Search

17.6.10

Do You Still Praying?

Pernah lihat seorang anak kecil yang menangis keras-keras di tengah kerumunan orang banyak karena ia merengek-rengek dan meminta permintaannya dipenuhi oleh ibunya?  Saya terkadang merasa geli saat melihat kelakuan anaknya.  Mungkin saya juga seperti itu saat saya kecil  Lihat ibunya.  Di saat seperti itu, dia pasti kebingungan dan hati kerasnya mulai luluh untuk mengabulkan permintaan anaknya.

Yah..namanya juga anak kecil.  Tapi begitulah dia.  Terkadang kita harus belajar pada kegigihan dan ketekunan seorang anak kecil.  Dia tidak akan pernah berhenti berusaha (dengan cara apapun) untuk menggugah hati ibunya.

Begitu pula dengan sistemnya Allah.  Pengharapan, kesetiaan, dan ketekunan, semuanya diperhitungkan oleh Allah.  Ia terkadang seakan "membiarkan" kita untuk terus berdoa tanpa ada kepastian mengenai jawaban doa.  Ia seakan tak mendengar dan menggubris apa yang sedang kita gumulkan di dalam doa.

Lukas 18:1-7 menceritakan sebuah perumpamaan yang dikatakan Yesus untuk menegaskan bahwa kita harus tetap berdoa dengan tidak jemu-jemunya.  Dalam kisah tersebut, diceritakan seorang janda yang selalu ditekan dan tidak diperhatikan haknya oleh masyarakat sekitar, menghadap untuk meminta pertolongan seorang hakim yang tidak takut akan Tuhan.  Walaupun pada awalnya sang hakim tidak menggubris permintaannya, namun karena janda itu menyusahkan hatinya (ay. 5) dengan terus menerus menemui dia, maka pada akhirnya hakim tersebut menolongnya juga.  

Tuhan menegaskan, ""Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!  Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?"  Jika janda tersebut saja akhirnya bersedia ditolong oleh sang hakim yang jahat dan tidak mengenal Allah, apalagi kita sebagai orang-orang pilihan Allah.  Dia pasti akan mendengar semua seruan hati kita.

Namun terkadang Tuhan seakan mengulur-ulur waktu untuk menjawab doa-doa kita.  Tidak.  Tuhan tidak sedang mengulur-ulur waktu.  Tuhan sedang membentuk dan memproses karakter kita.  Tuhan mau kita menjadi setia di dalam doa.  Tuhan melihat sikap hati kita yang terus menerus gigih untuk tetap berdoa, walaupun kita tidak melihat jawaban doa-doa kita.  Doa adalah sebuah perjalanan yang akan menghasilkan sebuah karakter.  

Jawaban doa bukanlah mengenai apa yang kita minta kepada Tuhan, tetapi tentang sikap hati kita saat kita berdoa.  Ketika apa yang kita doakan sesuai dengan kehendak dan waktunya Tuhan, percayalah bahwa tidak ada yang sia-sia dari jam-jam doa kita.  Tidak sia-sialah air mata kita.  Ketika kita menggedor pintu surga dengan doa-doa tekun kita setiap hari, itu akan menggugah hati Tuhan untuk memberikannya sesuai dengan waktuNya yang tepat.

Lalu, sampai kapankah kita harus berdoa?  Berdoalah sampai sesuatu terjadi dalam hidupmu.  Kadang tidak selalu apa yang kita doakan terjadi sesuai dengan apa yang kita harapkan, namun ketika Tuhan menjawab doa, percayalah bahwa Tuhan memberikan yang terbaik untuk hidupmu.  Dia tau yang terbaik.  Dia adalah pemegang hidupmu.

Matius 7:7&11
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."
"Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." 

 Tidak ada yang mustahil ketika kita tetap berdoa.  Karena Tuhan telah berjanji, barangsiapa meminta, ia akan mendapat.  Tuhan adalah Allah yang terlalu besar untuk tidak menjawab doa-doa kita.  Tuhan tidak pernah lupa menjawab doa.  Hanya, Dia ingin membentuk dan memproses karakter kita serupa dengan Dia.

So.. Do you still praying?

No comments:

Post a Comment