Bahan bacaan: Yohanes 17:26
supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam
mereka dan Aku di dalam mereka.
Suatu saat, seorang pemuda dari desa A mengalami perbedaan
pendapat dan salah paham saat berinteraksi satu dan lainnya, sehingga konflik
tersebut muncul dan tak dapat dihindarkan.
Akhirnya, para warga dari desa A sepakat untuk membakar jembatan yang
selama ini berada di antara desa mereka.
Karena mereka tidak ingin lagi berhubungan dengan warga desa B. Akibatnya, kehidupan kedua desa tersebut
menjadi terisolasi dan tidak berkembang menjadi lebih baik.
Keadaan tersebut mungkin juga mewakili hubungan kita dengan
sesama. Saat seseorang menyakiti dan
merugikan kita, kita terkadang mengambil keputusan untuk tidak lagi berhubungan
dengan mereka. Kita menutup diri kita
dari pengampunan dan memberikan kesempatan kedua bagi orang tersebut. Tak jarang dari kita yag memilih menghindar
dan tak mau lagi berurusan dengan mereka. Sobat, sadarkah bahwa tindakan
yang kita lakukan tersebut sama seperti saat warga salah satu desa tersebut
membakar jembatan penghubung yang selama ini sudah terjalin?
Tuhan telah memberikan teladan bagaimana cara kita mengasihi
sama seperti yang Tuhan sudah lakukan terlebih dahulu bagi kita. Kasih seharusnya menjadi salah satu identitas
nyata yang dapat dilihat oleh semua orang, bahwa kita telah mengenal kasih
Tuhan yang besar bagi hidup kita. Jika
kita membakar jembatannya, bagaimana kita dapat menjadi saluran kasih Tuhan bagi
orang lain?
MENUTUP DIRI DARI PENGAMPUNAN SAMA SAJA SEPERTI MEMBAKAR
JEMBATAN KASIH KITA DENGAN SESAMA.
No comments:
Post a Comment