“Ketika
Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah
lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?”
Yohanes 5:6
Ada sebuah percobaan
tentang seekor monyet yang dikurung di dalam sebuah kotak besi kecil berjeruji berukuran 1 x 1 meter selama
bertahun-tahun. Pada awalnya, monyet
tersebut menghabiskan seluruh energinya untuk berusaha keluar dari tempat kecil
yang mengurungnya tersebut. Namun
setelah bertahun-tahun kemudian, binatang tersebut berusaha beradaptasi dengan
kehidupan barunya yang sempit. Ia tidak
lagi loncat kesana kemari dan berusaha membebaskan dirinya sendiri. Dalam kehidupan kesehariannya, ia hanya
berjalan beberapa langkah mondar mandir ke kiri dan kanan, lalu lebih banyak
duduk diam dan membiasakan dirinya untuk hidup dalam kotak kecil tersebut. Beberapa tahun kemudian, kotak besi tersebut
dibongkar dan dilepas. Namun, sang
monyet tetap saja duduk diam dan hanya berjalan beberapa langkah ke kiri dan
kanannya. Ia tidak sadar bahwa
kerangkeng besinya sudah dilepas dan sebenarnya ia bisa kembali loncat kesana
kemari dengan bebasnya seperti semula.
Ia sudah terlanjur nyaman dengan kehidupan barunya dan menyesuaikan diri
untuk hidup dengan kehidupan tersebut.
Dalam alkitab ada dua
contoh kehidupan berbeda yang dapat kita pelajari. Contoh pertama adalah tentang seorang lumpuh
yang berbaring dekat kolam Betesda. Kita
dapat melihat bagaimana ia sudah “kehabisan” pengharapan untuk mengalami
mujizat kesembuhan, setelah 38 tahun ia berusaha untuk mendapat kesembuhan
tersebut. Walaupun ia percaya bahwa
kolam tersebut dapat menyembuhkan penyakitnya, namun ia hanya dapat berbaring
di pinggir kolam tersebut dan menyaksikan orang lain yang mengalami
kesembuhan. Pada akhirnya ia mendoktrin
dirinya sendiri bahwa ia tidak akan mungkin mengalami kesembuhan tersebut dan
membiasakan kehidupannya dengan kondisi tubuhnya yang lumpuh. Contoh kedua tentang seorang wanita yang
sudah dua belas tahun mengalami pendarahan dan tidak kunjung sembuh setelah
berusaha pergi berobat ke berbagai tabib yang ada di kotanya. Namun kita dapat melihat bahwa ia masih
memiliki iman dan pengharapan yang tetap teguh bahwa Yesus dapat
menyembuhkannya.
Terlepas dari berapa
lama penyakit yang diderita oleh kedua orang dalam contoh tersebut kita belajar bahwa kesembuhan datang kepada
orang yang bukan saja beriman dan percaya kepada Tuhan, namun juga bagaimana
kita tetap konsisten dalam iman kita untuk tetap berpengharapan kepada Tuhan,
walaupun kelihatannya tidak ada titik terang dan jalan keluar untuk segala
penyakit dan masalah kita. Sahabat,
percayalah bahwa tidak selamanya Tuhan membiarkan kita mengalami penderitaan
dalam penyakit dan masalah. Tuhan sudah
menyiapkan jalan keluar untuk kita dan tepat pada waktunya. Tuhan ingin lihat kesungguhan dan pengharapan
iman kita dalam Tuhan. Oleh karena itu,
jadilah kuat dalam iman dan pengharapan kita, dan tetap bersyukur atas segala
yang Ia izinkan terjadi dalam hidup kita.
No comments:
Post a Comment