Search

13.10.09

Melakukan Bagian Kita

“".. Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." Berfirmanlah TUHAN kepadanya:"Tetapi Akulah yang menyertai engkau..."” (Hakim-hakim 6:15-16)

Saya selalu ingat dengan kesaksian seorang teman tentang bagaimana Tuhan memakai dirinya untuk memenangkan seluruh isi keluarganya bagi Tuhan. Sebelum ia bertobat, ia hanyalah seorang anak paling bungsu yang tidak memiliki pengaruh apapun bagi keluarganya. Namun, sejak ia mengenal Tuhan dan hidupnya diubahkan, bahkan Tuhan memakainya untuk boleh membawa seluruh isi keluarganya kepada Tuhan, meskipun tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ia selalu membawa seluruh keluarganya ke dalam doa malamnya setiap hari, mendoakan mereka satu persatu, menjadi berkat di tengah-tengah keluarganya, dan berusaha memperkenalkan mereka kepada Yesus Kristus.

Sejak ia mengenal Tuhan, kasih Bapa ada dalam hidupnya, sehingga ia dapat mengasihi keluarganya, karakternya yang buruk dan tempramental perlahan berubah menjadi serupa Kristus. Kehadirannya saat ini di tengah-tengah keluarganya benar-benar membawa suatu atmosfer kasih dan damai sejahtera Tuhan. Dari situlah, satu persatu dari anggota keluarganya juga ikut bertobat dan mengenal Kristus.

Tanpa altar call maupun doa dari seorang hamba Tuhan yang hebat, akhirnya kini seluruh anggota keluarganya mengenal dan melayani Kristus. Hanya doa sederhana dan penuh kerinduan dari seorang anak bungsu yang mungkin tak punya pengaruh besar dalam keluarganya. Sahabat NK, mungkin kita merasa bahwa kita bukanlah orang yang cukup berpengaruh dalam keluarga, bagaimana bisa kita memenangkan seluruh keluarga? Namun lewat kesaksian di atas, kita melihat bahwa hanya dengan campur tangan kuasa Tuhanlah yang mengubah kehidupan seseorang, bukan karena kehebatan kita. Bagian kita hanyalah mendoakan mereka, memperkenalkan mereka pada Kristus, dan memancarkan kasih Tuhan dalam kehidupan kita. Sisanya, biarkan Tuhan yang bekerja secara luar biasa dalam kehidupan keluarga kita.

Falling In Love with God

Setiap dari kita pasti uda ga asing lagi sama yang namanya “DOA”. Atau mungkin bahkan udah bosen dengernya. Tapi ironisnya, ga setiap dari kita yang menganggap doa itu sebuah gaya hidup. Bahkan mungkin masih ada dari kita yang berdoa hanya ketika kita “kepepet” ato lagi ada masalah dan kita ga tau lagi jalan keluarnya. Semua orang Kristen mungkin tau bahwa doa itu nafas hidup orang percaya. Tapi berapa dari kita yang tau apa maksudnya? Itu artinya bahwa doa adalah sebuah kebutuhan. Sama kaya klo kita ga makan, kita pasti mati. Jadi, doa seharusnya menjadi gaya hidup setiap orang Kristen.

Masalahnya, kadang kita merasa jenuh untuk berdoa. Merasa tidak mendapatkan apa-apa ketika berdoa. Berdoa itu bikin ngantuk dan membosankan. Iya ga sih? Jadi sebenernya, apa sih yang salah dari doa kita?

Waktu saya tanya Tuhan, Tuhan ingetin saya tentang pengalaman pribadi yang pernah saya alami. Waktu saya mulai jatuh cinta sama pasangan saya, hidup saya sepertinya terasa lebih “hidup”. Saya bergairah mengerjakan setiap kegiatan saya, karena saya selalu mikirin dia setiap saat. Itu menolong saya untuk tetep ngrasa deket sama dia, walaupun saat itu saya sedang tidak bersama ato di deket dia, karena saya selalu ‘melibatkan’ dia dalam setiap kegiatan yang saya lakukan. Saya selalu nunggu2 waktu di mana saya bakal ketemu dia buat ngobrol dan share tentang kehidupan kami masing-masing. Dalam perjalanannya, kami semakin mengenal satu sama lain, dan setiap hal yang terjadi dalam hubungan kami menjadi suatu pengalaman yang baru. Semua itu membuat saya bergairah karena saya mencintainya dan selalu menjaga rasa cinta yang mula-mula itu ada dalam hati saya.

Begitulah seharusnya kehidupan doa kita. Doa kita seharusnya menjadi sesuatu yang menggairahkan kita, ketika kita tetap bisa menjaga kasih yang mula-mula itu dalam hati kita. Sama seperti seseorang yang sedang jatuh cinta akan selalu menunggu-nunggu waktu untuk bertemu dengan kekasihnya, demikian juga dengan orang yang jatuh cinta setiap hari dengan Tuhan. Ia akan dengan bergairah menjalani kehidupannya karena semakin hari ia semakin mengenal kehendak Tuhan dalam hidupnya. karena percuma aja kalo kita sibuk melayani di gereja, tapi ketika kita telah kehilangan kasih kita yang mula-mula sama Tuhan. Itu semua akan menjadi sia-sia. (Wahyu 2:2-4)

Mungkin di antara kita ada yang sedang mengalami kehidupan doa yang kurang bergairah. Mari sama-sama kita minta lagi kasihNya yang mula-mula supaya kita “jatuh cinta” lagi sama Tuhan, dan kita bisa hidup sesuai apa yang menjadi kehendakNya dalam hidup kita sehingga hidup kita menjadi maksimal.

Guyz, jangan pernah berhenti berdoa. Karena doa adalah bentuk komunikasi kita dengan Tuhan. Dan Tuhan mau kasih tau kehendakNya dalam hidup kita. Dia rindu untuk bersekutu sama kita. Yuk, kita ngobrol sama Tuhan.. =)