Search

23.1.18

DOA SEORANG ANAK KECIL



“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”  Filipi 4:6  

Suatu malam saat sakit maag saya kambuh, anak paling besar kami yang berumur 4,5 tahun menghampiri saya dan bertanya, “Mama kenapa?  Sakit perut?”  Saya hanya mengangguk sambil meringis memegangi perut saya menahan sakit.  Dengan kondisi lemah, saya paksakan untuk tetap beraktivitas karena saat itu sudah mulai malam dan saya harus mengajak dan menemani anak saya melakukan ritual tidurnya: sikat gigi, cuci kaki, pijat badan (ya, dia suka sekali dipijat dan selalu meminta dipijat setiap malam!), membacakan cerita Alkitab, dan mengajaknya berdoa sebelum tidur.  Karena sudah menjadi kebiasaan, saya hanya tinggal menemani dan mengawasinya melakukan ritual malamnya, karena dia sudah bisa melakukannya sendiri. 
Hingga saatnya dia hendak berdoa, dia duduk bersila di atas tempat tidurnya lalu melipat tangannya dan menutup matanya.  Ia mulai bercerita kepada BapaNya tentang kegiatan yang ia lakukan hari itu, mengucap syukur atas kebaikan Tuhan, dan tanpa dikomando, ia mengatakan sesuatu yang menyentuh hati saya, “Tuhan Yesus, bisa sembuhin Mama ga?  Mamanya lagi sakit, kasian.  Sembuhin ya Tuhan Yesus.  Aku percaya Yesus bisa sembuhin anak kecil, orang gede.  Terimakasih Yesus uda baik sama semua orang.”  Mendengarnya berdoa seperti itu, saya tersenyum.  Pengaturan katanya dalam berucap memang belum benar dan sempurna, namun saya percaya imannya lebih besar daripada kata-kata yang ia ucapkan. 
Sahabat, bagaimana respon Anda saat diperhadapkan dengan sebuah masalah yang tiba-tiba datang menghampiri Anda?  Apakah kita tetap bisa yakin akan pertolongan Tuhan yang tepat pada waktunya walaupun Anda masih belum melihat secercah harapan dan jalan keluar?  Atau malah takut, panik, kecewa, dan hopeless dengan kenyataan yang ada.
Respon kita menentukan seberapa besar iman kita.  Bukan saja dari kata-kata dalam doa yang dipanjatkan setiap hari, namun tercermin juga dari perbuatan dan sikap hati kita.  Iman yang diperkatakan dan dilakukan setiap hari membuatnya semakin kuat dari hari ke hari.  
 Seringkali masalah Tuhan izinkan datang kepada kita bukan karena Tuhan ingin menyusahkan kita, namun karena Ia ingin membentuk kita menjadi semakin sempurna di hadapanNya.  Masalah mengubahkan pola pikir dan sikap hati kita, memperbesar kapasitas iman kita, membuat kita semakin tekun dan tahan uji.
Sudahkah Anda bersyukur untuk masalah yang diizinkan terjadi dalam hidup Anda?  Ingatlah, bersyukur adalah langkah awal kita untuk memperbesar kapasitas iman kita.  Mari bersyukur.

No comments:

Post a Comment