Search

23.1.18

KALAU BUAH BISA NGOMONG



Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,. Yohanes 15:16


Sebagai seorang istri dan ibu, adalah tugas saya untuk menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga saya lewat pola makan kami.  Sebisa mungkin, harus selalu ada buah-buahan di rumah untuk kami konsumsi setiap harinya.  Namun, ada juga saat-saat di mana buah-buahan yang saya beli akhirnya harus berakhir di tong sampah karena sudah menjadi busuk sebelum kami sempat mengkonsumsinya.  Biasanya karena saya yang membeli buah terlalu banyak, atau kami yang lupa atau tidak sempat mengkonsumsinya.
Karena saya yang membuangnya ke tong sampah, rasanya tidak tega juga merelakannya dibuang begitu saja.  Saya membayangkan bagaimana jika buah-buah ini punya perasaan dan bisa bicara.  Berlebihan memang, namun Tuhan memberikan sebuah insight dari kejadian ini.  Apakah buah tersebut akan sedih saat mereka tahu saya membuangnya begitu saja?  Dan apakah si pohon darimana buah itu berasal juga akan ikut marah dan bersepakat untuk “mogok berbuah”?  Bagaimana ya jadinya jika mereka bisa protes kepada manusia?  Mungkinkah mereka akan bilang, “Kamu tidak tahu ya betapa susah dan berjuangnya kami sejak kami masih berupa bibit, hingga sekarang menjadi buah yang manis?  Dan kamu membuangnya begitu saja?”
Saya rasa, mereka tidak akan seperti itu, karena buah dihasilkan bukan untuk keuntungan si buah maupun si pohon itu sendiri, namun untuk dapat dinikmati oleh orang lain. Menjadi berbuah berarti tidak hitung-hitungan dan mencari keuntungan apa yang bisa didapat dari apa yang sudah kita lakukan ataupun perjuangkan.  Ia akan tetap berbuah manis, sekalipun ia tidak dinikmati orang lain, atau bahkan diperlakukan orang dengan tidak semestinya.  Proses dari sebuah bibit menjadi buah yang manis memang membutuhkan perjuangan untuk mematikan keinginan daging, setia dalam penantian waktu, dan beriman dan tetap berharap meskipun keadaan tidak seperti yang kita harapkan, dan konsisten untuk mau terus bertumbuh.  Namun ia tidak akan menjadi marah dan kecewa ketika ia tidak “dinikmati” dan malah “dibuang” oleh orang lain.  Ia akan tetap berbuah walaupun proses yang ia alami tidak mudah.
Tuhan ingin kita untuk berbuah, dan buah kita itu tetap.  Buah tidak bisa dihasilkan dari sesuatu yang instant.  Ia butuh proses, ia butuh pengorbanan, dan ia tidak memikirkan dirinya sendiri.  Fokusnya hanya bagaimana menghasilkan sesuatu yang dapat menjadi berkat dan berguna bagi orang lain, bukan dirinya sendiri.

No comments:

Post a Comment