Saya baru mengenal tentang kehidupan Abigail beberapa bulan
belakangan ini. Dan saya benar-benar terkagum-kagum akan karakternya
yang lemah lembut dan penuh hikmat Allah. Bagi saya, Abigail adalah
sosok wanita bijak yang seharusnya menjadi teladan bagi setiap wanita
kepunyaan Allah.
Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb.
Abigail
adalah istri dari seorang pengusaha domba di Moan, Nabal. Seperti yang
diceritakan dalam 1 Samuel 25, Nabal sangatlah kaya, memiliki banyak
sekali domba dan gembala upahan untuk memelihara dan mengurus
domba-dombanya. Namun, sayang, Nabal adalah seorang yang bodoh (seperti
arti namanya), kasar dan jahat kelakuanya. Walau begitu, Abigail tetap
menghormati suaminya dan menjadi wanita yang bijaksana. Itulah yang
membuat dia menjadi "cantik", bukan saja secara fisik (saya sangat
percaya, dia juga menjaga dan memelihara penampilan fisiknya), tapi juga
cantik secara karakter dan hatinya. Ia juga disebut bijaksana. Apa yang bisa kita teladani dari seorang Abigail?
KEPUTUSAN YANG TEPAT DAN CEPAT
Lalu segeralah Abigail mengambil dua ratus roti, dua buyung anggur, lima domba yang telah diolah, lima sukat bertih gandum, seratus buah kue kismis dan dua ratus kue ara, dimuatnyalah semuanya ke atas keledai, lalu berkata kepada bujang-bujangnya: "Berjalanlah mendahului aku; aku segera menyusul kamu."
Segera setelah
salah seorang pegawainya memberi tahu mengenai penolakan Nabal terhadap
orang-orang suruhan Daud, ia adalah seorang wanita yang dapat memakai kepekaannya untuk mengambil
keputusan yang tepat dan cepat. Di saat berada dalam sebuah situasi
yang tidak tepat, tidak kita inginkan atau harapkan, seringkali wanita
mengungkapkan ekspresi spontan seperti menangis, ketakutan, berteriak
histeris, bingung, atau menyesal, namun tanpa ada keputusan satupun yang
diambil. Mari belajar dari Abigail. Ia tau bahwa situasi tersebut
akan menjadi sebuah masalah jika ia tidak cepat mengambil keputusan. Ia
tau bahwa ia tidak dapat mengubah apa yang sudah terjadi, namun ia
dapat mengubah apa yang belum terjadi supaya yang lebih buruk tidak
terjadi. Di saat seperti ini, kita membutuhkan kepekaan yang sudah Tuhan taruh dalam diri setiap wanita untuk meminta hikmat Allah atas hidup
kita, yang akan memberi kita kebijaksanaan (wisdom) untuk mengambil
keputusan yang tepat di tengah situasi yang tidak tepat.
TAHU SAAT YANG TEPAT UNTUK BERBICARA
Tetapi Nabal, suaminya, tidaklah diberitahunya.
Abigail
tau, jika ia mengungkapkan rencananya kepada suaminya pada saat yang
tidak tepat, ia akan menggagalkan rencananya sendiri. Abigail tidak
bermaksud untuk menyembunyikan sesuatu dan berlaku tidak jujur pada
suaminya, karena di ayat terakhir kita bisa melihat bahwa akhirnya
Abigail menceritakan segala sesuatu kepada suaminya, namun ia hanya
menyimpan ceritanya untuk saat yang tepat.
Amsal 25:11 Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.
Wanita
yang bijaksana mempertimbangkan setiap ucapan yang dikeluarkan dari
mulutnya, ia tau apakah sebuah perkara perlu diceritakan atau tidak,
kepada siapa saja ia perlu menceritakan perkara tersebut, dan kapan
waktu yang tepat untuk menceritakannya. Wanita yang bijak dapat menahan
lidah dan mulutnya untuk berkata-kata dengan hikmat Allah, dengan
kalimat yang tepat, pada orang yang tepat, dan pada waktu yang tepat.
MENGHORMATI ORANG PILIHAN ALLAH
Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah. Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.
Pada
saat kisah itu terjadi, Daud belumlah menjadi raja atas Israel, ia
bukanlah seorang yang terkenal sampai seantero Israel. Pekerjaannya
saat itu adalah memberikan perlindungan sukarela kepada setiap kawanan
gembala untuk menjaga domba-domba dari bahaya binatang buas dan para
perampok yang hendak mencelakai kawanan tersebut, bersama dengan
orang-orang pelarian lain yang senasib dengan dia. (Saat itu, ia sedang
bersembunyi dari Saul, karena Saul ingin membunuh dia). Namun begitu,
Abigail tetap menghormati Daud dengan menyambut Daud dan sujud menyembah
kepada Daud, dan memanggil Daud dengan sebutan "Tuanku", yang
seharusnya hanya ditujukan pada seorang Raja.
MEMPERKATAKAN KEBENARAN
Oleh sebab itu, tuanku, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu yang dicegah TUHAN dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan, biarlah menjadi sama seperti Nabal musuhmu dan orang yang bermaksud jahat terhadap tuanku! Jika sekiranya ada seorang bangkit mengejar engkau dan ingin mencabut nyawamu, maka nyawa tuanku akan terbungkus dalam bungkusan tempat orang-orang hidup pada TUHAN, Allahmu, tetapi nyawa para musuhmu akan diumbankan-Nya dari dalam salang umban. Apabila TUHAN melakukan kepada tuanku sesuai dengan segala kebaikan yang difirmankan-Nya kepadamu dan menunjuk engkau menjadi raja atas Israel, maka tak usahlah tuanku bersusah hati dan menyesal karena menumpahkan darah tanpa alasan, dan karena tuanku bertindak sendiri dalam mencari keadilan."
Seorang wanita yang bijak adalah wanita yang berfungsi sebagaimana Allah menciptakannya, sebagai seorang penolong bagi orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekelilingnya. Abigail telah melakukan perannya, ia mencegah Daud untuk melakukan kejahatan di hadapan Tuhan dan mengingatkannya untuk tetap berada dalam jalan yang benar untuk meraih janji Tuhan yang sedang ia nanti-nantikan, yaitu menjadi raja atas Israel. Seringkali kita ada dan ditemptakan Tuhan dalam situasi yang tidak mengenakkan dan tidak kita inginkan, bertemu dengan orang-orang yang menyebalkan dan menyakiti kita, karena untuk itulah kita ada di sana. Tuhan menaruh kita di tengah mereka, untuk menjadi penolong mereka menemukan janji Allah dalam kehidupannya.
JUJUR DAN TERBUKA
Nabal riang gembira dan mabuk sekali. Sebab itu tidaklah diceriterakan perempuan itu sepatah katapun kepadanya, sampai fajar menyingsing. Tetapi pada waktu pagi, ketika sudah hilang mabuk Nabal itu, diceriterakanlah kepadanya oleh isterinya segala perkara itu.
Walaupun Nabal adalah seorang bebal dan tidak mengerti kebenaran, Abigail dapat bersikap sebagaimana wanita kepunyaan Allah seharusnya bersikap. Ia tetap menghormati suaminya, tidak memandangnya rendah dan tetap menghargainya sebagai kepala dalam kehidupan rumah tangganya. Kejujuran yang nampak dalam kisah ini membuat kita belajar bahwa walaupun orang-orang di sekeliling kita tidak mengerti kebenaran, namun bukanlah menjadi alasan untuk kita tidak menghormati dan menghargai mereka. Justru dengan sikap seperti itulah, Allah ingin kita menginspirasi dunia dengan melakukan sesuatu yang berbeda di mata dunia.
Allah ingin setiap wanita ciptaanNya menampilkan sesuatu keistimewaan yang telah Tuhan taruh dalam hidupnya untuk mewarnai dan menginspirasi dunia lewat keunikan hidupnya. Itulah yang membuat wanita kepunyaan Allah menjadi istimewa dan berfungsi sebagaimana ia seharusnya berfungsi. Percayalah, bahwa ada sebuah tujuan khusus yang Allah siapkan untuk setiap wanita yang diciptakanNya. Ada suatu keunikan dan kelebihan yang Tuhan taruh dalam diri wanita untuk ditonjolkan kepada dunia.
Kecantikan seperti inilah yang Tuhan mau ada di dalam diri setiap wanita. Kecantikan batiniah, yang tersembunyi dengan perhiasan abadi: roh yang lemah lembut dan tentram.
1 Petrus 3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.