harfiah dan kalian harus merendahkan jiwa kalian, tidak memuat kata puasa (Ibrani TSÕM) namun konsep itu mencakup puasa (Mazmur 35:13, 69:10; Yesaya 58:3-7).

Puasa Daud
Ketika Tuhan menulahi anak Daud yang diperolehnya dari Batsyeba, Daud berdoa dan berpuasa dengan tekun. Dikatakan bahwa Daud tidak mau makan, tetapi tidak dijelaskan bahwa ia tidak minum.
* 2 Samuel 12:16-17,
"Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka."

Puasa Elia
Puasa Elia selama empat puluh hari empat puluh malam tanpa makan dan minum di dalam perjalanan menuju ke gunung Horeb, juga dipandang merupakan suatu pengecualian karena Elia mendapatkan makanan langsung dari malaikat Tuhan.
* 1 Raja-raja 19:8,
"Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb."
VAYÂQÂM {dan ia bangkit} VAYO'KHAL {dan ia makan} VAYISYETEH {dan ia minum} VAYÊLEKH {dan ia berjalan} BEKHOAKH {pada kekuatan} HÂ'AKHÏLÂH {makanan} HAHÏ' {tersebut} 'AREBÂ'ÏM {empat puluh} YÕM {hari} VE'AREBÂ'ÏM {dan empat puluh} LAYELÂH {malam} 'AD {hingga} HAR {gunung} HÂ'ELOHÏM {Allah itu} KHORÊV {Horeb}
Puasa Musa dan puasa Elia dapat kita katakan sebagai puasa luar biasa karena Tuhan yang berinisiatif dan memberi kekuatan untuk bertahan.

Puasa Ester
Nampaknya puasa Ester adalah satu-satunya catatan yang jelas dari puasa tanpa makan dan tanpa minum yang pernah dilakukan secara normal oleh manusia selama tiga hari tiga malam.
* Ester 4:16,
"Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk, menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati."
LÊKH {pergilah} KENÕS {kumpulkanlah} 'ET-KÂL-HAYEHÛDÏM {segala orang Yahudi itu} HANIMETSE'ÏM {yang mereka dijumpai} BESYÛSYÂN {di Susan} VETSÛMÛ {dan berpuasalah mereka} 'ÂLAY {atasku} VE'AL-TO'KHELÛ {dan tidak mereka akan makan} VE'AL-TISYETÛ {dan tidak mereka akan minum} SYELOSYET {tiga} YÂMÏM {hari} LAYELÂH {malam} VÂYÕM {dan siang} GAM-'ANÏ {juga aku} VENA'AROTAY {dan dayang-dayangku} 'ÂTSÛM {kami akan berpuasa} KÊN {demikian} ÛVEKHÊN {dan kemudian} 'ÂVÕ' {aku akan datang} 'EL-HAMELEKH {kepada raja itu} 'ASYER {yang} LO'-KHADÂT {tidak menurut hukum} VEKHA'ASYER {dan jika} 'ÂVADETÏ {aku mati} 'ÂVÂDETÏ {aku mati}
Puasa tanpa makan dan tanpa minum ini, atau puasa total, juga dilakukan oleh Ezra (Ezra 10:6) dan oleh rasul Paulus selama 3 hari (Kisah Para Rasul 9:9).

Puasa Daniel
Penjelasan atas puasa Daniel lebih lengkap dari pada puasa-puasa yang diebutkan sebelumnya. Dalam puasa Daniel dikatakan Daniel tidak makan makanan (roti) yang sedap, padanannya untuk kita saat ini adalah makan nasi. Ia juga tidak makan daging dan anggur, tetapi tidak dikatakan ia tidak minum air.
* Daniel 10:2-3,
"Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh."
Puasa Daniel disebut juga puasa sebagian.

Puasa Yesus
Sebelum memulai pelayanan-Nya, Yesus mengadakan puasa selama empat puluh hari empat puluh malam.
* Matius 4:1-4,
"Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepadaNya: Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti. Tetapi Yesus menjawab: Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Para ahli Akitab percaya bahwa puasa yang dilakukan oleh Yesus adalah puasa terhadap makanan karena dikatakan "akhirnya laparlah Yesus", tidak dikatakan bahwa Yesus dahaga.
Puasa yang Yesus lakukan ini disebut puasa normal atau puasa biasa.

Jadi puasa yang bagaimana yang harus kita lakukan? Kita bisa melakukan puasa total dengan tidak makan dan tidak minum, dalam kurun waktu yang tidak lama, paling lama tiga hari tiga malam. Atau, kita dapat berpuasa normal, yaitu dengan tidak makan tetapi tetap minum air. Bahkan ada hamba Tuhan yang menganjurkan untuk minum air dan jus. Atau, kita dapat melakukan puasa sebagian, misalnya dengan mengurangi jumlah makanan yang dimakan dan tidak makan daging. Pilih dan lakukan puasa yang sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Jika kita sudah terbiasa dengan puasa yang ringan, kita bisa meningkatkan lagi puasa kita kepada tahap yang lebih berat.
Yang lebih penting dari persoalan makan dan minum yang hanya menyangkut masalah fisik, adalah masalah rohani di balik puasa itu sendiri, yaitu:

Mencari Tuhan
Hal terpenting dari berpuasa bukanlah hal tidak makannya tetapi hal mencari Tuhan. Banyak anak-anak Tuhan yang terjebak ke dalam puasa sebagai ritual keagamaan.
• Yoel 2:12, "'Tetapi sekarang juga,' demikianlah firman TUHAN, 'berbaliklah kepadaKu dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh,'"
• 2 Tawarikh 20:3, "Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa."

Merendahkan diri
Hal kedua yang penting di dalam berpuasa adalah merendahkan diri di hadapan Tuhan.
* Imamat 16:29, "
... kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa."
Merendahkan diri artinya kita mengakui bahwa kita membutuhkan Tuhan, kita mengakui bahwa kita telah berdosa kepada-Nya. Merendahkan diri kita sebaliknya berarti kita meninggikan Tuhan. Itulah sebabnya kita perlu menaikkan doa mohon pengampunan dan menaikkan puji syukur mengagungkannya.

Membuka belenggu kelaliman dan melepaskan tali kuk
Hal berikutnya yang perlu kita lakukan adalah bertobat dari kesalahan dan dosa yang kita lakukan.
* Yesaya 58:6,
"Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk."
Tuhan tidak senang dengan segala bentuk ketidakadilan, kebengisan, kekejaman dan penganiayaan, termasuk di dalamnya mendesak buruh, berbantah dan berkelahi (Yesaya 58:3-4), menunjuk-nunjuk orang dan memfitnah (Yesaya 58:9).

Mengasihi dan berbelaskasihan
Sebagai wujud nyata pertobatan, maka kita mulai menunjukkan kasih dan berbelas kasihan kepada sesama, khususnya kepada mereka yang benar-benar membuthkan pertolongan, termasuk kepada pembantu dan karyawan.
* Yesaya 58:7, "
... supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkaumelihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!"


Apa manfaatnya berpuasa?
Puasa dapat dilakukan saat kita sungguh-sungguh mau mencari wajah Tuhan dan memohon petunjuk-Nya. Puasa juga dapat dilakukan secara berkala dengan teratur, misalnya setiap minggu. Ada banyak manfaat yang akan kita peroleh jika puasa dilakukan dengan benar. Mari kita simak Yesaya 58:8-12, Di sini kita bisa melihat paling tidak ada sepuluh berkat yang tersedia bagi mereka yang melakukan puasa dengan benar.
1. Terang
2. Kesembuhan
3. Kebenaran
4. Kemuliaan
5. Doa yang terkabul
6. Tuntunan yang berkesinambungan
7. Kepuasan hati
8. Kekuatan diperbaharu
9. Berkat kehidupan
10. Pemulihan


Siapa saja yang harus berpuasa?
Petanyaan ini sama saja dengan kita bertanya, "Siapa yang harus memberi sedekah? Siapa yang harus berdoa?" Tentunya, semua orang percaya dituntut untuk memberikan sedekah dan dituntut untuk berdoa. Hanya saja karena kurangnya penegrtian tentang memberi kepada sesama dan tentang berdoa dan tentang berpuasa, maka banyak jemaat Tuhan yang tidak melakukan hal ini. Berpuasa dianggap suatu keharusan bagi hamba-hamba Tuhan saja. Jemaat menganggap jika puasa biasa-bisa jadi puasi, alias setengah mati.
Bilamana kita melihat manfaat atau berkat yang dapat kita peroleh jika kita berpuasa, maka sebenarnya tidak ada alasan untuk kita tidak berpuasa. Lebih banyak manfaat yang dapat kita peroleh daripada ruginya, bahkan mungkin sekali tidak ada kerugian apapun yang akan kita dapatkan jika kita berpuasa.
Jadi, bagaimana? Mari, kita mencari wajah Tuhan, merendahkan diri, bertobat dari perbuatan kita yang berdosa. Sambil berpuasa kita mendekatkan diri kepada Tuhan dan mulai menjalankan apa yang Tuhan inginkan, yaitu membuang segala kelaliman, melepaskan kuk penindasan, penekanan dan mulai berbagi kasih kepada sesama serta menaruh belas kasihan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan.

No comments:

Post a Comment