Search

28.4.19

ASTROFISIKAWAN MUDA BELIA


“Tetapi kalian adalah bangsa yang terpilih, imam-imam yang melayani raja, bangsa yang kudus, khusus untuk Allah, umat Allah sendiri.  Allah memilih kalian dan memanggil kalian dari kegelapan untuk masuk ke dalam terang-Nya yang gemilang, dengan maksud supaya kalian menyebarkan berita tentang perbuatan-perbuatan-Nya yang luar biasa.” (1 Petrus 2:9) BIMK


Seorang bocah bernama William Maillis dari Florida mendadak menjadi terkenal dan berhasil memikat perhatian masyarakat dunia sejak ia lulus dari sekolahnya di bangku SMA pada umur 9 tahun.  Saat ini ia sedang duduk di bangku kuliah dan diperkirakan akan meraih gelar sarjananya saat dia berumur 18 tahun, usia di mana anak-anak lain pada umumnya justru baru mendaftarkan diri di bangku kuliah.  Ia merupakan anak yang diberikan kepintaran yang jauh melebihi anak-anak pada umumnya.  Ia telah mengenal matematika sederhana pada umur 2 tahun dan belajar aljabar pada usia 4 tahun.  Namun begitu, ia mengaku bahwa semua kepintaran yang ia terima adalah anugrah dari Tuhan.  



Ia adalah anak dari seorang Romo (Father) bernama PanteleimonIlias Millis.  Saat besar nanti, ia bercita-cita untuk menjadi astrofisikawan.  Saat ditanya mengapa, ia menjawab bahwa ia ingin membuktikan bahwa Tuhan itu benar-benar ada dan nyata dalam ilmu sains.  Menurutnya, ilmu sains dan teologi seharusnya tidak menjadi 2 ilmu yang terpisah.  Ilmu sains juga merupakan sebuah karunia dari Tuhan seperti ilmu lainnya.  Ia rindu, bahwa suatu saat nanti, semua ilmuwan di bidang sains dapat mengakui bahwa usul segala sesuatu itu ada memang karena ciptaan Tuhan dan memahami karya ciptaan Tuhan yang luar biasa, alih-alih menolak untuk percaya keberadaan Tuhan karena asal usul segala sesuatu masuk akal untuk dijelaskan secara logika.  Ia percaya, bahwa logika dan akal budi manusia pun dari Tuhan.



Cerita ini mengajarkan kita bahwa untuk menjadi seorang yang bisa bersaksi bagi Tuhan tidaklah harus menjadi cukup secara usia maupun keuangan.  Bahkan terkadang ia memakai seseorang yang tidak terduga untuk menjadi alat kemuliaanNya.  Tuhan tidak melihat kemampuan kita, tapi kemauan hati kita. Dan Tuhan bekerja lewat apapun yang bisa kita lakukan bagi kemuliaanNya.  Dalam pekerjaan, bisnis, hobi, status sosial, keuangan, hubungan, dan lain sebagainya.  Yang terpenting adalah bahwa kita mau melakukan bagian kita.  Dan biarkan Tuhan bekerja secara luar biasa lewat apapun yang kita kerjakan.

No comments:

Post a Comment