“Knowing
God leads to self-control…” 2 Pet 1:5a NLT
Saya sering menemukan anak
perempuan saya yang berusia 3,5 tahun terlihat mengobrol sendiri dengan teman
imajinasinya saat bermain sendiri atau saat sedang bersama saya. Terkadang dia membayangkan bahwa boneka
kesayangannya “hidup” dan bermain bersamanya.
Seringkali ia berperan sebagai ibu dari sang boneka, atau terkadang ia
berperan sebagai gurunya di sekolah dan sedang mengajar murid-muridnya. Saya seringkali tertawa sendiri melihat
tingkah lucunya. Entah bagaimana dia
bisa menganggap teman imajinasinya berinteraksi dan menganggapnya benar-benar
ada di hadapannya.
Seringkali kita juga melupakan
hal yang serupa, bahwa Tuhan benar-benar ada di samping kita, apapun yang
sedang kita lakukan dan dalam keadaan seperti apapun kita saat itu. Seringkali kita memisahkan kegiatan rohani
dengan kegiatan sehari-hari kita. Dan
kata “amin” di ujung doa kita seperti tirai atau pintu yang kita tutup dan kita
lupakan secepat kilat. Kita melupakan kehadiranNya
di tengah-tengah kita dalam kegiatan rutinitas kita: menyetir mobil, sikat
gigi, memasak, bekerja, bahkan saat kita bergosip, atau merencanakan sesuatu
yang jahat dan tidak adil pada orang lain.
Jika boleh mengutip kata-kata
Gary Thomas dalam bukunya Sacred Parenting, ia berkata seharusnya waktu doa
kita sama rohaninya dengan waktu kita memasak dan mengupas kentang. Dengan demikian, kita akan lebih memerhatikan
kata-kata kita, tindak tanduk kita, pola pikir kita, saat kita melakukan
kegiatan sehari-hari kita. kita akan
memperlakukan karyawan kita dengan lebih baik, kita tidak akan bergosip
mengenai rekan kerja kita, kita akan bersikap lebih bijaksana pada anak-anak
kita, dan sebagainya. Karena kita
menganggap bahwa Tuhan benar-benar nyata dan menyertai setiap detik kehidupan
kita.
Memang, bukan demikian kita
jadi bisa menguasai diri kita dalam sekejap mata. Tentu saja tidak akan pernah terjadi jika
kita tidak pernah memiliki hubungan yang khusus dan serius dengan Tuhan. Karena kunci penguasaan diri adalah pengetahuan
akan firman Tuhan. Artinya, perlu ada
investasi waktu yang terus menerus kita luangkan untuk mengenal firmanNya hari
lepas hari. Itulah yang akan membentuk
kebiasaan dan karakter yang baik dalam hidup kita, sehingga Roh Kudusnya
menuntun kita untuk bisa menguasai diri dalam segala hal. Sahabat NK, marilah kita introspeksi diri
kita, sudahkah kita menginvestasikan waktu kita setiap hari untuk pengenalan
akan firmanNya?