Search

31.5.06

Tentang Aku


Aku. Aku. Aku. Hhh.. Aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri. Baru kusadari betapa sempitnya duniaku! Hanya aku, aku, dan aku seorang diri. Lagi-lagi tentang aku dan tentang aku.

Ketika kubuka mataku, sejauh mataku memandang, ternyata dunia ini lebih indah dari sekedar hitam dan putih. Di ujung pandangku ada garis cakrawala yang membiru luas. Kulihat lagi sinar matahari yang kuning cerah, angin yang bertiup, suara kicauan burung, gemercik air yang jatuh di antara bebatuan. Indah, ketika aku melihat ke luar.

Tidak hanya diriku sendiri. Aku melihat senyum seorang anak kecil yang melambaikan tangannya untukku. Dan saat itu pertama kali aku bisa tersenyum kembali. Lembutnya angin membelaiku. Kuhirup nafas sedalam-dalamnya, lalu kuhembuskan pelan-pelan.
Aaah… Lega sekali rasanya. .
Seakan semua beban pikiran dan bimbangku yang selama ini menekan kepalaku ikut terbuang dalam hembusan nafasku. Aku berjalan lagi, lalu duduk di tepi kolam taman itu. Kuraup sedikit airnya. Sejuk hatiku waktu menyentuhnya. Seakan air itu membasuh semua lelahku. Kini benar-benar kusadari aku telah membutakan mataku sendiri dan mengurung diriku sendiri dalam sangkar emas keegoisanku. Aku telah buta terhadap dunia sekitarku. Dan betapa terkejutnya aku ketika kusadari selama ini telah kubuang waktuku sia-sia. Selama ini, hanya kupikirkan tentang diriku sendiri. Sementara di sekitarku, banyak orang yang menantiku, banyak orang yang mengharapkan senyumku, perhatianku, cintaku… Aku telah hidup untukku sendiri. Seakan aku hidup seorang diri di dunia ini. Tanpa orang lain di sampingku. Kusadar aku keliru. Kini aku mencoba melangkah lagi, namun kali ini aku tak mau menunduk lagi. Aku akan berjalan tegap dan melihat sekelilingku, sejauh mataku bisa memandangnya.

13.05.06
15.58

Kamu Adalah Apa yang Kamu Pikirkan

KAMU, adalah apa yang kamu pikirkan. Itu adalah salah satu fakta yang paling penting tentang dirimu sendiri. Jadi, jika kamu berpikir kalo kamu adalah orang yang ngga bisa apa-apa, maka kamu akan selamanya menjadi seseorang yang tidak dapat berbuat apapun. Mungkin kamu merasa kalau faktor lingkungan sangat mempengaruhi pikiranmu tentang dirimu sendiri. Ada yang tidak mempercayakan suatu tanggung jawab kepadamu karena kegagalan yang selalu kamu buat dalam setiap pekerjaan yang kamu lakukan. Tidak! Hidupmu tidak ditentukan oleh kondisi-kondisi dan keadaan di luar dirimu tapi oleh pemikiran yang biasa memenuhi pikiranmu. Karena di dalam pikiran yang dihasilkan oleh pikiran terdapat seluruh kehidupanmu. Pikiran punya kekuatan. Sebenarnya kamu bisa memikirkan dirimu berada di dalam atau di luar situasi.

Taruh masalahmu di tangan Tuhan. Di dalam pikiranmu atasi masalah itu, sehingga kamu menguasainya, bukan dikalahkan oleh masalah. Ujilah masalah itu menurut kehendak Allah. Ubah kebiasaanmu yang pesimis menjadi seorang yang optimis. Lalu lakukan semua pekerjaan dengan percaya dan penuh harapan. Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan bisa mendukungmu dalam setiap pekerjaan yang kamu buat. Hindari perdebatan dan ungkapkan pendapat-pendapat yang optimis, bukan pesimis. Eratkan hubunganmu dengan Tuhan supaya kamu bisa semakin mengenal rencanaNya dalam hidupmu. Bersyukurlah dalam segala hal, bahkan saat semua orang mencapmu selalu gagal dalam hal apapun. Karena Tuhan sedang membentukmu menjadi semakin sempurna dalam Dia. Akhirnya lepaskan pemikiran lama dan isi dengan pemikiran baru yang positif. Isi pikiranmu dengan hal-hal positif, dan tegaskan pada dirimu sendiri dan juga alam bawah sadarmu bahwa Tuhan sudah memberimu keberhasilan yang dapat kamu raih. Prosesnya hanya bayangkan, doakan, dan akhirnya wujudkan!

Dulu, aku juga adalah seorang yang pesimis mengenai diriku sendiri. Sejak kecil aku selalu melakukan kecerobohan dalam hal yang paling sepele sekali pun. Guru, teman-teman, bahkan orang tuaku sendiri selalu mencapku seorang yang ceroboh. Dan akhirnya alam bawah sadarku menangkap sebuah pernyataan, bahwa aku adalah orang yang ceroboh dan ngga bisa melakukan apa pun dengan benar. Suatu kali, Tuhan menegurku dua kali berturut-turut dan Dia ingin mengajarku menjadi seorang anak yang teliti. Aku melakukan kecerobohan dua kali berturut-turut. Karena dua hal itu orang tuaku marah besar, aku semakin dipercaya bahwa aku adalah anak yang super ceroboh! Aku menangis, bukan karena dimarahin ortu atau karena aku cengeng dan meratapi kecerobohanku, tapi aku menangis karena Tuhan seolah-olah menimpakan hal yang terjadi berturut-turut dalam dua hari itu. Tapi aku sadar ketika aku membaca Ibrani 12:5-13. Tuhan ingin menegurku, seperti seorang bapa yang mengajar anaknya. Dan diajar memang sakit, tapi setelah itu, hasilnya akan mendatangkan sukacita. Aku alami itu. Aku tau kalau aku terlalu pesimis mengenai diriku sendiri. Jadi aku mulai ubah paradigmaku, bahwa aku berharga di mata Tuhan dan Dia akan menjadikan aku sesuai dengan Dia ingini. Sekarang, aku sedang belajar untuk menjadi seorang yang teliti.

Jadi ini kata kuncinya, percaya dan berhasil! Percaya dan imani, bahwa kamu tidak lagi selalu mengalami kegagalan dalam semua pekerjaanmu. Kegagalan memang ada, supaya di masa yang akan datang kita bisa berhasil lebih dari yang kita pikirkan. Karena kita banyak belajar dari sebuah kegagalan. Tuhan pasti membantumu untuk berubah kalau kamu memang benar-benar ingin merubah paradigmamu tentang dirimu sendiri. Mulai sekarang jangan anggap kalau dirimu itu jelek atau ngga bisa apa-apa, karena kamu tetap berharga di mata Tuhan! (Yesaya 43:4) OK?! God bless you, guyz…..

Kedewasaan

Semakin bertambahnya usia seseorang, tidak menjamin bahwa dia semakin dewasa. Karena kedewasaan seseorang tidak ditentukan oleh usia, tapi bagaimana cara dia memandang hidupnya, bagaimana dia mengasah karakternya setiap hari sehingga menjadi seseorang yang memiliki karakter yang mantap, bagaimana dia menyelesaikan masalahnya dengan kepala dingin, bagaimana caranya mengambil setiap keputusan yang tepat dan setiap kesempatan yang ada dalam hidupnya.

Seseorang akan bertambah dewasa ketika dia berhadapan dengan masalah hidup yang dia hadapi, orang-orang di sekitarnya yang akan mengasah karakternya, dan kegagalan yang pernah dia alami. Tiga hal tersebut adalah faktor pemicu yang utama, yang membuat seseorang bertambah dewasa.

Namun tiga faktor tersebut di atas juga belum menjamin seratus persen akan menambah kedewasaan seseorang. Semuanya kembali ke dalam pribadi masing-masing. Bagaimana cara kita menyikapinya. Menyikapi setiap masalah yang ada. Masalah yang ada dalam hidup kita tidak akan membuat kita bertambah dewasa, jika kita tidak pernah mengambil hikmat yang ada di balik setiap masalah yang ada. Begitu juga dengan orang-orang yang menyebalkan yang ada di sekitar kita. Jika kita terus menghindar dan mengambil sikap membenci mereka, kita tidak akan pernah bisa menjadi dewasa. Dan kegagalan yang pernah kita alami. Kita tidak akan bertambah dewasa jika kita terpuruk dalam kegagalan dan tidak bangkit dalam kegagalan tersebut serta berusaha mencoba lagi.

Pernahkah kita mensyukuri masalah-masalah yang menekan hidup kita? Atau pernahkah kita tetap tersenyum ketika kita harus berhadapan dengan orang-orang yang menyebalkan di sekitar kita? Atau pernahkah selama ini kita berhenti berpikir mengapa saya terus menerus gagal dan mulai berpikir bahwa tanpa sebuah kegagalan saya tak pernah bisa merasakan arti sebuah keberhasilan?

Masalah, orang-orang yang menyebalkan, dan kegagalan yang pernah kita alami, itu semua adalah sarana kita untuk mengerti arti kata kedewasaan.

Pensil Warna Kehidupan

Mazmur: 118: 24
Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!

Ayat ini mungkin udah sering kita denger, bahkan lagunya pun udah kita hafal di luar kepala. Tapi apakah kamu tau apa maknanya? Ayat ini unik. Kalo kita baca ayat ini hari Senin, ya berarti hari Senin itulah harinya Tuhan, dan kita harus bersuka cita. Kalo baca hari Minggu, ya berarti hari ini (hari Minggu) adalah harinya Tuhan. Mo bacanya hari apapun, tetep aja HARI INI harinya Tuhan. Jadi ga ada istilah BT lagi deh!! Tiap hari kita harus bersuka cita!!

Kenapa kita HARUS bersuka cita? Aku kasih ilustrasi begini ya:
Suatu hari para malaikat melihat dunia sedang dilanda sebuah syndrome aneh. Setiap sabtu malam, ada sebuah kerumunan orang banyak, di mana orang banyak tersebut berkumpul, di situlah ada suka cita dan sorak sorai. Para malaikat, dengan penuh rasa ingin tahu apa yang telah terjadi di bumi, segera menuju bumi dan penelitian dimulai. Malaikat mulai tersebar ke seluruh belahan bumi untuk menyelidiki. Setelah itu para malaikat berkumpul. Malaikat I menceritakan pengalamannya. Setiap sabtu malam, ada dua puluh dua orang yang berlari-lari di lapangan dan mengejar sebuah bola yang mereka tendang-tendang. Dan kedua puluh dua orang itu ditonton oleh beribu-ribu orang di sekelilingnya. Ketika bola itu masuk ke dalam sebuah gawang, penonton langsung bersorak-sorai dan bersuka cita tanpa dikomando. Bahkan penonton yang menonton bukan hanya di sekeliling itu. Penduduk bumi di belahan bumi lain juga dapat menyaksikannya di depan TV. Ternyata laporan malaikat I sama hasilnya dengan laporan malaikat-malaikat lainnya. Setelah itu malaikat membawa bola ajaib yang dapat membuat penduduk bumi bersorak-sorai itu ke surga dan menelitinya. Namun, tak ada yang bisa menyimpulkan mengapa bola ajaib itu dapat membuat hampir seluruh penduduk bumi bersorak-sorai.

Memang tak ada keistimewaan pada bola tersebut. Yang membuat mereka bersorak-sorai bukan terletak pada bolanya. Percuma kalau masuk dua bola, tapi kebobolan empat bola, bukan? Yang membuat mereka bersorak-sorai adalah kemenangan. Ada suatu kemenangan yang mereka rasakan sehingga mereka dapat bersorak-sorai. Begitu juga dengan hidup kita. Janganlah menganggap bahwa hidup adalah sebuah rutinitas. Karena setiap hari baru yang dijadikan Tuhan itu adalah sebuah karunia. Jadi sambutlah hari barumu dengan bersorak-sorai. Ok ?

SETIAP DARI KITA MASING-MASING MEMPUNYAI PENSIL WARNA KEHIDUPAN. SETIAP PAGI, KITA BISA MEMILIH WARNA APAKAH YANG AKAN KAMU PAKAI UNTUK MEWARNAI HARIMU, WARNA CERAH, ATAU WARNA KELABU.

I Will Survive

By ika 28.10.2004

Tau ga sih ikan yang paling survive dalam menghadapi hidupnya? Pasti pernah denger kan sama yang namanya ikan salmon? Yang katanya enak banget itu lho…. Hehehe… Aku salut banget lho sama ikan yang satu ini. Pasalnya, ikan ini lahir di hulu sungai. Begitu lahir, ikan ini turun ke laut bebas dan menikmati masa anak-anak sampai dewasanya di laut bebas. Pada waktu ia ingin bertelur ia akan berenang beratus-ratus mil kembali ke tempat lahirnya di hulu sungai. Tentu saja si salmon ini harus menghadapi berbagai macam tantangan untuk sampai ke hulu sungai. Dia harus meninggalkan ‘kenyamanan’nya di laut bebas dan kembali ke hulu sungai. Dia juga harus berenang melawan arus air dan melompat tinggi supaya dia dapat naik ke hulu sungai. Belom lagi batu-batuan yang keras yang menghalangi dia untuk melompat. Belom sampe di situ lho…Ada manusia, beruang, atau buaya yang siap memangsanya setiap saat.

Tapi…di sini lho salutnya…. Ikan salmon akan berjuang mati-matian untuk melawan keinginannya untuk menyerah karena ia memiliki visi bereproduksi. Setelah selesai bertelur, ia pun mati dan membiarkan tubuhnya menjadi makanan bagi anak-anaknya. Karena ia tau, ketika anak-anaknya lahir, mereka perlu makan.

Nah….jujur deh sekarang….kalo kamu yang jadi salmonnya….kuat ga sih kamu naik dari laut bebas ke hulu sungai dengan tantangan sebanyak itu? wuah….pikir-pikir dulu kali jawabannya. Mendingan jadi manusia aja kali…hehehe…

Manusia juga punya tantangannya sendiri koq… masalah studi, hubungan ma ortu, temen2, or bahkan ma Tuhan… kadang masalah emang bikin qta stress. Kata 1 kor 10:13, sebenernya masalah yang kamu hadapi itu ga lebih berat dari yang bisa kita pikul. Pernah mikir ga sih kalo semua masalah yang terjadi dalam hidupmu itu Tuhan ijinin terjadi koq… Kalo emang Tuhan yang ijinin masalah yang sedang kamu alamin itu terjadi, ya percaya aja kalo Tuhan udah persiapin jalan keluarnya. Tinggal tunggu waktunya Tuhan aja koq. Masalahnya sekarang Cuma kamunya nurut ma path nya Tuhan ngga…

Apa sih tujuannya? Ya, Tuhan mo ajar kamu… buka deh Mazmur 32:8 Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu. Tuhan sedang nyatakan visiNya lewat masalahmu. Jadi lewat masalah-lah kamu dibentuk n diproses Tuhan.

Yakobus 1:12
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Alkitab bilang, orang yang paling happy hidupnya adalah orang yang bertahan dalam masalah. So, masalah emang harus ada koq.

Sebelum kamu menyerah, pikir-pikir lagi deh. Ternyata orang yang menyerah itu udah kehilangan kebahagiaan kekal, ia hanya menerima kelegaan sementara. Jadi, jangan pernah menyerah!! Meskipun mungkin masalah yang kamu hadepin kayanya udah ga ada harepan lagi, tetaplah survive seperti ikan salmon. Karena kamu tau kalo Tuhan lagi nyatain visiNya lewat batu-batu masalahmu. Ok? = )

Boeat didiskusiin neh…
Tantangan or masalah terbesar apa yang pernah or sedang kamu alami?
Pernah ngga kamu menyerah karena ngga kuat lagi menanggung sesuatu?
Dalam hal apa aja biasanya orang-orang muda kaya kita menyerah?

Komitmen minggu ini: Survive like salmon!! Got the spirit from Jesus!

Hidup

Hidup memang pilihan, pilihan kita bagaimana menjalaninya. Namun dalam perjalanannya, terkadang kita bingung pilihan mana yang sebaiknya kita ambil. Kita tidak tahu akhirnya, itu yang membuat kita bingung. Semua kita pasti ingin pilihan yang kita ambil itu adalah pilihan yang tepat. Karena kita ingin pilihan yang kita ambil itu adalah alternatif pilihan yang paling baik dari semuanya.

Hhh…Hidup. Satu kata saja. Namun berarti banyak hal. Hidup ini Cuma satu kali. Jangan sampai kita menyesal tentang masa lalu. Bagaimanapun juga itu adalah hasil dari pilihan yang pernah kita ambil. Orang yang benar-benar menyadari bahwa hidup ini hanya satu kali, pasti akan memakai hidupnya dengan baik. Dia tidak akan menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada dan dia akan berhati-hati dalam setiap pilihan hidup yang akan dia ambil. Baginya, dia dapat tetap hidup dan meneruskan perjalanan hidupnya hari ini adalah sebuah anugrah dan kesempatan. Dia takkan membuang-buang waktunya untuk hal yang tidak berguna. (Tidak termasuk refreshing lho – karena refreshing itu juga berguna). Ada dua tipe orang yang berpola pikir seperti ini. Pertama adalah orang yang sangat berambisi dalam hidupnya. Seorang planner yang perfeksionis, dan seorang yang tahu benar prioritas hidupnya. Bahwa hidup ini tak boleh disia-siakan. Hidup ini harus menghasilkan sesuatu. Dan orang yang seperti ini cenderung seorang pekerja keras, sehingga dia lupa apa artinya menikmati hidup. Dia akan mengejar goal nya dengan caranya masing-masing, dan dia berambisi untuk itu. Sehingga dia tidak akan pernah bisa menikmati hidupnya dan apa yang dia lakukan. Tipe orang yang kedua adalah orang yang memang tahu bahwa hidupnya harus diisi dengan kegiatan yang berguna. Namun dia tetap tahu artinya menikmati hidup. Dia menjalani hidupnya dengan prioritas, namun dia tetap santai menjalaninya. Sehingga dia benar-benar menikmati apa yang dia lakukan. Dia tahu dalam perjalanan hidupnya, dia tidak perlu terus terpaku pada tujuan hidupnya. Namun sesekali dia akan berjalan santai dan melihat sekekelilingnya – tanpa melupakan prioritas hidupnya. Dia tahu hidup ini indah, jika dia menikmatinya.

Bagaimana pun juga, setiap orang memiliki pandangannya sendiri-sendiri tentang hidup. Sebagian orang memandang hidup sebagai sebuah perjuangan, ada pula yang menganggap hidup seperti sebuah roda yang terus berputar, atau hidup adalah sebuah script film yang sudah disutradarai oleh Tuhan, dan banyak lagi yang lain. Bagi saya, lain lagi. Bagi saya, hidup adalah anugrah yang telah Tuhan berikan. Anugrah itu adalah kehendak bebas dan pilihan untuk menjalaninya. Namun anugrah itu tetap harus saya pertanggungjawabkan kepadaNya. Saya lahir di dunia untuk menjalani hidup saya dengan sebaik-baiknya. Ketika saya kembali ke hadapanNya suatu hari nanti, saya akan mempertanggungjawabkan apa yang telah saya lakukan dengan hidup saya. Karena kehidupan saya milik Tuhan.

Firman Itu Hidup, Tapi Sudahkah Kita Menghidupinya?

Saya punya seorang teman yang kebetulan tidak satu sekolah dengan saya. Sebut saya teman saya itu si A. Dia sering cerita tentang teman-teman sekolahnya kepada saya. Saya ingat suatu kali dia menceritakan salah seorang temannya kepada saya (Si B). Dia bilang, dia sangat bangga bisa berteman dengan si B ini. Orangnya baik, ramah, supel, pengertian, pokoknya ketika dia mengalami masalah, si B ini akan memberikan nasehat-nasehat yang dibutuhkan si A sehinnga si A bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik. Bukan hanya sekali dua kali teman saya cerita tentang kebaikan-kebaikan si B ini. Sehingga saya semakin tertarik untuk mengetahui dan ingin mengenal seperti apa si B ini sesungguhnya. Saya memang sudah tahu dari teman saya, bahwa si B ini baik, ramah, supel, pengertian, dan kebaikannya yang lain, tapi semua cerita-cerita si A lah yang membuat saya tertarik untuk mengenal sendiri pribadi si B.

Kita semua, saya yakin, pasti tahu kalau Tuhan itu berkuasa, Tuhan itu besar, Tuhan itu hebat, dan bla bla bla… Tapi, sudahkah kita sendiri merasakannya sendiri, bahwa Tuhan itu benar-benar hebat, benar-benar ajaib, benar-benar nyata? Begitu juga dengan firman Tuhan. Kita terlalu banyak ‘menelan’ teori-teori tentang firman Tuhan. Firman Tuhan itu hidup, karena firman Tuhan itu Yesus sendiri. Tapi, sudahkah kita menghidupinya?

Bukankah seharusnya cerita-cerita Alkitab maupun pengalaman hidup dari orang lain membangkitkan semangat kita untuk bisa mengenal Tuhan kita secara pribadi? Bukan dari kata orang lain, tapi kitalah yang merasakannya sendiri, bahwa Tuhan benar-benar hebat, bahwa firmanNya benar-benar hidup dalam kita.

Lalu bagaimana caranya supaya kita benar-benar merasakan bahwa firmanNya hidup dalam kita? Yang pasti harus ada sebuah persekutuan yang intim denganNya, dengan firmanNya setiap hari. Dan jadikan itu sebuah life style dalam hidup kita. Tentu saja ini butuh waktu dan proses. Mungkin saja Tuhan izinkan sebuah masalah menimpa kita. Lewat masalah itu karakter kita dibentuk dan kita dikuatkan oleh firman yang kita renungkan setiap hari sehingga firman itu benar-benar hidup dalam kita. Karena kita mengalaminya sendiri.

Jadi, ketika masalah menimpa hidup kita, kita perlu confess setiap firman Tuhan yang kita imani itu terjadi dalam hidup kita. Dan percayalah, bahwa kita dapat mengatasinya bersama Tuhan. Biarlah bukan dari kata orang saja kita mengetahui bahwa firman Tuhan itu hidup. Tapi kita merasakan sendiri bagaimana firman itu menghidupi kita. (Ayub 42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.)