Sebab inilah yang diperintahkan
kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung
bumi." (Kis 13:47)
Sekelompok salesman menghadiri pertemuan di Chicago. Namun karena pertemuan berakhir lebih lambat
dari yang telah dijadwalkan, mereka mengejar penerbangan pulang dengan
tergesa-gesa. Ketika mereka sedang berlari-lari, salah satu dari mereka tidak sengaja
menendang meja gadis penjual apel. Dan
apel-apel itu pun berjatuhan.
Tanpa berhenti, mereka semua tetap berlari
dan masuk ke dalam pesawat, kecuali satu.
Dia berhenti, lalu kembali ke pintu airport.
Di sana berceceran banyak sekali buah
apel di lantai. Gadis penjual apel yang buta
itu sedang berusaha untuk meraih buah-buah apel yang bertebaran, tanpa
seorangpun yang peduli membantunya.
Salesman itu berlutut di sampingnya,
mengumpulkan apel-apel dan menaruhnya kembali ke dalam keranjang serta
memajangnya di meja seperti semula. Ia memisahkan
apel-apel yang rusak ke dalam keranjang yang lain lalu pria itu mengeluarkan
uang dari dompetnya dan berkata kepada si gadis penjual, "Ini ambilah $20 untuk
semua kerusakan ini. Apa kau tidak
apa-apa?" Gadis itu mengangguk. Pria
itu melanjutkan "Saya harap kita tidak merusak harimu begitu parah".
Ketika pria itu beranjak pergi, gadis
penjual apel yang buta itu memanggilnya, "Tuan....". Pria itu berhenti, dan ia menoleh ke belakang
untuk menatap kedua matanya yang buta. Gadis
itu melanjutkan, "Apakah engkau Yesus?"
Seringkali bukan apa yang kita bicarakan atau kotbahkan dari mulut kita
yang mengubahkan orang lain, namun perbuatan nyata kitalah yang membawa
keselamatan bagi orang lain. Tuhan rindu
memakai kita untuk menjadi alatNya sebagai pembawa keselamatan bagi lingkungan
terdekat kita.
Hari ini, mari kita renungkan kembali, sudahkah perilaku dan perbuatan
kita mencerminkan dan mewakilkan pribadi Yesus, sehingga orang lain – terutama keluarga
kita yang belum mengenal Tuhan – dapat mengenal pribadi dan kasihNya yang nyata
dalam hidup kita?
No comments:
Post a Comment