Ketika ia
masih jauh, ayahnya telah melihatnya, … berlari mendapatkan dia lalu merangkul
dan mencium dia.
Lukas
15:20
Sebelum
seorang tentara yang usai perang pulang ke negara kelahirannya, ia menelepon
orang tuanya dan mengabarkan bahwa dia akan segera pulang, dan ia ingin membawa
sahabatnya pulang bersamanya. Namun sahabatnya
terluka parah dalam pertempuran sehingga kehilangan satu tangan dan satu kaki. Dengan rasa prihatin ayahnya berkata bahwa
mereka tidak dapat membawa seseorang yang cacat seperti itu untuk tinggal
bersama mereka karena dia hanya akan menambah kesulitan baru kepada keluarga
mereka. Sang Ayah juga berkata bahwa
sahabatnya akan menemukan cara untuk menghidupi dirinya sediri.”
Setelah mendengar
jawaban itu, dengan sedih si anak menggantung teleponnya. Beberapa hari kemudian orang tuanya menerima
telepon dari polisi di tempat anaknya
ditugaskan untuk berperang. Anak mereka
terjatuh dari sebuah gedung dan polisi mengidentifikasikan sebagai kasus bunuh
diri. Orang tua yang berdukacita
tersebut segera berangkat ke tempat kejadian.
Mereka mengenali jenazah anaknya, tetapi mereka menemukan sesuatu yang
belum mereka ketahui, anaknya hanya mempunyai satu tangan dan satui kaki.
Seringkali
kita juga menjadi orang tua yang tidak dapat mengerti keadaan anak-anak
kita. Keadaan mereka, baik fisik,
mental, dan yang lainnya, membuat kita malu sebagai orang tuanya. Namun mereka justru butuh dukungan dan kasih
sayang dari orang tuanya. Mereka butuh
sebuah penerimaan dan pengertian.
Tunjukkan kasih kita kepada mereka
dengan belajar menerima mereka apa adanya.
Bagaimanapun, seorang anak adalah pemberian Tuhan. Ampuni mereka jika mungkin mereka berbuat
sebuah kesalahan. Syukuri keadaan mereka
dan tetap doakan mereka dengan kasih.
Karena dengan sebuah penerimaan membuat mereka merasa dihargai oleh
keluarga yang mengasihinya. Dengan
begitu, kasih Kristus akan nyata dalam sebuah keluarga.
No comments:
Post a Comment