Search

28.4.19

UBAH STATUS


Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. (Ibrani 4:16)

Suatu kali dua orang pangeran kecil dari sebuah kerajaan sedang bermain-main pedang-pedangan di taman istana.  Mereka  terlihat bahagia dan tertawa senang saat bermain, sehingga mereka tidak sadar bahwa pedang-pedangan yang mereka gunakan membuat salah satu patung yang terletak di taman istana tersebut jatuh dan pecah hingga hancur berkeping-keping.  Sayangnya, patung itu baru saja dibuat sang Raja dan ia begitu menyukainya. Karena takut sang Raja marah, kedua pangeran tersebut berpikir keras bagaimana caranya agar sang Raja tidak mengetahui peristiwa ini.  Mereka segera membereskan puing-puing patung tersebut dan berharap agar Raja tidak menyadari bahwa patung tersebut hilang dan tidak berada di tempatnya.

Sayangnya, Raja menyadarinya.  Ia kaget bahwa patung baru kesayangannya hilang dari tempatnya.  Sehingga ia menyampaikan perintah kepada semua prajurit dan orang-orang dalam istananya untuk mencari patung tersebut.  Dengan ketakutan, kedua pangeran itu bungkam dan tidak memberitahukan peristiwa tersebut kepada siapapun.  Mereka tidak dapat membayangkan bahwa Raja akan marah kepadanya dan mungkin mereka berdua bisa diusir dari istana.

Setealah beberapa hari semua orang sibuk mencari patung tersebut dan kedua pangeran tersebut tidak enak hati menyimpan kesalahan yang mereka lakukan. Akhirnya, walaupun ketakutan, kedua pangeran tersbut akhirnya mengakui kesalahannya kepada Raja.  Ajaibnya, bukannya marah, sang Raja memuji keberanian kedua pangeran kecilnya yang sudah mau mengakui kesalahan mereka.  Sang Pangeran kecil berkata, “Ayah, mengapa Ayah tidak marah padaku?”  Lalu sang Raja menjawab, “Karena kamu berani mengakui kesalahanmu.  Tapi lain kali, tidak perlu menunggu hingga beberapa hari lamanya kan untuk mengakuinya?  Karena kesalahan apapun yang kamu lakukan, tidak akan mengubah statusmu sebagai anakku.”

Banyak orang Kristen yang menjadi jauh dari Tuhan setelah mereka merasa bersalah karena pernah atau sudah melakukan dosa besar yang memalukan.  Namun Sahabat, dosa apapun yang kita lakukan tidaklah mengubah status kita sebagai anak Allah.  Dalam Ibrani 4:15 dikatakan bahwa Ia mengerti kelemahan-kelemahan kita, dan sebaliknya, Ia juga pernah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.  Oleh karena itu, saat kita datang ke hadiratNya dengan penuh keberanian dan memohon pengampunan dari padaNya, kasih karuniaNya selalu tersedia untuk menguduskan kembali hidup kita menjadi baru. 

No comments:

Post a Comment