“Bersukacitalah dalam pengharapan,
sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Roma 12:!2)
Suatu kali anak
perempuan saya yang berumur empat tahun berbicara kepada saya mengenai sebuah
barang yang ingin sekali ia miliki. Saya
berkata kepadanya untuk memintanya kepada Tuhan dalam doa dan Tuhan akan
mengabulkan keinginannnya dan memberikan apa yang ia inginkan. Saya ingin mengajarkan bahwa Tuhanlah yang
memberi segala sesuatu dan saya ingin mengajak ia bertumbuh di dalam iman
walaupun usianya masih empat tahun. Saya
akan memberikan barang tersebut kepadanya suatu hari nanti, namun tidak
sekarang. Saya juga ingin dia belajar menunggu
dan bahwa tidak segala sesuatu dapat terjadi sesuai dengan kehendak hatinya. Lagipula saya juga ingin melihat
konsistensinya dalam meminta barang tersebut, karena kecenderungan seorang anak
kecil adalah: hari ini minta ini, lalu kemudian besok ia sudah lupa apa yang ia
minta dan meminta barang yang lain.
Satu minggu berlalu,
ternyata ia benar-benar membawa keinginannya ke dalam doa malamnya sebelum
tidur. Kami bisa melihat betapa serius
dan penuh kesungguhan hati ia mendoakannya.
Kami tertawa karena sebenarnya barang yang ia minta adalah hal yang
sepele, yang kami berdua pun bisa membeli barang tersebut dengan mudah dan
murah. Dua minggu, tiga minggu, empat
minggu, dan anak saya masih tekun berdoa untuk barang yang ia minta, walaupun
lama-lama kata-kata dalam doanya ia modifikasi: “Hadiahnya mana Tuhan Yesus? Koq belum dianter-anterin?
Tuhan Yesus bisa tolong beliin ga? Please….?”, dan ia
mengatakannya dengan penuh kesungguhan hati dan ekspresi yang menyentuh hati
kami, sehingga akhirnya kami pun tidak tahan untuk membelikan barang tersebut
keesokan harinya.
Saya teringat ketika
Hana berdoa tanpa suara di bait Allah sambil berlinang air mata bernazar
meminta seorang anak dari Tuhan. Ia
menangis karena kepedihan hatinya, namun begitu ia percaya bahwa Allah
mendengarkan keluh kesah dan permintaanNya.
Hingga akhirnya Tuhan mengabulkan doanya dan Ia ingat kepada keluh
kesahnya.
Sahabat, berapa
banyak dari kita yang sedang mengalami pergumulan dan masalah dalam hidup? Percayalah bahwa Tuhan mendengar dan bukan
saja mendengar, ia juga mengerti pergumulanmu.
Ia sedang melihat konsistensi doamu dan keteguhan imanmu akan Dia. Jangan berhenti berharap dan percaya
kepadaNya. Percaya bahwa Tuhan akan
menjawab doamu tepat pada waktunya. Ia
tidak pernah terlambat menolong kita dan Ia tidak pernah menjadi tuli untuk
mendengarkan setiap permohonanan kita, asal apa yang kita minta sesuai dengan
kehendakNya dan kita berserah penuh kepadaNya.
No comments:
Post a Comment