Rm 5: 3-5 Dan bukan hanya itu
saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa
kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan
tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan
pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam
hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Menarik
sekali saat saya menyaksikan bagaimana proses pemurnian sebuah emas menjadi emas
murni batangan. Mengapa disebut emas
murni? Karena logam emas yang didapatkan
dari hasil tambang sudah dilebur hingga titik lebur tertentu menjadi cair dan
semua kotoran, debu, karat, dan logam-logam lain yang bercampur naik dan
mengapung di permukaan sehingga dapat dipisahkan dan dibuang dengan mudah. Setelah itu, suhu lebur dinaikkan kembali dan
proses pemurnian dilakukan kembali hingga berulang kali hingga didapatkan emas
yang benar-benar murni. Seorang yang
paham betul di bidangnya, dapat dengan mudah mengetahui mana emas yang
benar-benar murni dan mana emas yang tidak melalui proses peleburan berulang
kali. Emas murni adalah logam yang
lembut, lentur dan mudah dibentuk, serta berwarna kuning mengkilat.
Bayangkan
apa yang terjadi jika seandainya emas yang akan dimurnikan menolak dan menyerah
di tengah jalan? Apakah ia bisa menjadi
emas yang murni dan dijual dengan harga tinggi?
Tentu saja tidak. Berapa banyak
di antara kita yang menyadari, Tuhan seringkali “menguji” kita berulang kali
dengan masalah yang sama? Ketahuilah
bahwa Tuhan juga sedang membentuk hati kita sehingga memiliki hati dan iman
yang murni dan teruji, dan terpisah dari karakter dan kebiasaan yang tidak baik
dan negatif, yang akan menghambat pertumbuhan iman kita. Hati yang sudah diuji akan mudah dibentuk,
karena memiliki ketaatan akan kehendakNya.
Selama
mengalami proses pemurnian, tidak pernah ada ceritanya dapat kita tangani
dengan mudah dan tanpa pengorbanan.
Sebagian besar dari kita mungkin menangis, merasa putus asa, ingin
menyerah, atau mungkin kecewa dengan apa yang Tuhan kerjakan atas
hidupnya. Namun bukan tanpa tujuan Tuhan
mengizinkan semuanya terjadi atas hidup kita.
Ia sedang memurnikan hati kita sehingga mudah dibentuk dan diajar sesuai
kehendakNya.
Allah
ingin hidup kita menjadi maksimal sesuai dengan apa yang sudah Tuhan rancangkan
atas kita. Untuk itu, pertama-pertama
Tuhan ingin kita mengerti bahwa Tuhan punya rencana yang terbaik dan Tuhan
ingin kita menjadi alat kemuliaanNya.
Yang kita perlukan adalah taat dan percaya penuh akan janji dan
kehendakNya. Oleh karena itu, Tuhan
perlu mengikis hal-hal negatif dalam hidup kita dan memurnikan hati kita.
Bagaimana respon kita saat Tuhan membentuk hidup kita? Janganlah menolak proses pemurnian yang Tuhan
kerjakan dalam hidup kita. Sebaliknya,
tetap setia dan taat. Tetaplah berharap
dan nantikanlah janji Tuhan. Kita akan
menjadi alat kemuliaan Tuhan dan hidup kita menjadi maksimal. Bukankah tidak ada kehidupan yang lebih baik
dari itu?
No comments:
Post a Comment