Bangkitlah,
menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit
atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan
menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit
atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Yesaya 60:1-2
Saya ingat
tentang cerita seorang ayah yang ingin mewariskan harta terbesarnya kepada
salah satu dari ketiga anaknya. Sang
Ayah memberikan sejumlah uang kepada mereka dan meminta mereka untuk mengisi
sebuah ruangan yang cukup besar dengan apapun yang dapat mereka beli dengan
uang tersebut . Si anak pertama membeli
tumpukan-tumpukan jerami yang cukup besar, namun, hingga uangnya habis pun, ia
tidak berhasil memenuhi ruangan tersebut.
Si anak kedua membeli berbagai balok kayu yang besar-besar untuk
memenuhi ruangan. Namun, karena harga
nya lebih mahal daripada jerami, ia hanya berhasil mengisi seperempat dari
ruangan besar tersebut. Saat si anak
ketiga masuk ke dalam ruangan, ia tidak membawa apapun kecuali beberapa batang
lilin dan kotak korek api. Ia
menempatkannya di beberapa titik sudut dalam ruangan tersebut, dan menyalakan
api dengan korek tersebut. Alhasil, seluruh
ruangan kini penuh dengan cahaya terang dari lilin-lilin tersebut. Singkat cerita, akhirnya sang Ayah mewariskan
hartanya kepada si anak ketiga, karena ia dinilai memiliki hikmat dan
kebijaksanaan yang lebih dari kedua saudaranya dalam menggunakan harta Ayahnya.
Terkadang
saya membayangkan diri saya sebatang lilin kecil. Saya punya mimpi yang besar: menerangi
seluruh dunia. Namun, seringkali kita
merasa minder, saya hanya sebatang kecil, bagaimana bisa menerangi seluruh
dunia ini? Saya tidak punya nyala api
yang besar seperti pada api unggun, atau pada lidah api yang dapat membakar
sebuah rumah atau hutan. Namun Tuhan
berbicara kepada saya dengan jelas saat prosesi candle light ceremony pada
acara peringatan Natal tiap tahun di gereja.
Saat sebuah lilin kecil membagi cahayanya bagi lilin kecil yang lain,
hingga akhirnya seluruh ruangan yang gelap penuh dengan cahaya indah yang
memukau. Ternyata saat si lilin kecil
mau membagi terangnya dengan orang lain, kita dapat menerangi pertama-tama
lingkungan di sekitar kita. dan
orang-orang di sekitar kita juga pasti akan melakukan hal yang sama, sehingga
akhirnya seluruh lingkaran kehidupan kita dan orang lain dipenuhi oleh terang
kita. Jadi kuncinya adalah respon dan
mau melakukan bagian kita, sekecil apapun itu dalam hidup kita.
Terkadang
tidak perlu menjadi Ahok atau Jokowi terlebih dahulu untuk bisa menjadi terang
bagi bangsa. Kita bisa memulainya dari
lingkungan sekitar kita. Menjadi berkat
dan ada saat mereka membutuhkan, mempraktekkan kasih Kristus dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Saya percaya,
kebaikan hati dapat menular dengan cepat kepada orang lain. Kita berbuat baik karena ada orang lain yang
memberikan teladan dan berbuat baik kepada kita. Oleh karena itu, daripada bingung memikirkan bagaimana
cara melakukan hal yang besar bagi bangsa atau dunia ini, mari kita lakukan
bagian kita yang terbaik. Tuhan hendak
memakai kita dengan caraNya yang ajaib, karena kita adalah imamat yang Rajani,
duta kerajaan Sorga dan Ia ingin kita bisa menghadirkan kemuliaan Tuhan dalam
kehidupan orang lain di dunia ini. Siap
melakukan yang terbaik hari ini?
No comments:
Post a Comment