Search

28.12.15

Teman Imajiner

“Knowing God leads to self-control…” 2 Pet 1:5a NLT


Saya sering menemukan anak perempuan saya yang berusia 3,5 tahun terlihat mengobrol sendiri dengan teman imajinasinya saat bermain sendiri atau saat sedang bersama saya.  Terkadang dia membayangkan bahwa boneka kesayangannya “hidup” dan bermain bersamanya.  Seringkali ia berperan sebagai ibu dari sang boneka, atau terkadang ia berperan sebagai gurunya di sekolah dan sedang mengajar murid-muridnya.  Saya seringkali tertawa sendiri melihat tingkah lucunya.  Entah bagaimana dia bisa menganggap teman imajinasinya berinteraksi dan menganggapnya benar-benar ada di hadapannya.
Seringkali kita juga melupakan hal yang serupa, bahwa Tuhan benar-benar ada di samping kita, apapun yang sedang kita lakukan dan dalam keadaan seperti apapun kita saat itu.  Seringkali kita memisahkan kegiatan rohani dengan kegiatan sehari-hari kita.  Dan kata “amin” di ujung doa kita seperti tirai atau pintu yang kita tutup dan kita lupakan secepat kilat.  Kita melupakan kehadiranNya di tengah-tengah kita dalam kegiatan rutinitas kita: menyetir mobil, sikat gigi, memasak, bekerja, bahkan saat kita bergosip, atau merencanakan sesuatu yang jahat dan tidak adil pada orang lain. 
Jika boleh mengutip kata-kata Gary Thomas dalam bukunya Sacred Parenting, ia berkata seharusnya waktu doa kita sama rohaninya dengan waktu kita memasak dan mengupas kentang.  Dengan demikian, kita akan lebih memerhatikan kata-kata kita, tindak tanduk kita, pola pikir kita, saat kita melakukan kegiatan sehari-hari kita.  kita akan memperlakukan karyawan kita dengan lebih baik, kita tidak akan bergosip mengenai rekan kerja kita, kita akan bersikap lebih bijaksana pada anak-anak kita, dan sebagainya.  Karena kita menganggap bahwa Tuhan benar-benar nyata dan menyertai setiap detik kehidupan kita.
Memang, bukan demikian kita jadi bisa menguasai diri kita dalam sekejap mata.  Tentu saja tidak akan pernah terjadi jika kita tidak pernah memiliki hubungan yang khusus dan serius dengan Tuhan.  Karena kunci penguasaan diri adalah pengetahuan akan firman Tuhan.  Artinya, perlu ada investasi waktu yang terus menerus kita luangkan untuk mengenal firmanNya hari lepas hari.  Itulah yang akan membentuk kebiasaan dan karakter yang baik dalam hidup kita, sehingga Roh Kudusnya menuntun kita untuk bisa menguasai diri dalam segala hal.  Sahabat NK, marilah kita introspeksi diri kita, sudahkah kita menginvestasikan waktu kita setiap hari untuk pengenalan akan firmanNya?

Superhero

“Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu, dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani”
Kisah Para Rasul 4:31

Kita semua pasti tahu cerita-cerita pahlawan Marvel Comics, sebuah perusahaan animasi Amerika yang sangat terkenal, di antaranya Superman, Spiderman, Batman, dan lain sebagainya.  Mereka semuanya sebenarnya hanyalah seorang tokoh yang biasa saja dalam kehidupan sehari-harinya, namun kesamaannya, mereka peka akan kebutuhan masyarakat sekitarnya dan rindu untuk membantu mereka dalam membasmi kriminal dan kejahatan yang terjadi di sekitar mereka.
Saat kejahatan terjadi, dengan cara yang berbeda-beda, mereka berubah dengan sekejap mata menjadi superhero yang memiliki kekuatan super dan menolong orang lain yang sedang kesusahan tersebut.  Sehingga mereka lolos dari tindakan kriminal atau kejadian yang membahayakan hidup mereka.
Dalam cerita tersebut, terkadang ada saatnya ketika kejahatan tersebut terjadi, mereka tidak bertindak sebagaimana mestinya.  Ketika mereka menjadi lengah, atau fokus mereka teralihkan oleh hal lain, atau saat mereka memutuskan untuk tidak menjadi peka lagi atas kejahatan yang terjadi.  Di saat itu, mereka tidak bisa memakai kekuatan mereka untuk menolong orang lain.
Sama seperti kita, kita adalah superhero-superhero-nya Allah yang sudah dipanggil, dipisahkan, dan dipilih untuk meneruskan pekerjaan Bapa di dunia, yaitu menjadi saksiNya dan memberitakan injil kebenaran kepada semua orang.  Dan Tuhan telah memperlengkapi kita dengan kuasa dan otoritas Roh Kudus yang membantu kita melakukannya, asal kita menyerahkan kehidupan kita kepadaNya dan mau taat untuk dipakai bagi kemuliaanNya.  Kuasa Roh kuduslah yang memampukan kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan luar biasa seperti yang Rasul-Rasul lakukan pada masa jemaat mula-mula.  Mereka bersaksi dan melakukan banyak mujizat, menjadi orang yang disegani semua orang, dan membawa mereka kepada kebenaran Kristus.
Sudahkah kita penuh dengan Roh senantiasa setiap hari?  Kita perlu mengasah iman dan hati kita terus menerus sehingga kita menjadi peka akan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita dan tidak menjadi lengah.  Percayalah, Tuhan mau dan bisa memakai hidup kita secara luar biasa untuk membawa kemuliaan bagi namaNya.

Self Control

Orang yang tidak dapat menguasai dirinya seperti kota yang telah runtuh pertahanannya.
Ams 25:28

Saya cukup tergelitik melihat sebuah acara TV yang “sengaja” memancing emosi seseorang yang menjadi korbannya dengan cara merencanakan sebuah kejadian yang sangat menjengkelkan sehingga sang korban akhirnya menjadi tidak sabar dan amarahnya memuncak keluar.  Hanya orang-orang yang tetap bersikap sabar yang pada akhirnya akan mendapatkan imbalan uang dari para kru acara tersebut.  Yang membuat menarik saya adalah kejadian-kejadian yang telah dirancangkan tersebut sebelumnya bukanlah sebuah kejadian aneh yang jarang terjadi di kehidupan nyata, malah kejadian tersebut sangatlah akrab dalam kehidupan sehari-hari kita: diserempet angkot saat mengendarai motor/mobil, antrian kita diserobot oleh orang lain, sampai tindakan tidak sopan dan kurang ajar yang dilakukan seseorang terhadap kita.  Ada beberapa orang yang sangat sensitif dan mudah sekali menjadi marah.  Namun sebaliknya, ada orang-orang yang terlihat tidak terganggu dan tetap bersikap baik seperti tidak terjadi apapun.
Saat saya remaja, yang saya tahu adalah, ketika kita diperlakukan tidak adil, reaksi marah menjadi reaksi wajar yang seharusnya keluar sehingga orang lain mengetahui bahwa kita bukan orang yang mudah dipermainkan.  Namun ketika saya semakin dewasa, saya belajar bahwa tidak seharusnya kita dikuasai oleh emosi kita.
Sudah banyak kejadian yang terjadi di sekitar kita yang bisa kita jadikan pelajaran yang berharga: orang tua mencelakai anaknya sendiri yang rewel terus menerus, pria muda yang membunuh selingkuhan kekasih wanitanya, anak yang melaporkan orang tuanya sendiri atas kasus persengketaan hak waris kepada pihak yang berwenang, dan lain sebagainya.
Sahabat, kita perlu belajar bahwa menguasai diri bukan berarti mengalah atas setiap situasi tidak adil yang menimpa kita.  Orang yang menguasai dirinya adalah orang-orang yang lebih dari pemenang, karena ia bisa bertahan atas setiap keinginan daging dan hawa nafsu yang menguasai hidup kita.  Penguasaan diri adalah indikator pertama yang menentukan bagaimana seseorang dapat mengambil respon dalam sebuah situasi yang dihadapinya.   Pada akhirnya penguasaan diri kita membuat orang lain boleh melihat kedewasaan karakter kita dan kemuliaan Tuhan menjadi nyata atas kehidupan kita.

Not Mine But Yours

“demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.  Karena bagiku hidup adalah (untuk) Kristus”
Filipi 1:20b-21a


Saya memulai doa puasa saya sejak saya duduk di bangku sekolah dasar.  Namun lucunya, doa puasa pertama saya adalah supaya Mama mau membelikan saya mainan.  Pemikiran saya saat itu simple, dengan doa puasa, saya meminta Tuhan menggerakkan hati Mama untuk membelikan saya mainan yang saya idam-idamkan.  Dan di akhir doa puasa saya, saya menjadi marah dan kecewa karena Mama tetap tidak membelikan saya mainan tersebut.  Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan kerohanian saya, saya belajar bahwa doa puasa bukanlah untuk memaksa Tuhan mengabulkan kehendak kita.  Namun mencari wajah Tuhan lebih lagi supaya kita bisa melakukan dan mengambil langkah yang benar dan sesuai dengan kehendakNya.
Sebelum kita memulai doa puasa kita, kita perlu mengerti benar bahwa doa puasa bukan sekedar menunda rasa lapar kita untuk tidak makan dan minum, terlebih dari itu adalah menahan segala hawa nafsu dan keinginan daging kita dan memilih untuk taat pada kehendak Tuhan dalam hidup kita.  Doa puasa bukan untuk kepentingan pribadi kita, namun demi kemuliaan dan rencana Tuhan tergenapi dalam hidup kita.
Doa puasa mungkin tidak mengubah keadaan menjadi seperti apa yang kita inginkan, namun satu hal yang pasti, doa puasa akan mengubah sikap hati dan ketaatan kita kepada Tuhan.  Lewat doa puasa, kita berusaha mencari kehadiran Tuhan lebih lagi.  Kita mengerti bahwa kehidupan kita bukan milik kita sepenuhnya, dan kita menyatakan bahwa Tuhanlah yang berdaulat atas kehidupan kita.  Dalam doa puasa, kita berusaha mengenal Dia lewat hadirat dan kuasa firmanNya, sehingga kita bertumbuh semakin dalam dalam pengertian yang benar tentang Dia.  Kita percaya, jika pada akhirnya kehendak Tuhan bertolak belakang dengan kehendak kita, kehendak Tuhanlah yang sempurna dan akan membuat hidup kita maksimal.  Asal kita mau taat dan dipakai Tuhan untuk menjadi alat kemuliaanNya.

Hadiah Pertama dari Tuhan

Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Matius 13: 12


Di halaman rumah orang tua saya, ada sebuah pohon yang cukup memiliki kesan dalam hidup saya.  Pohon tersebut merupakan pohon cemara yang sudah “hidup” bahkan sebelum saya lahir.  Papa dan Mama membeli pohon itu ketika mereka membangun rumah mereka bersama sebelum mereka menikah.  Saat pohon itu dibeli, tingginya hanya sepinggang orang dewasa.  Saat ini saya sudah menikah dan memiliki anak, dan pohon itu sudah menjulang tinggi melebihi rumah saya dan menjadi satu-satunya pohon tertinggi di sepanjang jalan rumah orang tua saya, sehingga pohon itu nampak begitu jelas terlihat dari kejauhan dan menjadi penanda letak rumah tersebut.
Dalam perjalanannya, Mama tidak membiarkan pohon itu begitu saja tumbuh tanpa sentuhan perawatan.  Sering kali mama harus memangkas batang-batang yang kering, menyiraminya, bahkan memangkas batang utamanya ketika ia mulai berdiri miring dan condong ke arah tertentu.  Mama juga membentuk dan merapikan pohon tersebut sehingga tetap terlihat cantik dan indah.
Sadar atau tidak, Tuhan menitipkan sebuah karunia unik untuk masing-masing kita saat kita dilahirkan.  Saya percaya, setiap dari kita memiliki karunia yang berbeda-beda satu dengan lainnya.  Untuk apa Tuhan memberikannya dalam kehidupan kita?  Ia pasti punya maksud dan tujuanNya.  Yaitu untuk kita bisa kembangkan dan asah hingga menjadi maksimal dan pada akhirnya membawa kemuliaan bagi namaNya. 
Saat saya menyadari karunia saya, saya ragu-ragu.  Karena karunia tersebut tidak terlihat begitu menonjol dan saya mulai membandingkan karunia saya dengan yang orang lain punya.  Bahkan seringkali masalah dan gesekan yang saya alami membuat saya minder dan percaya bahwa “saya bukan siapa-siapa dan tidak bisa melakukan apa-apa.”  Namun ketika saya sadar bahwa sekecil apapun yang Tuhan taruh dalam hidup saya, saya mau kembangkan itu untuk kemuliaan namaNya.  Saat ini, saya mulai melihat bahwa karunia tersebut bertumbuh dan saya bersukacita bahwa ada orang-orang yang diberkati dengan karunia yang saya punya dan apa yang saya lakukan untuk mereka dengan karunia saya.
Bagaimana dengan Saudara?  Sudahkah kita menemukan hadiah unik apa yang Tuhan taruh dalam hidupmu untuk memberkati orang lain?

Anak Detak

15  Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
16  Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Mat 5:15-16


Beberapa hari terkahir ini, anak saya sangat ketagihan sekali untuk menonton video pendek, produksi dari sebuah kegerakan yang peduli dengan edukasi anak-anak bernama Anak Detak (www.anakdetak.com).  Kegerakan ini berawal dari sepasang suami istri (Philip Triatna & Julie Tane) yang rindu untuk berbuat sesuatu bagi negeri ini lewat talenta yang mereka punya.  Mereka membuat beberapa video pendek berisi ilustrasi lewat gambar-gambar yang menarik, dengan bertujuan mengedukasi dan menanamkan nilai-nilai positif kepada anak-anak Indonesia.  Salah satu video sederhana yang sangat disukai anak saya adalah video mereka yang mengajarkan anak-anak untuk rajin sikat gigi.  Video ini sangat menginspirasi anak saya untuk mau sikat gigi tanpa harus disuruh-suruh lagi.
Saya sangat kagum kepada sepasang suami istri ini, terhadap apa yang mereka lakukan untuk anak-anak negeri ini.  Saya yakin, bukan hanya anak saya yang merasakan manfaat ini, namun seluruh anak Indonesia yang menonton video tersebut.  Dalam sebuah sesi singkat yang saya ikuti, mereka share tentang apa yang mereka lakukan untuk negeri ini.  Mereka tergerak untuk berbuat sesuatu lewat apa yang mereka bisa lakukan, dan Tuhan menolong mereka. Mereka mendapat sponsor dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sehingga mereka dapat mempromosikan video-video yang mereka buat di application store Android Indonesia.  Selain itu, mereka juga membuat sebuah board game menarik yang menuntun kita bagaimana untuk memiliki sebuah mimpi dan mewujudkannya menjadi kenyataan.  Bersama board game ini, mereka diundang di banyak universitas dan perusahaan dan memotivasi mereka untuk berani bermimpi dan mewujudkannya.
Seringkali kita berpikir, bahwa kita tidak punya keahlian apapun, atau merasa tidak cukup kaya untuk berbuat atau berbagi sesuatu untuk lingkungan kita.  Namun Tuhan tidak memerlukan semuanya itu dari kita.  Tuhan hanya perlu hati kita, yang rela dan rindu dipakai untuk menjadi berkat bagi sekitar kita.  Ketika kita taat dan mau melakuan yang terbaik, percayalah bahwa Tuhan sedang membawa kita menuju rencanaNya yang besar.  Dan setiap kesempatan yang datang dalam hidup kita adalah seperti anak tangga yang membuat kita semakin dekat dengan rencanaNya. 
Mari lakukan yang terbaik dari setiap apa yang sedang kita kerjakan.  Jika kita masih sekolah atau kuliah, belajarlah dengan baik, karena Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk menjadi yang terbaik sehingga kita bisa menjadi berkat buat orang lain lewat keahlian kita.  Jika kita ada di market place dalam pekerjaan kita, bekerjalah dengan jujur dan maksimal, karena Tuhan ingin memakai kita untuk  menjadi perpanjangan tanganNya untuk membantu lingkungan sekitar kita. 

Berlari Sampai Finish

tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Yesaya 40:31


Dalam sebuah pertandingan lari marathon, semua peserta tampak bersemangat dan berambisi saat ada di garis start.  Namun hanya yang mau berjuang hingga garis finish lah yang akan diperhitungkan.  Mungkin dalam setengah atau tiga perempat perjalanan mereka, beberapa dari mereka mulai berguguran karena menyerah akan perjuangan yang begitu berat untuk sampai di garis finish.  Atau stamina fisik mereka yang lemah maupun tidak sanggup lagi mereka pertahankan.
Berapa banyak dari kita yang begitu bersemangat ketika memulai kehidupan yang baru bersama Kristus saat baru pertama mengenal Yesus, namun menjadi biasa saja bahkan mengalami kemunduran hidup saat menghadapi masalah dan kekecewaan?  Berapa banyak dari kita yang memiliki mimpi yang besar, namun menjadi loyo dalam perjalanan menunggu hingga mimpi itu tercapai?  Berapa banyak dari kita yang begitu mengharapkan perubahan hidup dalam diri seseorang namun berhenti mendoakan orang tersebut saat tampaknya tidak ada perubahan apapun yang terjadi dalam beberapa tahun berikutnya?
Seperti mobil membutuhkan bensin untuk berjalan, begitu juga sebuah mimpi, untuk bisa tercapai, kita membutuhkan doa yang terus menerus tanpa pernah menjadi lelah.  Apa yang membuat kita bisa berdoa tanpa menjadi lelah?  Iman dan pengharapan kita kepada Allah.  Di mana Saudara letakkan pengharapan doa Saudara?  Kita akan menjadi lelah saat kita menggantungkan harapan kita kepada keadaan dan manusia.  Semua bisa berubah, namun satu hal yang pasti, bahwa rencana yang sudah Tuhan tetapkan akan terjadi dan tidak ada satu orang pun yang dapat mengacaukannya.  
Percayalah bahwa waktuNya selalu tepat dan tidak pernah terlambat.  Yang kita perlukan adalah melakukan bagian kita dan berdoa dalam iman dan pengharapan.

The Ambassador

Sewaktu saya masih duduk di bangku SMA, saat itu baru mulai ramai salah satu produk obat-obatan terkemuka yang dijual dengan sistem MLM (Multi Level Marketing).  Suatu hari, seorang teman lelaki yang tidak terlalu dekat dengan saya tiba-tiba mengajak saya bertemu dan mengobrol di perpustakaan.  Karena tidak ada maksud apapun yang saya sadari dan juga karena tidak enak menolak permintaannya, akhirnya saya menemuinya.  Begitu ngobrol basa basi sebentar, dia akhirnya mengutarakan maksudnya dan mengajak saya untuk bergabung dalam tim marketingnya.  Singkat cerita, karena saya bukan orang yang termasuk peka dengan pemikiran bisnis, saya tidak begitu tertarik dan menolaknya secara halus.
Namun walalupun demikian, mau tidak mau, suka tidak suka, toh tetap saya juga adalah seorang marketing nya Tuhan, yang menjual cerita dan kisah hidup kita seperti surat yang terbuka dan dilihat semua orang.  Semua kejadian dan masalah yang kita hadapi, pada akhirnya hanya untuk kemuliaan Tuhan.  Jadi kekristenan itu tentang bagaimana kita meresponi dan menyikapi setiap masalah dalam kehidupan kita.  Bisa jadi, keputusan dan pola pikir kita yang salah, malah membuat orang lain semakin salah sangka ataupun malah membenci Tuhan.
Jika seorang sales dan marketing di dunia ini menjual produknya kepada masyarakat, kita lebih dari sekedar seorang marketing, kita adalah duta besar kerajaan Allah, yang sudah dipilih dan dipisahkan Allah, untuk menjadi representasi Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.  Kita menjual hidup kita.  Kita tidak sekedar menjual janji-janji Tuhan kepada mereka, kita menjual contoh dan teladan hidup kita kepada orang lain.  Dari situlah Tuhan memakai kita untuk membawa mereka kepada jalan keselamatan.
Duta besar tidak ditempatkan di negaranya sendiri.  Ia ditempatkan di luar negaranya, di mana ia telah ditetapkan.  Mungkin itu di sekolah, kampus, tempat kerja, bahkan keluarga.  Orang lain tidak melihat kehidupan kita di dalam gereja.  Mereka melihat sikap hati dan hidup kita saat kita menghadapi ujian di sekolah atau kampus, saat kita menghadapi masalah pelik di kantor, dan bahkan saat kita menghadapi konflik dengan orang lain termasuk di dalam keluarga.
Mari lihat kembali hidup kita.  Seberapa fokus kita untuk menjalani tugas mulia kita sebagai duta besarnya Allah?  Kita diciptakan bukan untuk menghidupi keinginan kita sendiri, tapi ada satu tugas mulia yang Tuhan percayakan dan untuk kita lakukan sesuai dengan kehendakNya.