Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: “Siapakah yang
membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat
orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Kel 4: 11
Setelah saya memiliki anak,
saya mengerti bahwa demikian pula cara Tuhan juga mendidik saya seperti seorang
anak dalam hal kepemimpinan. Tuhan
seringkali membawa saya pada situasi dan kejadian yang membuat saya untuk
belajar membuat keputusan dan berani bertanggungjawab atas keputusan yang saya
buat. Entah mengapa saya selalu ditunjuk
untuk berdoa dalam setiap acara keluarga.
Atau mengapa selalu saya yang ditunjuk untuk presentasi tahunan dalam
tim kami di kantor. Pada situasi-situasi
tertentu, saya sangat punya alasan yang logis untuk mengeluh mengapa Tuhan
membawa saya pada situasi yang tidak mengenakkan seperti itu. Namun, saya sadar, bahwa seperti orang tua
yang mengajar anaknya lewat hal-hal sederhana, demikian pula Tuhan. Dalam hal-hal yang tidak saya sadari tersebut,
banyak hal yang saya pelajari, dan saya sadar, Tuhan sedang mengembangkan
kapasitas saya untuk menjadi semakin besar.
Jadi, jangan anggap sepele dan jangan pandang sebelah mata pada setiap kejadian dan kesempatan sederhana yang Tuhan percayakan dalam hidup kita. Ketika Tuhan ingin menjadikan kita kepala dan bukan ekor, kita akan dihadapkan pada situasi yang sulit, yang pada akhirnya membuat kita belajar untuk tidak menyerah dan patah semangat, untuk tetap berani berdiri dan berjalan walaupun kita terjatuh, dan untuk tetap mau mengambil tanggung jawab berdiri di paling depan dan memimpin jalan mana yang akan diambil oleh tim yang dipercayakan kepada kita.
Seringkali, kita menganggap kita bahwa diri kita tidak mampu, namun, Tuhan tidak mencari orang yang mampu. Ia mencari orang yang mau mendengarkan suaraNya dan taat pada setiap kehendakNya.
No comments:
Post a Comment