Search

23.1.18

PENGUASA HATI



“Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan  tubuhmu, kamu akan hidup.” Roma 8:13

Suatu kali mobil saya ditabrak cukup keras dari arah depan oleh seorang pengendara motor saat saya hendak dalam perjalanan menuju kantor.  Saat kami berdua menepi dan saya turun dari mobil, tanpa ba bi bu sang pengendara langsung mengomel pada saya dan mengatakan saya tidak hati-hati dalam mengendarai mobil saya.  Padahal jelas-jelas saya yang ditabrak dan kap mobil saya sampai ringsek tidak bisa ditutup seperti seharusnya.  Walaupun demikian, saya berusaha mengingat-ingat kembali apakah saat kejadian saya keluar dari jalur yang seharusnya hingga dia bisa menabrak mobil saya dengan cukup kencang.  Namun, secara kedagingan saya, rasanya ingin marah balik kepada si pengedara motor ini.  Bagi yang pernah ditabrak dengan tiba-tiba, pasti tahu bagaimana rasanya bukan?  Kesal, marah, panik, sedih, campur aduk jadi satu.

Saya berusaha tetap bersikap tenang dan tidak ikut-ikutan menjadi panas.  Saya lihat keadaan motor nya, secara sekilas hanya rusak bagian plat nomor saja.  Pun si pengendara terlihat baik-baik saja, tidak jatuh ke aspal sedikitpun.  Lagipula mobil saya pun di asuransikan, saya tidak perlu membayar biaya perbaikan mobil tersebut.   Singkat cerita, akhirnya saya membiarkan si pengendara motor ini pergi tanpa membayar sepeserpun kepada saya.  Saya lihat kerusakan mobil saya cukup parah, dan jika dia harus membayar kerusakannya, mungkin bisa menghabiskan jutaan rupiah karena beberapa part body mobilnya ikut rusak.

Walaupun seakan ada suara dalam hati saya yang menyesali mengapa saya “dengan bodohnya” membiarkan dia pergi, namun saya yakin bahwa saya sudah mengambil keputusan yang tepat.  Saya berhasil menguasai diri saya sendiri untuk marah dan bertindak dengan hikmat.  

Dari kejadian tersebut, Tuhan mengajarkan saya sesuatu.  Saat kita bisa menjaga situasi hati kita, kita akan dapat menguasai pikiran kita, perasaan kita, perkataan kita, dan akhirnya perbuatan kita.  Untuk menguasai hati kita, tidak mudah, karena hanya Tuhanlah yang bisa melakukannya.  Saat kita memenuhi hati kita dengan Roh dan kebenaran firman Tuhan, Tuhan menguasai seluruh aspek kehidupan kita.

Semua dimulai dari bagaimana hubungan kita dengan Tuhan.  Ketika kita berakar dan bertumbuh di dalam firmanNya, Tuhan akan diam dan tinggal di dalam kita dan menguasai kehidupan kita seluruhnya: hati, pikiran, perasaan, bahkan perbuatan kita

No comments:

Post a Comment