Bahan bacaan: Amsal 29:11 BMIK
Orang bodoh marah secara terang-terangan, tetapi orang
bijaksana bersabar dan menahan kemarahan.
Pernahkah Anda melihat seekor singa yang kelaparan? Ia akan menjadi sangat sensitif dan mudah
marah. Rasa laparnya membuat ia frustasi
dan hal apapun yang mengganggunya akan membuatnya marah. Bahkan mungkin, serangga kecil yang terbang
melintasi kepalanya pun mungkin bisa menjadi sasaran empuk kemarahannya.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin kita juga mengenal
orang yang sama seperti singa tersebut di atas.
Seolah-olah jika ada hal sedikit saja yang menyinggung harga diri dan
perasaannya, akan membuat amarahnya meledak-ledak seperti seekor singa yang
kelaparan. Akibatnya, bukan saja
beberapa aspek dalam kehidupannya menjadi rusak, namun hubungannya dengan Tuhan
dan sesama pun menjadi retak.
Amsal mengatakan bahwa penguasaan diri yang baik adalah
seperti tembok pertahanan yang kuat pada sebuah kota. Saat penguasaan diri kita lemah, api dosa
akan mudah menyulut kita untuk bertindak bodoh dan kehilangan hikmat
Tuhan. Tuhan rindu agar kita bisa
menjadi pribadi yang dapat menguasai perasaan dan emosi kita dalam situasi
apapun yang terjadi dalam hidup kita.
Kita perlu memenuhi hati kita dengan kasih Tuhan setiap hari dan meminta
Roh Kudus untuk melingkupi kita dengan damai sejahtera dari Tuhan. Mari kita izinkan Roh Kudus senantiasa
menguasai hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan kita di dalam seluruh aspek
kehidupan kita.
HIDUP TANPA PENGUASAAN DIRI MEMBUAT KITA BERTINDAK BODOH DAN
KEHILANGAN HIKMAT TUHAN.
No comments:
Post a Comment