“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri
yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang
kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang
telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Galatia 2:20
Saya pernah ikut sebuah camp retreat yang
dikonsep seperti sebuah pelatihan militer yang keras. Saya pikir itu hanya retreat biasa. Namun alangkah terkejutnya saya, bahwa dalam retreat tersebut, kami para peserta diperlakukan
seperti seorang tentara yang harus disiplin dan taat perintah komandannya. Beberapa dari kami sempat ada yang
mengundurkan diri dan pulang karena tidak tahan mendapat perlakuan yang begitu
keras dari instruktur komandannya. Namun
sepulang dari camp itu, saya belajar
satu hal mengenai bagaimana hidup di bawah pimpinan otoritas Tuhan.
Sejak
kita menerima keselamatan, kita adalah anak-anak Tuhan yang seharusnya memiliki
gaya hidup kerajaan Allah. Artinya,
hidup kita bukanlah milik kita sendiri lagi, tetapi Tuhanlah yang memerintah
penuh atas hidup kita. Itu juga berarti,
bahwa seluruh rencana, rancangan, dan masa depan kita, kita serahkan ke dalam
tangannya.
Seperti
yang kami alami saat camp tersebut,
berat bagi kami untuk menjalani setiap “perintah” sang komandan yang berat
untuk kami lakukan. Namun dalam camp
tersebut kami belajar untuk tunduk pada otoritas para “pemimpin” kami.
Tuhan
tidak pernah merancangkan sesuatu yang buruk atas hidup kita, bahkan Tuhan
telah memiliki rencana yang indah jauh sebelum kita dibentuk dalam rahim ibu
kita. Jika kita mau dipakai Tuhan untuk
menggenapi rancanganNya yang luar biasa, kita perlu belajar untuk tidak hidup
oleh kehendak kita sendiri lagi, tapi hidup oleh kehendak Allah.
No comments:
Post a Comment