Markus
6: 37 Tetapi
jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!"
Sampai tulisan ini saya tulis,
saya sudah bekerja hampir lima tahun di perusahaan tempat saya bekerja, dan
memiliki seorang atasan yang sama sejak saya pertama kali bekerja hingga
sekarang. Bukan waktu yang singkat untuk
dapat akhirnya mengerti seperti apa karakter dan bagaimana cara atasan saya
bekerja, hingga akhirnya saat ini saya mengenal betul apa yang ia inginkan, dan
bagaimana cara ia memandang sebuah masalah dan menyelesaikannya. Sampai akhirnya ada di tahap itu, ada waktu
yang saya luangkan setiap hari untuk memelajari dan meneladani apa yang ia
kerjakan dan bagaimana bersikap saat menghadapi sebuah masalah.
Bukan hanya di dunia pekerjaan
seharusnya kita memiliki mentor yang menjadi contoh dan panutan dalam kita
bekerja, namun terlebih juga dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus adalah teladan dan mentor yang
sejati dalam kehidupan kita. Ia mau agar
kita meneladani dan mencontoh kehidupanNya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam pelayananNya sampai jauh
malam, ada sekitar lima ribu orang yang masih dengan semangat mengikuti Yesus
ke manapun Ia pergi. Melihat hal ini,
murid-muridNya bermaksud baik untuk menyuruh mereka semua pulang dan
beristirahat. Namun Tuhan melihat hal
ini dari sudut pandang yang berbeda.
Sama seperti Tuhan Yesus yang peka melihat kebutuhan rohani mereka, Ia
mau agar murid-muridNya juga bertanggung jawab atas kebutuhan jasmani mereka.
Menjadi murid Yesus bukanlah
sebuah pilihan, namun sebuah status yang otomatis kita peroleh saat kita
memutuskan untuk menjadikan Yesus sebagai Tuhan dalam hidup kita. Ia mau supaya kita memiliki mata yang sama
untuk melihat kebutuhan orang-orang yang terhilang, hati yang sama untuk
memiliki belas kasihan seperti hatiNya, tangan dan kaki yang sama yang bersedia
untuk bertindak dan melangkah dengan kasih untuk menjangkau mereka. Sudahkah kita berfungsi sebagai
murid-muridNya?
No comments:
Post a Comment