Search

22.11.14

Kemah Suci di Hatiku

… kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
Ibrani 12:14

Saat Musa memimpin bangsa Israel menuju tanah Kanaan, mereka membangun sebuah kemah suci, yaitu kemah pertemuan Musa dengan Tuhan. Di atas kemah itulah, diam tiang awan dan tiang api sebagai tanda kehadiran Tuhan. Ketika kemah suci dipenuhi kemuliaan Tuhan, tidak ada satupun orang Israel yang berani mendekat apalagi masuk ke dalam. Jika mereka masuk, mereka pasti mati. Begitu pula ketika Bait Suci dibangun, hanya para imam yang dapat masuk ke ruangan Bait Suci untuk membakar ukupan bagi Tuhan, sementara umat Tuhan yang lain hanya dapat berkumpul di pelataran bait suci untuk mempersembahkan korban penebusan dosa.

Namun, ketika Allah mengutus anakNya yang tunggal ke dunia, kekudusan itu diberikan lewat penebusan dosa manusia di kayu salib. Setiap orang yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dalam hidupnya sudah dikuduskan oleh darahNya. Kita tidak perlu lagi mempersembahkan korban atau berpuasa ketika hendak bertemu dengan Tuhan. Kapanpun dan di manapun kita bisa datang kepada Tuhan. Mungkin karena itulah, banyak dari kita yang melupakan dan tidak menghargai kekudusan yang telah Tuhan berikan lewat karya penebusanNya di kayu salib. Karena begitu mudahnya kita meminta ampun atas dosa yang kita perbuat, kita justru melakukan dosa itu lagi. Kita tetap mencemarkan hidup kita dengan berbagai macam dosa dan hal-hal yang mendukakan hatiNya. Maka tak heran jika kehidupan rohani kita meredup hari demi hari. Karena Tuhan sudah tidak berkenan lagi atas hidup kita. Dia tidak dapat lagi tinggal di hati kita karena dosa-dosa yang kita lakukan. Oleh karena itu marilah kita tempatkan lagi kemah suciNya di hati kita, dengan menjaga kekudusan hidup kita, supaya Tuhan berkenan, hadir dan berkuasa atas hidup kita. Sebab tanpa kekudusan, Tuhan tidak dapat berkuasa atas hidup kita.

No comments:

Post a Comment