Janganlah
kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku
sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan
meninggalkan engkau.”
Ibrani
13:5
Sebuah
lembaga anti korupsi internasional bernama Transperancy International merilis
data indeks persepsi korupsi (Corruption Perception Index) tahun 2015 pada awal
Januari lalu, atas 168 negara yang diamati.
Hasilnya, negara-negara Eropa seperti Denmark, Finlandia, Selandia Baru,
Swedia, Belanda, dan Norwegia menempati peringkat atas. Sementara itu, peringkat bawah ditempati oleh
Sudan, Afganistan, Korea Utara, dan Somalia.
Indonesia disebut menempati peringkat 88 (dari 168), dengan skor CPI 36
(angka maksimal terbaik adalah 100).
Hasil analisa tim ini untuk Indonesia menyebutkan bahwa skor CPI
Indonesia meningkat 2 poin dan berhasil naik 19 peringkat dari tahun lalu. Namun begitu, mereka menyebutkan nilai ini
tidak dapat dipakai secara mutlak untuk menilai tingkat korupsi di sebuah
negara, mengingat banyak tindakan korupsi yang dilakukan secara
terselubung. Bahkan, mungkin masih
banyak kasus-kasus kecil yang belum terungkap di bidang atau area tertentu yang
kurang tersorot oleh publik.
Salah
satu tindakan korupsi yang pernah dilakukan oleh orang-orang Israel adalah
ketika Tuhan memberi mereka manna saat dalam perjalanan menuju tanah perjanjian
Kanaan. Walaupun Tuhan sudah mengatakan
kepada mereka untuk mengambil secukupnya, namun beberapa dari mereka menyimpan
lebih untuk persediaan hari esok. Contoh
lain dalam perjanjian baru adalah ketika Ananias dan Safira berusaha mengambil
keuntungan atas penjualan tanah yang seharusnya dipersembahkan kepada
rasul-rasul untuk membiayai jemaat mula-mula.
Korupsi lahir dari ketidakpercayaan kita kepada Tuhan, yang mendorong
kita untuk mengambil lebih dan pada akhirnya membawa kita kepada keserakahan.
Mungkin kita bukan para pejabat
pemerintah yang terbelit kasus korupsi besar seperti yang diberitakan di media
massa. Namun ingatlah, akar dan awal dari
korupsi adalah kekuatiran kita akan hari esok dan cinta akan uang. Bahkan di saat masa-masa tersulit dalam
keuangan kita, tetaplah bersyukur bahwa Tuhan masih dan selamanya akan terus
memelihara kita sehingga kita tidak akan pernah berkekurangan.
No comments:
Post a Comment