Search

1.8.10

Wanita dan Kekuatannya

Seringkali aku mensyukuri bahwa aku seoang wanita yang dapat menangis saat aku terluka. Namun apakah Tuhan memberikanku air mata untuk ini? Kurasa tidak. Seperti seorang anak kecil yang mudah mengekspresikan keinginannya dengan air mata "buaya"nya? Oh..tidak. Aku tak ingin seperti itu. Aku bukan anak kecil lagi. Wanita yang dewasa memang bukan tidak pernah menangis lagi. Tapi ia tau dengan tepat kapan dan untuk apa ia mengeluarkan air matanya. Air mata bukanlah senjata paling ampuhku untuk menghadapi masalah. Aku tak perlu bersembunyi di balik sosok wanitaku yang dianggap kaum lemah dan tak berdaya.


 

Saat wanita dijadikan, ia dibentuk sendiri oleh tangan Tuhan. Tuhan membentuk hatinya dengan lembut. Ia menyentuhnya sendiri dengan tanganNya. Ia diciptakan dengan intuisi dan kepekaan yang luar biasa, perasaan dan hati yang lembut. Ia membuat citra diriNya sebagai pribadi yang lembut dan penuh kasih, dalam diri seorang wanita. Namun seringkali aku menyalahgunakan keistimewaanku dengan emosi negatifku. Aku menjadi cepat sensitif dan tersinggung, mudah berpikiran buruk pada seseorang yang belum kukenal. Aku mudah marah dan moodku mudah sekali berubah-ubah. Sama sekali berbeda dengan tujuan semula aku diciptakan.


 

Ia menciptakan aku dengan kelembutan dan kepekaanNya dalam diriku, supaya aku dapat menjadi penolong bagi semua orang di sekelilingku. Dengan kepekaanku, aku dapat mengerti kebutuhan orang-orang yang membutuhkan bantuanku. Dengan kelembutan hatiku, aku dapat menjadi pendamai bagi mereka yang berada dalam seteru. Dengan kelembutan hatiku, aku dapat menyatakan kasih bagi mereka yang memerlukannya.


 

Wanita dibentuk dari tulang rusuk seorang pria. Ia dijadikan untuk menjadi pribadi yang teguh dan kokoh, bukan wanita yang rapuh dan lemah. Ia diciptakan untuk menjadi pelindung bagi yang lemah, memberikan rasa aman dan nyaman dengan roh yang lemah lembut dan tentram.


 

Setiap masalah yang diizinkan Tuhan terjadi dalam kehidupanku adalah seperti sebuah kendaraan yang membawaku kepada tujuan utama Tuhan saat menciptakanku. Semua yang terjadi akan membentukku menjadi semakin kuat dalam kewanitaanku. Masalah diberikan bukan untuk membuatku menyerah, tapi membuatku belajar sesuatu hal yang baru dalam hidupku. Saat aku memerhatikan diriku sendiri di depan cermin, aku berkata dalam hatiku sambil tersenyum: "Wahai wanita kepunyaan Allah, ambillah kekuatanmu dan jadilah maksimal dalam tujuan Tuhan menciptakanmu."

2 comments:

  1. Setujaaa... kita itu dibuat bukan cuman jadi bemper dan tidak berguna, tapi bemper juga berguna buat nahan tabrakan :) nah tapi wanita di buat bukan sebagai pelengkap tapi memang sebagai pribadi yang utuh. So... bravo for all woman in the world :)

    ReplyDelete
  2. thx to comment cii... :) keep blogging!

    ReplyDelete