repost dari kaskus:
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10094017
mungkin temen² disini banyak yang sering seperti ini:
• Hubungan gue udah ga seharmonis dulu
• Ane mulai jenuh gan dengan pacar ane
• Gimana caranya supaya hubungan ga ngebosenin?
• [Ask] hubungan terasa hambar, pertahankan atau sudahi?
sebelum ke intinya,
ane mau cerita tentang pengalaman ane.
ane mulai pacaran pas kelas 3SMA. tahun ini ane jalan
anniversary ke 4.
bulan² pertama, ane mesra nya minta ampun. di sekolah
ketemu, ke kantin bareng... pokoknya bener² ky penganten baru deh.
lulus SMA. masuk ke univ yang berlainan.
awal² kuliah, masi beradaptasi dengan kesibukan
perkuliahan yang jauh dibanding SMA.
otomatis frekuensi ketemu jadi berkurang. dan kebetulan
ane ngekost, seminggu sekali pulang.
di kampus ane banyak cewe yang bisa dibilang seger² ky
cendol...
begitu juga dengan pacar ane di kampusnya (ane tau lah
secara univ terkenal gitu).
dan pada saat itu lah kita berdua merasa jenuh dengan
hubungan kita.
ane merasa jenuh, begitu juga dengan pacar ane.
alasan fundamentalnya apa?
1. jarang ketemu
2. yaa ada lah saat² dimana ane tebar pesona... tapi ga
tau dengan pacar ane tebar pesona juga ga...
tapi kok bisa bertahan sampe sekarang?
itu dia gan... ada suatu mind setting yang terpatri di
pikiran ane.
mau tau apa yang terpatri di pikiran ane? makanya baca
terus sampe abis..
sangat sederhana gan.
ane saat itu berpikiran bahwa:
ane mau konsisten dengan alasan ane jadian. yaitu untuk
diseriusin.
ane ga mau pacaran dibuat 'Have Fun'
karena ane beranggapan: Pacaran
itu Simulasi Hidup Berumah Tangga
terkait dengan cerita ane:
jadi ane memutuskan untuk berhenti berpikiran bahwa
hubungan ane udah ga harmonis.
ane berusaha untuk setia, sayangi dia, tunjukkan rasa
sayang itu, dan apa reaksi pacar ane?
dia juga berhenti berpikiran kalau hubungan kita udah
terasa hambar.
in other words...
pacaran itu latian kesetiaan kita sebelum membina rumah
tangga.
pacaran itu latian mengatasi konflik interpersonal dan
intrapersonal.
jadi, kalau kita belum bisa mengatasi konflik dalam diri
sendiri atau konflik dengan orang lain, jangan harap rumah tangga bisa bertahan
lama.
jadi, kalau kita belum bisa setia dengan pacar, jangan
harap rumah tangga bisa bertahan lama.
dan jadi...
kalau kita masih menjadi Pengecut yang tidak berani dan
tidak bisa mengatasi masalah dengan pacar kita dan masih seenaknya bilang
"Eloh... Gueh... End..."
jangan harap rumah tangga bisa bahagia.
jangan membiasakan suatu kebiasaan buruk.
kenapa ane bisa berpikiran seperti itu?
ini bukan suatu hal yang spontan lahir dari penalaran ane
sendiri gan.
jadi, waktu itu ane sekolah ada pelajaran Sosiologi.
dikasi tugas disuru cari berita tentang hubungan keluarga dan permasalahannya
ane cari lah di tabloid² nyokap ane. ane pilih berita
tentang artis yang baru menikah, besoknya cerai.
dan ane menarik kesimpulan dari tugas ane itu:
"kalau belum bisa setia, jangan harap pernikahan
bisa langgeng"
dan hal itu terus terpatri di benak ane.
lo sekarang gonta ganti pacar oke itu hak lo sebagai anak
muda yang masi Have Fun.
tapi apa lo ga malu kalo nanti lo gonta ganti
suami/istri?
seringkali kejadian seseorang diduai atau menduai
pasangannya entah disengaja atau tidak.
disengaja, misalnya, memang pengen ganti² pacar.
tanpa disengaja, misalnya, merasa nyaman dengan orang
lain karena sering cerita, curhat, minta pendapat, eh akhirnya demen...
sering lho ane ketemu kasus begini. ga usah jauh². di H2H
sini juga banyak kasus bgitu
dan ane terus ikutin perkembangan kasus seperti itu,
ternyata ujung²nya:
"Elooh... Gueh... End~"
itu semua bisa terjadi karena (salah satu alasannya)
jenuh dengan pacar. betul ga? betul dong...
dan semua itu juga bisa terjadi karena kita selalu mikir
"rumput tetangga lebih hijau"
tapi balik lagi aja deh agan² dan sista² semua... ane
tetep memiliki mind-set
kalau ga bisa setia sama satu orang, ya ga usah merit
yaa... walaupun ane tau anak muda jaman sekarang masi
Have Fun dan selalu mikir "ah gue merit masih lama..."
tapi inget gan n sist... yang namanya kebiasaan yang
dianggap Enak itu sulit diubah. sulit dihilangkan.
contoh konkret aja deh. orang kebiasaan merokok, sulit
untuk berhenti.
niat buat berhenti sih ada. tapi begitu ngeliat warung
dikid aja langsung deh "bang... keteng 3"
ga jadi berhenti deh... tiba² mampus aja...
sama aja... kebiasaan 'hinggap' sana sini juga susah
hilang...
apalagi kalau udah ketemu yang dianggep wuidiiih...
ganteng... cantik... sexy...
Lalu bagaimana supaya Kita bisa berpikir dan meng-set
mind kita seperti demikian?
dengan harapan kita tidak akan pernah merasakan
kehambaran dalam hubungan.
ane ga akan bilang "makanya berpikiran seperti ane
diatas".
pemikiran orang bisa beda². cara orang pun berbeda satu
sama lain.
so.. ane cuma bisa kasi tips hal² apa saja yang bisa
dengan mudah semua orang bisa lakukan.
jadi tips ini bersifat eksak.
bukan abstrak. dan bersifat universal. bukan partikular.
1. Let it
Flow... biarkan hubungan mu berjalan dengan apa adanya.
jangan menambahi aturan² yang tidak penting yang hanya
membuat kamu/pasangan kamu merasa tidak nyaman.
akhirnya kamu jadi termakan oleh aturan kamu sendiri.
contohnya...
1. BBM harus cepat dibalas.
2. telponan 3x 1jam sehari
3. sebelum pergi, laporan dulu pergi kemana, sama siapa,
pulang jam berapa.
4. dll
2. Ingat
lah... bagaimana perasaan kamu saat kamu mengutarakan cinta kamu.
atau bagaimana perasaan kamu saat kamu menerima cinta
dari pacar kamu.
senang dan berbunga² kan?
jangan jadi penebang pohon yang kamu tanam sendiri.
jangan menghancurkan perasaan yang kamu munculkan
sendiri.
KECUALI kamu memang tidak beda dengan hewan yang suka
kimpoi sana sini.
3. Komunikasi
itu BUKAN hal terpenting dalam pacaran.
pasti sering denger: "pacaran yang penting adalah
kepercayaan dan komunikasi"
tapi yang terpenting bukan itu. melainkan Kedewasaan.
bersikaplah dewasa. kamu bukan anak kecil yang maunya
diajak main terus kan?
tunjukkan rasa sayang kamu
dengan cara yang dewasa.
bokap ane dokter. kadang suka tugas piket di UGD. pergi
malam, pulang pagi.
tapi nyokap ane ga pernah nyariin. tiap kali bokap mau
pergi, nyokap ane cuma sediain kotak makan, baju ganti, sama kopi 1termos
kecil. taro di tas, tasnya taro di mobil. slesai.
bokap kalo mao pergi cuma bilang "ma... pergi ya.
kunci pintu."
nyokap jawab "ya... ati²."
udah. ga ada embel² apa² lagi.
ga ada tuh bilang "jangan lupa BBM yah... kalo lagi
nganggur telpon..."
atau "nanti papih BBM dibales yang cepet ya..."
semakin sering berkomunikasi,
semakin besar peluang suatu Konflik Muncul dalam komunikasi itu
4. Do not
make any excuses to fulfill your selfishness.
Alasan dibuat untuk mendukung argumen yang bertanggung
jawab.
"aku minta putus
abisnya udah bosen sama hubungan kita..."
itu bukan argumen. tapi itu keegoisan.
instead of:
"hubungan kita membosankan karena kamu sama sekali
ga perhatian lagi sama aku. gimana supaya tetep bisa
bertahan nih?"
itu adalah alasan yang mendukung argumen. argumen yang
baik adalah argumen yang bertanggung jawab.
argumen yang bertanggung jawab adalah argumen yang tidak
'lepas tangan'
melainkan mempertahankan status quo hingga mendapatkan
solusi.
5. Bicarakan
Masalah secara Dewasa.
berargumen lah yang logis dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Bicaralah sesuai dengan permasalahan. jangan memunculkan
masalah baru dalam pembicaraan itu.
Masalah muncul untuk dibicarakan dan diselesaikan.
BUKAN untuk
dipendam, dikembangkan, dan kemudian dijadikan alasan penyebab kehambaran
terlebih dijadikan alasan untuk menyudahi hubungan.
6. Jangan
sekali-kali mengatur hidup orang lain sekalipun itu pacar kamu.
kamu belum menjadi siapa-siapa.
jadi... jangan cari masalah yang kamu sendiri tidak
inginkan
7. Biarkan
pacar kamu menjalani rutinitas dan kepentingannya sehari-hari tanpa gangguan.
dia bukan Baby Sitter kamu yang harus 24jam stand by buat
kamu,
kamu juga bukan Baby yang setiap saat ingin selalu
ditemani, diajak main, digantiin diapers nya.
KECUALI kalau kamu memang mau dianggap seperti itu.
kalo ada tambahan dari agan², silahkan.
seperti biasa, sebelum mengakhiri thread ini ane ingin
berbagi sebuat Quote sederhana:
"Love is Beautiful. but
Love in Family, is not as beautiful as Mona Lisa"