“Janganlah hendaknya kamu
kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Filipi 4:6
Suatu malam saat
sakit maag saya kambuh, anak paling besar kami yang berumur 4,5 tahun
menghampiri saya dan bertanya, “Mama kenapa?
Sakit perut?” Saya hanya
mengangguk sambil meringis memegangi perut saya menahan sakit. Dengan kondisi lemah, saya paksakan untuk
tetap beraktivitas karena saat itu sudah mulai malam dan saya harus mengajak
dan menemani anak saya melakukan ritual tidurnya: sikat gigi, cuci kaki, pijat
badan (ya, dia suka sekali dipijat dan selalu meminta dipijat setiap malam!),
membacakan cerita Alkitab, dan mengajaknya berdoa sebelum tidur. Karena sudah menjadi kebiasaan, saya hanya
tinggal menemani dan mengawasinya melakukan ritual malamnya, karena dia sudah
bisa melakukannya sendiri.
Hingga saatnya dia
hendak berdoa, dia duduk bersila di atas tempat tidurnya lalu melipat tangannya
dan menutup matanya. Ia mulai bercerita
kepada BapaNya tentang kegiatan yang ia lakukan hari itu, mengucap syukur atas
kebaikan Tuhan, dan tanpa dikomando, ia mengatakan sesuatu yang menyentuh hati
saya, “Tuhan Yesus, bisa sembuhin Mama ga?
Mamanya lagi sakit, kasian.
Sembuhin ya Tuhan Yesus. Aku
percaya Yesus bisa sembuhin anak kecil, orang gede. Terimakasih Yesus uda baik sama semua orang.” Mendengarnya berdoa seperti itu, saya
tersenyum. Pengaturan katanya dalam
berucap memang belum benar dan sempurna, namun saya percaya imannya lebih besar
daripada kata-kata yang ia ucapkan.
Sahabat,
bagaimana respon Anda saat diperhadapkan dengan sebuah masalah yang tiba-tiba
datang menghampiri Anda? Apakah kita
tetap bisa yakin akan pertolongan Tuhan yang tepat pada waktunya walaupun Anda
masih belum melihat secercah harapan dan jalan keluar? Atau malah takut, panik, kecewa, dan hopeless
dengan kenyataan yang ada.
Respon kita
menentukan seberapa besar iman kita.
Bukan saja dari kata-kata dalam doa yang dipanjatkan setiap hari, namun
tercermin juga dari perbuatan dan sikap hati kita. Iman yang diperkatakan dan dilakukan setiap
hari membuatnya semakin kuat dari hari ke hari.
Seringkali masalah Tuhan
izinkan datang kepada kita bukan karena Tuhan ingin menyusahkan kita, namun
karena Ia ingin membentuk kita menjadi semakin sempurna di hadapanNya. Masalah mengubahkan pola pikir dan sikap hati
kita, memperbesar kapasitas iman kita, membuat kita semakin tekun dan tahan
uji.
Sudahkah Anda
bersyukur untuk masalah yang diizinkan terjadi dalam hidup Anda? Ingatlah, bersyukur adalah langkah awal kita
untuk memperbesar kapasitas iman kita.
Mari bersyukur.
No comments:
Post a Comment