Search

31.5.06

Firman Itu Hidup, Tapi Sudahkah Kita Menghidupinya?

Saya punya seorang teman yang kebetulan tidak satu sekolah dengan saya. Sebut saya teman saya itu si A. Dia sering cerita tentang teman-teman sekolahnya kepada saya. Saya ingat suatu kali dia menceritakan salah seorang temannya kepada saya (Si B). Dia bilang, dia sangat bangga bisa berteman dengan si B ini. Orangnya baik, ramah, supel, pengertian, pokoknya ketika dia mengalami masalah, si B ini akan memberikan nasehat-nasehat yang dibutuhkan si A sehinnga si A bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik. Bukan hanya sekali dua kali teman saya cerita tentang kebaikan-kebaikan si B ini. Sehingga saya semakin tertarik untuk mengetahui dan ingin mengenal seperti apa si B ini sesungguhnya. Saya memang sudah tahu dari teman saya, bahwa si B ini baik, ramah, supel, pengertian, dan kebaikannya yang lain, tapi semua cerita-cerita si A lah yang membuat saya tertarik untuk mengenal sendiri pribadi si B.

Kita semua, saya yakin, pasti tahu kalau Tuhan itu berkuasa, Tuhan itu besar, Tuhan itu hebat, dan bla bla bla… Tapi, sudahkah kita sendiri merasakannya sendiri, bahwa Tuhan itu benar-benar hebat, benar-benar ajaib, benar-benar nyata? Begitu juga dengan firman Tuhan. Kita terlalu banyak ‘menelan’ teori-teori tentang firman Tuhan. Firman Tuhan itu hidup, karena firman Tuhan itu Yesus sendiri. Tapi, sudahkah kita menghidupinya?

Bukankah seharusnya cerita-cerita Alkitab maupun pengalaman hidup dari orang lain membangkitkan semangat kita untuk bisa mengenal Tuhan kita secara pribadi? Bukan dari kata orang lain, tapi kitalah yang merasakannya sendiri, bahwa Tuhan benar-benar hebat, bahwa firmanNya benar-benar hidup dalam kita.

Lalu bagaimana caranya supaya kita benar-benar merasakan bahwa firmanNya hidup dalam kita? Yang pasti harus ada sebuah persekutuan yang intim denganNya, dengan firmanNya setiap hari. Dan jadikan itu sebuah life style dalam hidup kita. Tentu saja ini butuh waktu dan proses. Mungkin saja Tuhan izinkan sebuah masalah menimpa kita. Lewat masalah itu karakter kita dibentuk dan kita dikuatkan oleh firman yang kita renungkan setiap hari sehingga firman itu benar-benar hidup dalam kita. Karena kita mengalaminya sendiri.

Jadi, ketika masalah menimpa hidup kita, kita perlu confess setiap firman Tuhan yang kita imani itu terjadi dalam hidup kita. Dan percayalah, bahwa kita dapat mengatasinya bersama Tuhan. Biarlah bukan dari kata orang saja kita mengetahui bahwa firman Tuhan itu hidup. Tapi kita merasakan sendiri bagaimana firman itu menghidupi kita. (Ayub 42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.)

1 comment: