“Untuk
segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya, ada
waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan
Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada
waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia
tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”
Pengkotbah 3:1-11
Pagi itu, Pak
Sumarno mengajak anaknya yang berumur 4 tahun untuk ikut ke sawah dan
menemaninya bekerja. Hari ini adalah
hari pertama di mana musim yang baru dimulai.
Setelah beberapa lama sebelumnya ia sudah menggemburkan dan mempersiapkan
tanahnya, hari ini ia siap untuk ditanami tumbuhan yang baru. Ia sengaja memboyong anak lelakinya ke sawah supaya
anaknya melihat apa yang dikerjakannya setiap hari.
Sesampainya di
sawah, ia kemudian bersiap-siap dan menyuruh anaknya untuk duduk di saung yang
terletak di tengah sawah. “Kamu tunggu
di sini ya. Lihat Bapak bekerja.”,
sahutnya kepada anak semata wayangnya.
Pak Marno mulai
mengeluarkan benih dan bibit tumbuhan dari saknya lalu menaburnya satu persatu
di tanah yang sudah ia gemburkan sebelumnya.
Bagi Jiwo, anaknya, apa yang sedang dilihatnya merupakan sesuatu yang
baru ia lihat. Ia tidak mengerti apa
yang sedang dilakukan Bapaknya.
“Bapak lagi
apa?”
“Bapak lagi
taruh benih di sini. Nanti lama-lama
bisa tumbuh besar tumbuhannya.”, sahut Pak Marno.
Sesaat Jiwo
terdiam, lalu kembali memerhatikan apa yang sedang Bapaknya kerjakan. Karena sawahnya besar, hari itu ia habiskan
untuk menyebar benih di setiap petak sawahnya.
Hari kembali berganti petang, lalu ia memutuskan untuk mengakhiri
kegiatannya hari itu dan mengajak Jiwo pulang.
“Mana, Pak?
Kenapa dari tadi belum tumbuh juga? Lama
sekali?”, Jiwo nampaknya penasaran.
Bapaknya hanya tertawa. “Jiwo, tumbuhan juga sama kaya Jiwo. Dari adik bayi, lama-lama makin besar kaya
Jiwo sekarang. Ga bisa langsung besar. Harus dikasi makan, terus tunggu yang
sabar.”, Pak Marno berusaha menjelaskan dengan logika sederhana anak berumur 4
tahun.
“Tapi kan Bapak
cape seharian kerja, tetep aja tumbuhannya ga tumbuh-tumbuh. Kapan tumbuhnya?”
“Ya ga bisa
cepet-cepet…. Ya ngga apa-apa cape. Kan nanti
juga kalau uda tumbuh besar, buahnya bisa kita ambil, terus dijual, biar Bapak
dapet uang, nanti buat Ibu bisa beli makanan buat kita.”
Seringkali
banyak dari kita merasa seperti Jiwo.
Apa yang kita lakukan saat ini sepertinya tidak berarti dan sia-sia. Tidak ada perubahan berarti ke arah yang
lebih baik. Kita hanya membuang-buang
waktu, uang, tenaga, dan pikiran kita.
Terkadang kita lupa, apa yang kita lakukan saat ini dengan konsisten,
ditambah iman dan pengharapan yang teguh kepada Tuhan, akan membuahkan hasil
yang sesuai dengan janjiNya.
Percaya atau
tidak, Tuhan tidak sedang duduk diam. Ia
sedang bekerja. Apa yang sedang Saudara
alami hari-hari ini adalah proses, sebelum akhirnya Tuhan membawa Saudara pada
penggenapan janji Tuhan. Miliki iman
yang teguh dan tidak goyah. Konsisten
sampai akhir sambil memegang pengharapan yang tidak pernah mengecewakan
kita.
No comments:
Post a Comment