“Bangsa yang
berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar, mereka yang diam
di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.” (Yesaya 9:2)
Selama lebih dari sekitar 75-80 tahun yang lalu, saat
Indonesia masih dalam masa penjajahan Belanda dan Jepang, saya bisa
membayangkan betapa sulitnya kehidupan rakyat jelata Indonesia saat itu, dengan
latar belakang ekonomi yang tidak terlalu baik, begitu pula dengan latar
belakang pendidikan, pekerjaan dan usaha mereka. Sebagian hasil bumi yang harus diserahkan
kepada kaum penjajah, belum lagi perang di mana-mana. Banyak yang menderita sakit kelaparan atau
terkena penyakit, bahkan terluka akibat peperangan. Sebagian dari para ayah harus meninggalkan
keluarganya untuk pergi berperang, sementara para Ibu harus berjuang membiayai
kehidupan keluarganya.
Saya percaya, dalam hati kecil mereka, mereka
mengharapkan bahwa keadaan Indonesia saat itu bisa menjadi lebih baik, sehingga
taraf kehidupan mereka juga meningkat, dan mereka bisa hidup damai tanpa
peperangan dan ketakutan akan kaum penjajah yang tiba-tiba datang menyergap
mereka.
Kisah tersebut di atas sama seperti bangsa Israel yang
sudah lama menantikan seseorang yang dapat menyelamatkan mereka dari kondisi yang
tidak mereka inginkan. Telah lama Tuhan
diam dan tidak berbicara kepada mereka, dan Allah mengizinkan mereka dibawa
dalam pembuangan ke Babel karena ketidaktaatan Israel. Hingga akhirnya Yesaya diutus Tuhan untuk
menubuatkan kehadiran seorang juruselamat yang akan memulihkan keadaan mereka
saat itu, bangsa Israel seolah memiliki harapan dan semangat hidup lagi, dan
berharap bahwa sang Mesias tersebut segera datang dan memulihkan keadaan
mereka.
No comments:
Post a Comment