Search

22.11.14

Imitator Ulung

1 Yohanes 2:6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

Anak saya saat ini berumur dua tahun dan dia sedang pintar-pintarnya meniru semua gerak gerik dan tingkah laku Papa dan Mamanya. Dari cara berpakaian, cara memakai sepatu, cara saya berdandan, hingga cara kami tertawa dan berbicara. Ternyata benar bahwa buah tidak jatuh jauh dari pohonya. Anak adalah imitator ulung dari kebiasaan orang tuanya. Sekarang kami harus hati-hati dalam bertutur kata dan bertingkah laku karena secara tidak sadar, ia merekam semuanya dalam otak kecilnya.

Lalu saya berpikir lebih jauh. Begitu juga dengan parenting style kami berdua sebagai orang tua. Secara tidak sadar, saya seperti apa yang Mama contohkan saat mendidik saya sewaktu kecil dulu. Begitu pula suami saya, meniru apa yang dilakukan Papanya saat mendidik dia dulu.

Dari dua pemikiran ini, saya mengambil satu garis lurus. Bahwa dengan siapa kita banyak meluangkan waktu kita, kita akan menjadi sama seperti orang itu, atau paling tidak, terpengaruh dalam hal pola pikir, sikap, maupun kebiasaan sehari-hari.

Begitu pula hubungan kita dengan Tuhan. Kita bisa melihat bagaimana kualitas hubungan seseorang dengan Tuhan dari cara hidupnya. Saya pun seringkali menganalisis kualitas hidup saya dari seberapa banyak waktu yang saya luangkan untuk bersekutu dengan Tuhan. Seringkali ketika terlalu banyak aktivitas yang sedang saya alami, saya seringkali mendapati diri saya mudah marah, gampang menyerah, seringkali mengeluh, dan membicarakan kejelekan orang lain dengan teman kantor. Semakin sering kita meluangkan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan, seharusnya semakin kita menjadi serupa dengan Tuhan dalam hal bertindak, bertutur kata, dan melakukan tindakan kasih bagi orang lain. Itulah yang Tuhan sebut sebagai buah-buah roh. Buah roh tidak jatuh jauh dari pohonnya, yaitu pokok anggur yang benar. Tinggalah di dalam Dia maka Dia akan tinggal di dalam (hidup) kita.

No comments:

Post a Comment