Matius 15:8
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya
jauh dari pada-Ku.
Dalam perjanjian baru, dalam bahasa aslinya (Yunani),
terjemahan kata penyembahan berasal dari kata _proskuneo_ yang artinya sikap
tubuh yang menyembah sampai ke tanah, yang menunjukkan suatu penghormatan,
pengagungan kita terhadap Tuhan. Jadi,
penyembahan yang sebenarnya bukanlah bicara mengenai suasana hati yang tepat,
atau waktu dan tempat yang mendukung, atau bahkan iringan musik pelan yang
dapat memengaruhi keadaan hati kita.
Penyembahan adalah suatu sikap hati, di mana kita mengakui kedaulatan
kuasa Tuhan memerintah atas hidup kita.
Menyembah identik dengan ketaatan dan penundukan diri kita
terhadap kehendak Tuhan. Artinya, bukan
kita lagi yang menjadi pusat kehidupan kita, melainkan Tuhan. Untuk itu, kita perlu mematikan kedagingan
kita sendiri, demi kehendak Tuhan yang tergenapi dalam kehidupan kita.
Di saat kita lebih memilih untuk taat kehendak Tuhan
daripada mendengarkan pendapat manusia yang nampaknya logis dan benar, di saat
itulah kita sedang menyembah Tuhan. Di
saat kita memilih untuk tetap hidup benar di hadapan Tuhan dan mematikan
keinginan daging kita, di saat itulah kita sedang menyembahNya. Sahabat, mari
evaluasi kembali kehidupan kita, apakah hari-hari ini kita sudah menyembahNya
dengan cara yang benar? Karena
penyembahan yang Tuhan sukai adalah sikap hati kita yang benar di hadapanNya.
Menyembah bicara
soal meletakkan ego dan kepentingan diri kita di tempat paling bawah dan
meletakkan siapa/apa yang kita sembah di tempat paling terutama di dalam hidup
kita.
No comments:
Post a Comment