Search

21.3.14

BUSSINESS VS BUSSY-NESS



Matius 11:28  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Sejak menikah dan memiliki anak, saya merasa waktu luang yang saya miliki semakin jauh berkurang dan malah hampir tidak pernah ada waktu untuk diri saya sendiri.  Memang dengan adanya tahap kehidupan yang baru, ada tanggung jawab lebih yang perlu saya pikul, tidak hanya sebagai seorang istri, namun juga menjadi seorang ibu.  Ditambah saya masih berstatus working mom, saya perlu pintar-pintar mengatur waktu untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang perlu saya kerjakan.
Tidak jarang ada saatnya di mana semuanya menjadi hectic dan saya begitu sibuk dengan banyak hal yang tentu saja menguras energi saya.  Saat seperti itu, terkadang saya ingin berhenti sejenak, “melarikan diri” dan duduk diam di bawah kakiNya, mencari kekuatan yang saya butuhkan untuk menghadapi semuanya.
Sama seperti kebanyakan barang elektronik, kita pun perlu di charge untuk mendapatkan kekuatan jiwa kita kembali, di tengah kesibukan dan kondisi yang tak menentu yang kita alami.  Kekuatan jiwa kita hanya dapat kita raih di dalam Dia, yang memberikan kita kelegaan dan kepuasan.   Percayalah, kita tidak pernah bisa hidup tanpa dan di luar Dia, dan hidup kita menjadi tanpa arti dan tanpa tujuan jika kita melangkah keluar dari Kristus.
Saat ini, mari bangun kembali hubungan kita yang sudah mulai menjauh dari Tuhan.  Mari ambil waktu beberapa menit untuk menyambungkan koneksi kita dengan Tuhan yang sudah terputus oleh kesibukan dan hiruk pikuk segudang aktivitas kita setiap hari.  Percayalah, hidup yang diisi dengan kehidupan doa yang benar akan membuahkan kekuatan bagi jiwa kita melangkah dan menghadapi setiap masalah yang ada, sehingga kita bisa hidup berkemenangan bersama dengan Tuhan

HASIL DARI HARI YANG DIAWALI DENGAN DOA AKAN BERBEDA DENGAN HARI YANG DIAWALI DENGAN KESIBUKAN DAN KEKUATIRAN TANPA PENYERTAAN TUHAN.

Follow Me






Markus 6: 37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!"

Sampai tulisan ini saya tulis, saya sudah bekerja hampir lima tahun di perusahaan tempat saya bekerja, dan memiliki seorang atasan yang sama sejak saya pertama kali bekerja hingga sekarang.  Bukan waktu yang singkat untuk dapat akhirnya mengerti seperti apa karakter dan bagaimana cara atasan saya bekerja, hingga akhirnya saat ini saya mengenal betul apa yang ia inginkan, dan bagaimana cara ia memandang sebuah masalah dan menyelesaikannya.  Sampai akhirnya ada di tahap itu, ada waktu yang saya luangkan setiap hari untuk memelajari dan meneladani apa yang ia kerjakan dan bagaimana bersikap saat menghadapi sebuah masalah.
Bukan hanya di dunia pekerjaan seharusnya kita memiliki mentor yang menjadi contoh dan panutan dalam kita bekerja, namun terlebih juga dalam kehidupan kita.  Tuhan Yesus adalah teladan dan mentor yang sejati dalam kehidupan kita.  Ia mau agar kita meneladani dan mencontoh kehidupanNya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam pelayananNya sampai jauh malam, ada sekitar lima ribu orang yang masih dengan semangat mengikuti Yesus ke manapun Ia pergi.  Melihat hal ini, murid-muridNya bermaksud baik untuk menyuruh mereka semua pulang dan beristirahat.  Namun Tuhan melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda.  Sama seperti Tuhan Yesus yang peka melihat kebutuhan rohani mereka, Ia mau agar murid-muridNya juga bertanggung jawab atas kebutuhan jasmani mereka.
Menjadi murid Yesus bukanlah sebuah pilihan, namun sebuah status yang otomatis kita peroleh saat kita memutuskan untuk menjadikan Yesus sebagai Tuhan dalam hidup kita.  Ia mau supaya kita memiliki mata yang sama untuk melihat kebutuhan orang-orang yang terhilang, hati yang sama untuk memiliki belas kasihan seperti hatiNya, tangan dan kaki yang sama yang bersedia untuk bertindak dan melangkah dengan kasih untuk menjangkau mereka.  Sudahkah kita berfungsi sebagai murid-muridNya?

MOGOK



1 Korintus 14:12  Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.

Suatu kali saya untuk pertama kalinya mengantar mobil yang saya pakai selama ini ke bengkel karena ada kerusakan di bagian mesin yang harus diperbaiki.  Menurut informasi yang saya dapat, bengkel tersebut cukup terkenal dan memiliki kualitas jasa yang baik.  Benar saja, sesampainya saya di sana, beberapa mobil sudah waiting list menunggu untuk diperbaiki.  Ada bermacam-macam mobil yang saya jumpai di sana.  Ada mobil tua yang sudah usang, ada pula mobil baru yang masih gres dan terbilang mobil mewah.
Ternyata di tempat ini, semua mobil diperlakukan sama dan memiliki “derajat” yang sama.  Semuanya perlu diperbaiki karena sebagus-bagusnya sebuah mobil, ia tetap memiliki kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.  Jika mesinnya rusak, tidak ada lagi yang dapat menggerakkan mobil tersebut, bukan?
Sama seperti hidup kita.  Mungkin Tuhan menciptakan kita dengan berbagai talenta dan karunia yang berbeda-beda.  Namun apalah artinya jika kita belum mengerti dan menemukan apa yang menjadi panggilan hidup kita dan apa yang Tuhan ingin kita lakukan di dunia ini.  Kita sama saja seperti sebuah ciptaan (creature) yang tidak tahu untuk apa ia diciptakan oleh pemiliknya.  Tanpa kuasa Roh Kudus, tidak ada yang menggerakkan hidup kita untuk mencapai tujuan dan rancangan awal Tuhan dalam hidup kita.
Tuhan memberikan karunia dan talenta untuk tujuan khusus, yaitu untuk kemuliaan namaNya.  Dan hanya kuasa Roh Kudus yang bisa memampukan kita untuk menemukan itu dalam kehidupan kita.  Kuasa Roh Kudus pula yang memampukan kita memiliki passion, yang menggerakkan kita untuk menghidupi rencana Tuhan atas kehidupan kita, sehingga kita bisa hidup sama seperti seharusnya kita diciptakan.
HIDUP DI LUAR RANCANGAN AWAL KRISTUS ADALAH HIDUP YANG TANPA KUASA