Search

28.12.15

Self Control

Orang yang tidak dapat menguasai dirinya seperti kota yang telah runtuh pertahanannya.
Ams 25:28

Saya cukup tergelitik melihat sebuah acara TV yang “sengaja” memancing emosi seseorang yang menjadi korbannya dengan cara merencanakan sebuah kejadian yang sangat menjengkelkan sehingga sang korban akhirnya menjadi tidak sabar dan amarahnya memuncak keluar.  Hanya orang-orang yang tetap bersikap sabar yang pada akhirnya akan mendapatkan imbalan uang dari para kru acara tersebut.  Yang membuat menarik saya adalah kejadian-kejadian yang telah dirancangkan tersebut sebelumnya bukanlah sebuah kejadian aneh yang jarang terjadi di kehidupan nyata, malah kejadian tersebut sangatlah akrab dalam kehidupan sehari-hari kita: diserempet angkot saat mengendarai motor/mobil, antrian kita diserobot oleh orang lain, sampai tindakan tidak sopan dan kurang ajar yang dilakukan seseorang terhadap kita.  Ada beberapa orang yang sangat sensitif dan mudah sekali menjadi marah.  Namun sebaliknya, ada orang-orang yang terlihat tidak terganggu dan tetap bersikap baik seperti tidak terjadi apapun.
Saat saya remaja, yang saya tahu adalah, ketika kita diperlakukan tidak adil, reaksi marah menjadi reaksi wajar yang seharusnya keluar sehingga orang lain mengetahui bahwa kita bukan orang yang mudah dipermainkan.  Namun ketika saya semakin dewasa, saya belajar bahwa tidak seharusnya kita dikuasai oleh emosi kita.
Sudah banyak kejadian yang terjadi di sekitar kita yang bisa kita jadikan pelajaran yang berharga: orang tua mencelakai anaknya sendiri yang rewel terus menerus, pria muda yang membunuh selingkuhan kekasih wanitanya, anak yang melaporkan orang tuanya sendiri atas kasus persengketaan hak waris kepada pihak yang berwenang, dan lain sebagainya.
Sahabat, kita perlu belajar bahwa menguasai diri bukan berarti mengalah atas setiap situasi tidak adil yang menimpa kita.  Orang yang menguasai dirinya adalah orang-orang yang lebih dari pemenang, karena ia bisa bertahan atas setiap keinginan daging dan hawa nafsu yang menguasai hidup kita.  Penguasaan diri adalah indikator pertama yang menentukan bagaimana seseorang dapat mengambil respon dalam sebuah situasi yang dihadapinya.   Pada akhirnya penguasaan diri kita membuat orang lain boleh melihat kedewasaan karakter kita dan kemuliaan Tuhan menjadi nyata atas kehidupan kita.

No comments:

Post a Comment