Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah
terpancar kehidupan.
Amsal 4:23
Saat saya
sedang berjalan-jalan santai di sebuah mall, tiba-tiba dari arah depan terlihat
seseorang yang terlihat terburu-buru, setengah berlari menuju kea rah saya, dan
tanpa sengaja menabrak bahu saya. Ia
mengatakan “maaf” sebentar lalu kembali terburu-buru melanjutkan larinya. Saya merespon nya dengan senyum dan mencoba
mengerti bahwa ia pasti sedang diburu-buru waktu dan sama sekali tidak ada
maksud sengaja menabrak saya.
Sepulangnya
saya ke rumah dan masuk ke kamar, saya melihat pintu lemari baju saya terbuka,
dan beberapa potong baju tergeletak begitu saja di atas kasur. Spontan saya naik darah dan menuju kamar adik
saya untuk memarahinya. Saya paling
tidak suka ia meminjam baju saya tanpa izin saya terlebih dahulu dan tidak
merapikan kembali baju yang tidak jadi ia pinjam untuk kembali ditata di dalam
lemari.
Kemudian saya
berpikir, seringkali kita bisa menjadi begitu ramah dan pengertian kepada orang
yang asing bagi kita, namun menjadi sangat pemarah dan berpikir negatif kepada
orang-orang terdekat kita: suami, istri, anak, orang tua, dan lain sebagainya. Mengapa begitu? Mungkin karena lebih banyak waktu yang kita
habiskan bersama dengan orang-orang terdekat kita sehingga memaksa kita untuk
membuka topeng dan menunjukkan karakter kita yang sebenarnya.
Firman Tuhan
tidak mengatakan “Jagalah hatimu (terhadap orang-orang asing yang tidak kamu
kenal) dengan segala kewaspadaan.” Namun, terhadap semua orang, terutama
orang-orang terdekat kita. Kasih
membantu kita melakukan ini. Bukan hanya
menjadi “malaikat yang jago kandang di gereja” dan melepas topeng kerohanian
kita pada saat masuk ke dalam rumah.
Namun tetap menjadi berkat di mana pun kita berada, termasuk di dalam
rumah. Justru dari dalam rumahlah
orang-orang terdekat kita seharusnya melihat perbuatan kita.
Akan banyak
sekali kesempatan untuk kita mengambil respon yang salah dalam menghadapi suatu
keadaan, namun pilihlah untuk tetap menjaga hati kita, walaupun (hanya) orang
terdekat kita yang mengetahui sikap hati kita.
No comments:
Post a Comment