Search

1.7.11

Wajib Militer


Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
2 Timotius 2:4 

Di beberapa Negara seperti Korea Selatan, Singapura, Israel, dan Negara lainnya, setiap pemuda yang berusia sekitar 18-27 tahun diharuskan mengikuti wajib militer (National Service,-red), sekurang-kurangnya dua tahun, untuk mengabdi pada Negara.  Mereka, tak terkecuali orang kaya, selebritis, atau pejabat sekalipun, diberikan pelatihan militer dan dipersiapkan untuk siap angkat senjata dan berperang jika suatu saat diperlukan untuk membela negaranya. 
Dalam kamp pelatihan, tentu saja para pemuda dikondisikan dalam keadaan yang tertekan dan kekurangan.  Ia tidak dapat melakukan kehendaknya sendiri dengan bebas, namun ia harus melaksanakan seluruh komando dari komandannya dengan taat.  Dalam pelatihan tersebut, gelar dan jabatan social tidaklah berlaku.  Mereka semua sederajat, seorang tentara yang taat dan tunduk pada perintah atasannya.
Seringkali kehidupan Kekristenan kita terlalu nyaman.  Kita melayani Tuhan, namun tak jarang dari kita yang masih hidup dengan kemauan dan kehendaknya sendiri.  Hidup dalam kerajaan Allah berarti hidup dalam pemerintahan Allah.  Bukan lagi kepentingan kita yang diutamakan, tapi kepentingan Tuhan.  Bukan lagi impian hidup kita yang menjadi prioritas utama, tapi keinginan Tuhan yang terjadi dalam hidup kita.  Jika kerinduan Tuhan adalah jiwa-jiwa bagi kerjaan Allah, itulah “benteng musuh” yang harus kita rebut dalam “peperangan rohani” kita.
Apa yang menjadi prioritas kita hari-hari ini?  Masihkah kita berdoa hanya untuk diri kita sendiri?  Hiduplah dalam panggilanNya lewat apa yang kita kerjakan dan lakukan.  Di manapun Tuhan tempatkan kita, di situlah “ladang peperangan” kita. Mari “berperang” bagi kerajaan Allah.

HIDUP DALAM KERAJAAN ALLAH BERARTI HIDUP DALAM PEMERINTAHAN ALLAH.