Saya pernah membaca sebuah artikel mengenai seorang wanita (Jacqueline Samuel) yang mengkampanyekan arti dan pentingnya sebuah pelukan untuk seseorang, sehingga ia menawarkan jasanya untuk memeluk orang lain. Menurutnya, berpelukan itu menyehatkan secara spiritual dan menyenangkan. Kliennya bermacam-macam. Ada anak remaja, ada seorang suami yang ditinggalkan oleh istri nya, ada pula yang lansia. Ia menamakan bisnisnya "The Snuggery" dan menetapkan tarif per jam nya US $60 atau sekitar Rp.575.000,00. Ia bisa mendapatkan US $260 atau sekitar hampir 2,5 juta per harinya.
Terlepas dari kontroversi mengenai apa yang dilakukan perempuan berusia 29 tahun ini melanggar etika sosial dan pandangan miring masyarakat mengenai dirinya, namun saya mengambil sebuah kesimpulan, bahwa kebahagiaan seseorang tidak dapat diukur dari kekayaannya, maupun kesehatan fisiknya sekalipun. Seseorang bahagia ketika kebutuhan emosionalnya terpenuhi. Dan begitu pentingnya sebuah pelukan bagi setiap orang, mereka merasa tidak sendirian dan ada orang lain yang peduli mengenai masalah dan kehidupannya. Sekuat apapun seseorang, mereka adalah manusia yang diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial yang butuh orang lain.
Demikian juga kita. Tuhan tidak merancangkan kita untuk menjadi single fighter yang berjuang seorang diri dalam kehidupan kita. Ada kalanya kita butuh orang lain untuk mengingatkan dan mendukung kita. Kita butuh saudara seiman yang menguatkan di saat kita lemah, mengingatkan di saat kita mengambil jalan yang salah, menggandeng tangan kita saat kita menghadapi posisi yang sulit, mendorong kita di saat kita tidak lagi bersemangat.
Kita butuh sebuah komunitas yang memiliki kasih yang sempurna. Sebuah komunitas yang mengerti kebutuhan kita, dan juga mengerti kebutuhan orang lain. Agar bukan hanya saja anggota kelompoknya yang dikuatkan, namun juga menabur kasih dan berdampak bagi lingkungan sekitarnya, sehingga kasih agape dapat dirasakan oleh orang-orang di sekitar mereka.
Hari ini kita diingatkan lagi untuk mengasihi, bukan saja orang yang "seperjuangan" dengan kita, namun juga untuk mengasihi orang lain yang bahkan tidak pernah kita tahu bahkan nama dan rupanya sekalipun. Jika Tuhan mempertemukanmu dengan orang-orang yang belum pernah ada di kehidupanmu sebelumnya, ingatlah, Ia sedang memberikan kesempatan kepadamu untuk menabur kasih yang kamu miliki bagi orang lain. Kasih yang tanpa syarat, tanpa mengenal status sosial, keadaan, perasaan, dan bahkan kesan pertama sekalipun. Karena kasih adalah sebuah keputusan, tanpa mengikutsertakan perasaan di dalamnya.
Search
12.11.12
4.9.12
Ibu
Kasih Mama kepada Elin
tak terhingga sepanjang masa
hanya memberi, tak harap kembali
bagai Sang surya menyinari dunia
Aku menyanyikan lagu ini dengan lembut di telinga Elin berulang kali sampai dia tertidur. Dan tanpa sadar air mataku menetes. Tiba-tiba teringat Mama dan terbayang semua perlakuan kasih sayangnya dari aku kecil hingga sebesar ini. Bahkan sampai hari ini, dia masih menganggap aku putri kecilnya yang butuh kasih sayang dan bantu aku memenuhi semua kebutuhan rumah tanggaku.
Aku sangat bersyukur dilahirkan menjadi seorang wanita. Sehingga aku bisa merasakan bagaimana kasih sayang dan perjuangan seorang ibu untuk anaknya. Aku juga sangat bersyukur bahwa Tuhan memberikanku seorang anak perempuan, sehingga aku dapat mengajarkan bagaimana seorang wanita seharusnya bersikap di setiap masa hidupnya.
Walaupun perjuanganku sebagai seorang ibu baru saja dimulai, aku percaya Tuhan yang sudah memercayakannya kepadaku, akan memperlengkapi aku dengan berbagai macam hikmat, kesabaran, kelemahlembutan, dan kasih sayang yang berlimpah untuk si cantik Jesslyn.
tak terhingga sepanjang masa
hanya memberi, tak harap kembali
bagai Sang surya menyinari dunia
Aku menyanyikan lagu ini dengan lembut di telinga Elin berulang kali sampai dia tertidur. Dan tanpa sadar air mataku menetes. Tiba-tiba teringat Mama dan terbayang semua perlakuan kasih sayangnya dari aku kecil hingga sebesar ini. Bahkan sampai hari ini, dia masih menganggap aku putri kecilnya yang butuh kasih sayang dan bantu aku memenuhi semua kebutuhan rumah tanggaku.
Aku sangat bersyukur dilahirkan menjadi seorang wanita. Sehingga aku bisa merasakan bagaimana kasih sayang dan perjuangan seorang ibu untuk anaknya. Aku juga sangat bersyukur bahwa Tuhan memberikanku seorang anak perempuan, sehingga aku dapat mengajarkan bagaimana seorang wanita seharusnya bersikap di setiap masa hidupnya.
Walaupun perjuanganku sebagai seorang ibu baru saja dimulai, aku percaya Tuhan yang sudah memercayakannya kepadaku, akan memperlengkapi aku dengan berbagai macam hikmat, kesabaran, kelemahlembutan, dan kasih sayang yang berlimpah untuk si cantik Jesslyn.
22.6.12
Baca Spec-nya dong, Mba...
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan.
Yeremia 29:11
Saya bekerja di sebuah
perusahaan manufaktur yang membuat sarung tangan olahrga, di bagian pre-production. Tugas saya adalah mengatur semua development sample process yang sudah
di-approve oleh buyer kami untuk produksi massal dan membuatkan lembar spesifikasi
untuk masing-masing model sarung tangan tersebut. Dalam lembar spec tersebut, dicantumkan seperti apa desainnya, bagaimana cara menjahitnya,
material/ bahan apa saja yang diperlukan, hingga bagaimana cara packing nya
sampai barang tersebut dikirim sampai ke tangan buyer kami. Tentu saja
lembar spesifikasi tersebut yang menjadi panduan untuk bagian produksi menjahit
sarung tangan tersebut dengan benar.
Namun seringkali kami menemukan
beberapa kesalahan yang terjadi di lapangan dan tidak sesuai dengan spec yang telah kami buat. Sering juga kami menjumpai beberapa orang
dari bagian produksi bertanya kepada kami jika mereka menemukan kesulitan dan
kebingungan tentang cara menjahit suatu model tertentu.
Kami sebenarnya dengan senang
hati akan membantu mereka, namun seringkali kami menjadi kesal karena
sebenarnya pertanyaan yang mereka ajukan atau kesalahan yang terjadi di
produksi disebabkan karena mereka tidak membaca spec yang kami buat. Mereka hanya
melihat contoh sarung tangannya dan langsung mengerjakannya. Atau mereka hanya membaca setelah terjadi
kesalahan. Sehingga beberapa orang dari
tim kami sering sekali melontarkan perkataan ini: “Makanya, spec nya dibaca dong, Mba..”.
Seringkali sudah menjadi sebuah
kebiasaan bahwa kita juga seringkali memakai cara kita sendiri untuk menjalani
kehidupan ini. Kita merasa kita tau
banyak hal dan hanya kitalah yang benar-benar mengerti tentang diri kita. Padahal Tuhan sudah menyiapkan sebuah panduan
dan rencana yang terbaik tentang bagaimana cara kita menjalani kehidupan
kita. Dia yang mengerti masa depan kita,
dan Dia pula yang telah merancangkan bagaimana kehidupan kita berjalan, sejak
kita ada di dalam kandungan. Seringkali tanpa
sadar kita lupa membaca “spec”-nya
Tuhan, yang sudah disiapkan untuk kita.
Sehingga banyak kali kita menemukan kegagalan dalam hidup yang
seharusnya tidak perlu terjadi, karena Tuhan tidak pernah merancangkan hal yang
buruk terjadi dalam hidup kita.
Hari ini kita diingatkan Tuhan
lagi untuk kembali pada “spec” yang sudah Tuhan buat untuk kita. Sudahkah kita membaca “spec”-Nya dan melakukannya dalam kehidupan kita
TARUHLAH
RENCANA TERBAIKMU DALAM TANGAN TUHAN, KARENA MUNGKIN TUHAN PUNYA YANG LEBIH BAIK
DARI RENCANAMU.
UNTUK DIRENUNGKAN:
MAZMUR 139:1-16
- Bagaimana Tuhan merancang
kehidupan kita?
- Bagaimana cara kita menemukan tujuan dan
rancangan spesifik yang sudah Tuhan tetapkan untuk kita dan bagaimana cara kita
memahami dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari?
26.3.12
Follow your heart vs. LEAD your heart
Dunia menganjurkan untuk mengikuti hati Anda, tetapi jika Anda tidak mengarahkannya, maka seseorang atau sesuatu yang lain yang akan melakukannya. Alkitab mengatakan bahwa, "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu" (Yeremia 17:9), dan hati akan selalu mengejar apa yang terasa benar saat itu.
Kami menantang Anda untuk berpikir dengan cara yang berbeda-- memilih untuk memimpin hati Anda ke arah yang terbaik pada akhirnya. Inilah kunci untuk hubungan yang langgeng dan memuaskan.
-The Love Dare, Stephen & Alex Kendrick-
Seringkali kita mendengar beberapa nasihat dari orang-orang yang kita anggap "bijak" untuk mengikuti apa kata hati kita atas setiap permasalahan yang kita hadapi. "Ikuti saja apa kata hatimu. Dia pasti benar." Sepertinya kalimat tersebut cukup bijak dan cukup benar. Hati kecil kita tau apa yang benar dan yang salah. Memang, sekilas terkesan benar, namun ini tidak sepenuhnya benar.
Masalahnya, ke mana selama ini kita mengarahkan hati kita? Kepada apa kata dunia? Atau kepada apa kata Tuhan? Hati kita bisa kita ibaratkan seperti pohon. Jika selama ini kita menanamkan input-input yang negatif dalam hidup kita, maka yang keluar adalah buah-buah yang negatif pula. Sama seperti otak. Jika pikiran yang kita terima dan kita tinggal dalam lingkungan yang negatif, jangan heran bahwa yang keluar hanyalah tindakan-tindakan yang negatif, pesimis, dan mudah memiliki prasangka buruk terhadap segala sesuatu.
Manakah yang lebih hebat dan kuat? Anjing putih atau anjing hitam? Jawabannya adalah siapa yang lebih banyak diberi asupan makanan yang bernutrisi. Jika selama ini hati kita hanya diisi dengan input-input yang negatif, maka suara hati kita (yang semula cenderung mengenal apa yang benar dan salah) akan menjadi kebal dan tidak lagi berpegang pada kebenaran.
Apa yang selama ini kita masukkan ke dalam hati nurani kita? Hati-hatilah dengan itu. Karena tanpa sadar, jika kita hanya mengikuti ke mana hati kita melangkah, kita akan menemukan suatu ketika bahwa kita telah berjalan kepada jalan yang salah. Pimpinlah hatimu ke arah mana dia seharusnya pergi. Jagalah hati nuranimu, karena dari situlah Tuhan berbicara tentang apa yang ingin Ia katakan dan Ia ingin kita lakukan dalam kehidupan kita.
Kami menantang Anda untuk berpikir dengan cara yang berbeda-- memilih untuk memimpin hati Anda ke arah yang terbaik pada akhirnya. Inilah kunci untuk hubungan yang langgeng dan memuaskan.
-The Love Dare, Stephen & Alex Kendrick-
Seringkali kita mendengar beberapa nasihat dari orang-orang yang kita anggap "bijak" untuk mengikuti apa kata hati kita atas setiap permasalahan yang kita hadapi. "Ikuti saja apa kata hatimu. Dia pasti benar." Sepertinya kalimat tersebut cukup bijak dan cukup benar. Hati kecil kita tau apa yang benar dan yang salah. Memang, sekilas terkesan benar, namun ini tidak sepenuhnya benar.
Masalahnya, ke mana selama ini kita mengarahkan hati kita? Kepada apa kata dunia? Atau kepada apa kata Tuhan? Hati kita bisa kita ibaratkan seperti pohon. Jika selama ini kita menanamkan input-input yang negatif dalam hidup kita, maka yang keluar adalah buah-buah yang negatif pula. Sama seperti otak. Jika pikiran yang kita terima dan kita tinggal dalam lingkungan yang negatif, jangan heran bahwa yang keluar hanyalah tindakan-tindakan yang negatif, pesimis, dan mudah memiliki prasangka buruk terhadap segala sesuatu.
Manakah yang lebih hebat dan kuat? Anjing putih atau anjing hitam? Jawabannya adalah siapa yang lebih banyak diberi asupan makanan yang bernutrisi. Jika selama ini hati kita hanya diisi dengan input-input yang negatif, maka suara hati kita (yang semula cenderung mengenal apa yang benar dan salah) akan menjadi kebal dan tidak lagi berpegang pada kebenaran.
Apa yang selama ini kita masukkan ke dalam hati nurani kita? Hati-hatilah dengan itu. Karena tanpa sadar, jika kita hanya mengikuti ke mana hati kita melangkah, kita akan menemukan suatu ketika bahwa kita telah berjalan kepada jalan yang salah. Pimpinlah hatimu ke arah mana dia seharusnya pergi. Jagalah hati nuranimu, karena dari situlah Tuhan berbicara tentang apa yang ingin Ia katakan dan Ia ingin kita lakukan dalam kehidupan kita.
21.1.12
Si Bodoh Tommy yang Mengejutkan Dunia
“Sebab
katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Markus 5:28
Suatu hari
seorang ibu bernama Nancy Mathew Edison menerima secarik surat dari sekolah
anaknya yang mengatakan bahwa anaknya yang tuli dan bodoh dikeluarkan dari
sekolah karena tidak dapat mengikuti pelajaran.
Membaca tulisan itu, sang Ibu sangat marah dan bertekad untuk mengajari
sendiri anaknya berbagai macam pelajaran di rumah. Selama beberapa tahun ia lewati untuk
mengajari anaknya. Tidak mudah memang,
namun sang Ibu terus berusaha dan tidak pernah menyerah. Belasan tahun kemudian, sang anak bertumbuh
dewasa dan mulai tertarik melakukan penelitian.
Seringkali penelitiannya gagal, namun setelah beribu kali mencoba,
akhirnya ia berhasil menciptakan sebuah penemuan yang diakui dunia. Betapa tidak, Thomas Alfa Edison, nama anak
itu, adalah seorang penemu pertama lampu yang kita gunakan saat ini. Bayangkan, jika di tengah jalan sang Ibu
merasa kelelahan dan menyerah untuk mengajar Tommy yang bodoh, tidak akan ada
Thomas Alfa Edison yang menciptakan sebuah penemuan besar.
Beribu-ribu
tahun yang lalu, seorang perempuan telah mengalami sakit pendarahan selama dua
belas tahun lamanya. Dua belas tahun
bukanlah waktu yang sebentar untuk tetap bisa tahan dan berjuang dengan
penyakit tersebut. Sepertinya tidak ada
lagi harapan untuk sembuh. Berbagai
tabib dan pengobatan sudah dijalani. Tak
ada lagi yang dapat dilakukan selain pilihan untuk menyerah. Namun tidak begitu dengan perempuan ini. Ia menaruh harapannya pada Yesus dan beriman
untuk sembuh. Imannya
menyembuhkannya. Mujizat terjadi.
Sahabat,
seringkali kita merasa lelah untuk berharap ketika setelah sekian lama doa-doa
kita belum terjawab. Namun mujizat
terjadi saat kita masih berharap bahkan ketika sepertinya semua jalan sudah
tertutup. Terkadang Tuhan sengaja
membawa kita pada suatu keadaan yang kelihatannya tidak mungkin, dengan tujuan
memperkuat iman kita bahwa kita hanya dapat menggantungkan harapan kita
padaNya. Ia ingin masalah tidak membuat
kita menyerah, apapun keadaannya. Karena
kita tidak pernah tahu bahwa keputusan kita untuk berharap (sekali lagi) adalah
ujian terakhir kita supaya mujizat Tuhan terjadi dan janjiNya dipenuhi dalam
hidup kita
MUJIZAT
TERJADI SAAT KITA MASIH BERHARAP
Testimoni Palsu
“…
dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria
dan sampai ke ujung bumi.” Kisah Rasul 1:8b
Seorang
teman terus membujuk saya untuk membeli sebotol obat dan suplemen kesehatan
yang ia jual secara MLM (multi level marketing). Menurutnya, obat tersebut berkhasiat dan
meningkatkan stamina, daya tahan tubuh, dan menjaga kesehatan. Ia seringkali menceritakan pengalaman
berbagai orang yang telah mencobanya.
Saya nampaknya kurang tertarik karena sudah cocok dengan suplemen
kesehatan yang saya gunakan, lagipula harganya tidak murah dan cukup menguras
uang bulanan saya. Saya telah menolak dengan berbagai alasan. Namun, karena terus menerus dibujuk setiap
hari, saya agak jengkel juga. Yang
menjengkelkan saya adalah ceritanya tentang berbagai tesmoni orang-orang yang
telah menggunakannya terkesan dibuat-buat dan agaknya tidak masuk akal
saya. Akhirnya saya tanya, bagaimana
dengan pengalamannya sendiri? Apakah ia
telah merasakan khasiat seperti yang selama ia ceritakan tentang orang
lain. Ditanya begitu, ia nampaknya
gelagapan dan berkata bahwa ia baru akan membelinya bulan depan setelah
gajian. Saya tertawa. Bagaimana ia bisa memasarkan suatu produk
yang sebenarnya belum pernah ia rasakan atau alami sendiri keunggulannya?
Tapi
seringkali kita juga begitu. Seringkali
kita terlihat aktif mengikuti berbagai pelayanan dan bersaksi mengenai
kehidupan kita kepada orang lain. Tak
jarang kita sedikit melebih-lebihkan kesaksian kita untuk mendapat penghargaan
di mata mereka. Kita berusaha membangun
image rohani baik di dalam maupun di luar gereja. Namun apakah kehidupan kita sehari-hari yang
sebenarnya menjadi kesaksian yang sebenarnya bagi orang lain, terutama yang
belum mengenal Tuhan? Bagaimana saat
kita menghadapi masalah? Bagaimana saat
kita ada dalam kondisi tertekan? Apakah
hidup kita tetap memancarkan sebuah testimoni yang baik tentang pekerjaan Tuhan
dalam hidup kita bagi orang lain?
Untuk
menjadi saksi bagi Kristus, pertama-tama kita harus mengalami Kristus secara
pribadi dalam hidup kita. Ada sebuah
pengalaman pribadi yang kita alami bersama Tuhan. Kekristenan selalu berbicara tentang
hubungan. Ada waktu yang diluangkan, ada
komunikasi yang dibangun, ada karakter yang diubah, ada proses yang dibentuk
sampai kesempurnaan seperti Kristus terjadi.
Sahabat, bagaimana pengalaman pribadimu dengan Kristus hari-hari ini?
UNTUK MENJADI SAKSI KRISTUS, KITA PERLU
MENGALAMI KRISTUS SECARA PRIBADI
Subscribe to:
Posts (Atom)