Search

23.8.10

Doa: Cara Menyenangkan Hati Bapa

Tadi saya merenung sebentar tentang doa. Doa. Seringkali manusia mengganggap Tuhan adalah sebuah sosok yang mahatinggi, patut diagungkan, dan disembah, dan ada rasa segan yang begitu dalam antara Tuhan, sebagai pencipta yang agung, dengan manusia, umatNya. Manusia bukanlah siapa-siapa di mata Allah, sehingga setiap manusia memohonkan semua permohonannya sama Tuhan. Akhirnya doa hanyalah dianggap sebagai permohonan manusia kepada Allahnya, dan manusia percaya bahwa setiap doa yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh, pasti dikabulkan.


Tapi tidak dengan doa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus. Dalam Doa Bapa Kami yang Tuhan ajarin, kata pertama aja udah menyebut kata "Bapa". Hubungan manusia dengan Tuhan bukanlah hanya sekedar seorang "raja agung" dan "rakyat jelata", di mata kita sebagai manusia punya gap yang sangat luas antara kita dan Tuhan, seakan ada jarak yang sangat jauh, ada kegentaran yang luar biasa untuk datang ke hadiratNya. Hubungan kita dengan Tuhan adalah seperti hubungan kita dengan seorang ayah. Tuhan mempresentasikan kehadiranNya seperti seorang Bapa yang mengasihi anaknya. Itu artinya Ia sangat rindu untuk membangun sebuah hubungan yang intim dengan kita manusia. Ia ingin agar kita bisa punya hubungan yang sangat dekat seperti kita dengan ayah kita sendiri. Lewat doa, Tuhan ingin kita berdialog denganNya, bukan satu arah, dan bukan hanya sekedar melontarkan setiap permohonan dan keinginan kita semata-mata.

Tuhan merindukan sebuah hubungan, bukan hanya permohonan-permohonan yang dipanjatkan. Tuhan tidak terlalu tuli untuk mendengar setiap permohonan doa anak-anakNya. Dan kasihNya tidak terlalu terbatas untuk tidak mengabulkan permintaan setiap anak-anaknya. Sama seperti seorang ayah yang rindu anaknya ketika ia pulang ke rumah setelah bepergian cukup lama, Ia berharap kita memelukNya, walaupun di tanganNya kosong, tanpa oleh-oleh yang Ia bawa untuk kita, tanpa pemberian atas setiap keinginan-keinginan kita.

Doa adalah sebuah kehidupan, karena dengan itulah kita berkomunikasi dua arah dengan Tuhan. Tuhan rindu memberitahukan perjanjian-perjanjianNya kepada anak-anakNya, jika kita mau bergaul karib dengan Dia. Namun satu hal, kita tidak dapat bergaul karib denganNya jika masih ada dosa yang kita simpan. Bukan karena Tuhan menganggap kita ga layak di hadapanNya karena kita berdosa. Bahkan ketika kita berdosa pun, Tuhan menganggap kita sebagai orang yang telah dibenarkan, ditebus, dan dikuduskan dalam karyaNya di kayu salib untuk kita. Penebusan itu hanya sekali dan berlangsung untuk selamanya. Namun, kita terintimidasi oleh setiap dosa yang kita lakukan, sehingga itulah yang memisahkan hubungan kita dengan Bapa.

Saya sedang belajar bagaimana menyenangkan hati Bapa lewat setiap tingkah kehidupan saya. Tak mudah ternyata. Karena setiap saat saya harus ingat bahwa saya sedang beribadah, bahwa saya sedang ingin menyenangkan hati Tuhan setiap saat, dalam keadaan dan kondisi apapun. Seringkali saya masih jatuh bangun dan dikuasai oleh kedagingan saya. Tapi saya ga mau terpuruk dan menyerah. Selama Tuhan masih kasih hari yang baru, selama itu pula, Tuhan belum menyerah sama hidup saya, dan selama itu pula Tuhan masih kasih saya kesempatan untuk mencoba melakukan yang terbaik untuk menyenangkan Tuhan.

No comments:

Post a Comment